01

6.9K 797 88
                                    

Juyeon masih melambaikan tangannya ketika mobil Younghoon telah menghilang dari jarak pandangannya. Ia tersenyum kecil, diam-diam tersipu malu mengingat dahinya tadi diberikan ciuman lembut oleh suaminya sebelum berangkat.

"Pagi, tetangga!" Juyeon lantas menolehkan kepalanya. Mencari-cari keberadaan sosok yang dirasa berbicara kepadanya.

Obsidiannya terkunci pada seorang lelaki yang berdiri di depan pagar samping rumahnya. Warna rambut pink-nya yang mencolok sempat membuat Juyeon terkagum dalam hati.

"Lo yang kemarin pindah ke sini, ya?" Tanyanya memastikan. Juyeon lantas menganggukkan kepalanya. "Mau ngobrol sebentar nggak?" Lagi-lagi tetangganya itu bertanya.

.
[Moira]
.

Sedari tadi Juyeon tak henti-hentinya memandangi perut tetangganya yang sudah membesar. "Chanhee hamil, ya?" Sudah lama ia ingin menanyakannya, namun Juyeon terlalu malu untuk mengatakannya. Ia takut Chanhee mungkin akan tersinggung akan ucapannya.

Namun, ekspektasinya ternyata kurang tepat. Chanhee nampak jauh lebih bahagia dari sebelum mereka mengobrol tadi. Tangan lentiknya mengusap perutnya yang terlindung baju tebal sebelum akhirnya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Juyeon.

"Iya, udah genap delapan bulan." Jawabnya dengan wajah berbinarnya.

Juyeon mengangguk beberapa kali. Memang pada dasarnya Juyeon ini banyak bicara, di kepalanya pasti ada banyak sekali topik obrolan untuk dikeluarkan. Sepertinya ia akan betah berteman dengan Chanhee yang setaunya juga sama cerewetnya dengannya.

"Chanhee mau anaknya laki-laki atau perempuan?" Juyeon bertanya lagi. Sedikit antusias akan topik anak pada pembicaraan keduanya.

Chanhee terbilang sangat santai berada di rumah Juyeon. Pria bersurai pink itu sesekali menjawabnya sembari memakan hidangan yang disediakan Juyeon di atas meja.

"Maunya sih cewek, tapi kalau cowok juga nggak apa. Kak Sangyeon juga nggak keberatan kok, mau jenis kelaminnya apa aja mah katanya dia hayuk aja." Juyeon langsung tertawa mendengarnya, di iringi Chanhee yang juga sama gelaknya tertawa akan ucapannya sendiri.

"Eh, lo udah ada rencana program anak nggak sama suami lo?" Juyeon menggelengkan kepalanya. "Kami baru aja nikah, mas-eh, kak Younghoon juga kayaknya belum kepikiran sampai sana."

"Gue saranin, ada baiknya kalian tuh program anak dari sekarang. Kita kan cowok, nih. Resikonya lebih besar dari para ibu hamil. Belum lagi seandainya lo kalau udah tua nih ya, jadi agak lebih beresiko buat hamil."

Juyeon tersenyum lirih mendengarnya. Ia sendiri baru terpikir akan hal itu. Meskipun ia juga ingin memberikan anak sebagai pelengkap dari keluarga kecil mereka, namun Juyeon sepertinya terlalu pesimis untuk hal itu. "Aku takut nggak bisa hamil kayak kamu, Chan."

"Aduh, kok jadi mellow gini sih? Lo jangan berkecil hati dulu, Ju. Siapa yang tau sama takdir coba? Yang penting kalian berusaha, urusan berhasil atau nggaknya mah tinggal doa aja." Chanhee mengusap pelan pundak milik pria bersurai biru tersebut. Membuat Juyeon lantas tersenyum hingga matanya hampir tenggelam membentuk bulan sabit.

"Gemesin banget sih lo, Ju! Suami lo pinter banget nyari istri ya!" Pekik Chanhee yang kini telah berpindah mencubiti pipinya dengan wajah gemasnya. "Kayak bayi lo-nya, gue jadi bingung kalau entar lo punya anak. Jadinya kayak bayi punya bayi dong!"

"Apa sih, Chan ya ampun. Random banget." Gerutunya sebal. Entah sudah orang keberapa yang bilang ia menggemaskan seperti Chanhee. Tidak terkecuali juga suaminya yang kerap kali mengatakan hal yang sama dan juga akan mencubiti pipinya seperti yang dilakukan Chanhee sekarang.

Juyeon jadi kepikiran suaminya, kan.

.
[Tbc]
.

keknya alurnya bakal cepet banget disini.
masih nekat aku bikin part hamidun cem ini, pADAHAL FF SEBELAH JUGA MASIH NGETEM.

Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang