15

3.1K 491 130
                                    

Kevin memandang malas ke arah jalanan yang ada didepannya. Atau lebih tepatnya ke arah genangan air yang kini telah sepenuhnya membasahi jalan.

Hujan tiba-tiba turun disaat Kevin sedang dalam perjalanan menuju minimarket untuk mencari es krim yang rencananya akan ia berikan kepada Hyunjoon yang sekarang tengah duduk di atas pangkuannya sembari memeluk erat perutnya.

Bocah itu tidak mengeluarkan kata-kata sedikitpun sejak tadi. Biasanya ia akan senang sekali mengoceh kepada Kevin atau sekedar memukulinya dengan alasan beragam, seperti contoh; Kevin yang terlalu lamban berjalan atau ketika Kevin berhenti untuk menanyakan jalan kepada seorang perempuan yang lewat.

Entahlah, sepertinya bocah ini sangat membencinya.

"Younghoon ngapain aja sih sama Juyeon sampai nggak bisa dihubungin sama sekali?!" Teriaknya murka. Entah sudah yang keberapa kalinya ia berusaha memanggil nomor pria itu, akan tetapi Younghoon tidak mengangkatnya sama sekali.

"Jangan ganggu Papah sama Bunda!" Pekik si bocah tiba-tiba.

Kevin menundukkan kepalanya. Menatap datar ke arah Hyunjoon yang saat ini sedang memasang wajah galaknya. "Iya, nggak bakal. Aku juga nggak tertarik buat gangguin acara ritual Papah sama Bunda kamu."

"Ritual?" Tanya bocah itu dengan wajah polosnya. Sedangkan Kevin hanya mengangguk sebagai jawaban. "Ritual kayak gimana?!" Lagi-lagi ia menyerukan ke-kepo-annya kepada sang Paman.

Kevin mengangkat bahunya acuh, "Ya kayak gitu. Papah sama Bunda kamu berduaan di dalem kamar, tapi kamarnya di kunci supaya nggak di gangguin orang lain."

Namun, karena memang otak si kecil masih polos. Jadi, Hyunjoon hanya terdiam sembari mengedipkan matanya berulang kali sembari menatap Kevin dengan wajah bingungnya. "Kenapa nggak boleh di ganggu?"

"Soalnya itu penting buat pertumbuhan dedek bayi. Kamu kalau mau gangguin entar calon anaknya nggak jadi-jadi. Kasian Papah kamu capek-capek usaha terus Bunda kamu juga kesakitan mulu, tapi malah batal bikin dedek bayi gara-gara di gangguin sama kamu."

"Bunda kok kesakitan? Papah apain Bunda emangnya?" Tanya Hyunjoon untuk yang kesekian kalinya. Entah karena apa, tapi pembahasan ritual ini dirasa sangat menarik untuk dipahami oleh Hyunjoon.

Berbeda dengan Kevin yang sekarang tengah mendengus keras, "Dhuh Gusti, ngopo aku ngomong koyo ngene karo bocah iki?" Rintihnya tiba-tiba menyesali semua ucapannya tadi.

Dia terbiasa berbicara apa adanya kepada siapapun, akan tetapi Kevin sendiri tidak tau akan alasan mengapa dia bisa selancar itu membahas hal vulgar kepada bocah sepolos Hyunjoon.

Apa yang akan terjadi jikalau seandainya Younghoon dan Juyeon tau kalau ia mengajarkan hal yang tidak-tidak kepada anak mereka?

"Pokoknya kamu jangan gangguin Papah sama Bunda kamu pas mereka lagi ritual, oke? Nanti Hyunjoon batal punya adek," Sahutnya yang kini sedang berupaya untuk menutup obrolan mereka.

Hyunjoon mengangguk lucu, "Emang ciri-ciri pas lagi ritual itu gimana?"

"Itu-hujannya udah berhenti, ayo pulang!" Tanpa menunggu ucapannya disela oleh yang lebih muda, Kevin langsung mengangkat tubuh Hyunjoon dan membawanya pergi dari halte tempat mereka berteduh tadi.

Kevin besyukur selama perjalanan Hyunjoon tidak lagi membahas masalah itu tadi. Justru perhatian bocah itu teralihkan kepada seorang penjual es krim yang lewat di depan mereka.

Semoga Hyunjoon tidak mengadu kepada Younghoon dan Juyeon soal ajaran tidak senonohnya tadi.

Jujur saja, Kevin dibuat was-was saat ini.

.
[Tbc]
.

Bahasa Jawa-nya kalau salah di koreksi, ya. Aku baru belajar soalnya :(

Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang