27

2.4K 362 12
                                    

Juyeon menelan ludahnya gugup. Keraguan menghinggapi benaknya saat ini. Takut seandainya perkiraannya benar adanya. Takut Younghoon kecewa kepadanya.

Sementara itu, Younghoon hanya mendengus kecil. Sembari mengangkat tangan Juyeon ke atas agar ia bisa lebih leluasa untuk menggenggamnya, pria yang berumur setahun lebih tua dari sang istri tersebut hanya tersenyum maklum.

"Kamu suka sama orang lain, dek?" Tanyanya dengan nada yang terbilang lumayan pelan.

Juyeon tersentak kaget mendengarnya. Kemudian langsung menggelengkan kepalanya dengan gerakan cepat untuk merespon pertanyaan yang dilontarkan oleh suaminya itu.

Pria itu kembali tersenyum, akan tetapi jauh lebih tipis dari sebelumnya. Genggaman tangannya melonggar berangsur terlepas begitu saja.

"Mas kenapa ngomong kayak gitu?" Juyeon meremas ujung kain celananya. Ucapannya terdengar lirih. Pikiran negatifnya mulai mengambil alih. Juyeon tiba-tiba menangis sehingga membuat Younghoon langsung memberikan tatapan khawatirnya ke arah sang istri.

Tangan kanannya hampir berencana untuk menyeka air mata yang keluar dari mata indahnya sebelum merasa terkejut ketika Juyeon menepis tangannya.

"Kenapa kamu mikir kalau aku selingkuh, mas?" Juyeon menatap Younghoon dengan mata sembabnya.

"Nomor yang aku temuin di plastik belanja kamu kemaren itu nomor siapa?" Younghoon bertanya dengan nada lembutnya. Cukup melihat Juyeon menangis karena ucapannya tadi, Younghoon sudah dibuat merasa bersalah tentang hal itu. Ia tidak ingin Juyeon kembali tertekan akan semua tuduhannya yang belum tentu benar adanya.

"Aku bahkan nggak tau nama orang yang ngasih nomor itu siapa, mas. Kamu harus percaya sama aku kalau aku nggak ada niat pengen selingkuh dari kamu. Aku pikir dia cuman pengen temenan sama aku," Jelasnya sejujur mungkin. Ia sangat menaruh harapan agar Younghoon mempercayainya sekarang karena yang ia ucapkan tersebut bukanlah sebuah kebohongan. Juyeon jujur akan perasaannya sendiri.

Kali ini Younghoon bisa bernafas lega. Persepsi buruknya menghilang entah kemana. Younghoon sangat bersyukur Juyeon telah jujur tentang hal yang selama ini membebani pikirannya tanpa harus mendapat paksaan darinya. Selama ini ia salah, Younghoon tidak seharusnya meragukan perasaan Juyeon.

"Alesan kenapa aku mikir kalau kamu selingkuh dari aku karena aku jarang ada di rumah, aku jarang nemenin kamu sama Hyunjoon buat main bareng. Bahkan saat kamu udah hamil aja aku masih sibuk sama pekerjaan aku. Karena itu, aku ngerti seandainya kamu milih buat nyari orang lain yang bisa ada disamping kamu disaat kamu lagi butuh."

Mata kucing yang lebih muda kembali berkaca-kaca ketika melihat sorot terluka milik Younghoon. Ia ingin menyanggah semua perkataan Younghoon yang tidak benar adanya itu. Younghoon-lah yang selama ini selalu ada bersamanya. Younghoon adalah sosok suami sekaligus ayah yang Juyeon banggakan karena ia merasa sangat beruntung memilikinya.

"Jangan ngomong kayak gitu," Gumam Juyeon dengan suara seraknya. Tangisannya kian deras ketika Younghoon memeluknya erat sembari mengelus punggungnya guna meredakan isakkan yang terus-menerus keluar dari mulutnya. "Aku nggak akan pernah selingkuh dari kamu. Aku cintanya sama kamu, bukan sama orang lain."

Juyeon ingin menyerukan dengan lantang tentang perasaan cintanya kepada Younghoon. Namun, lagi-lagi hidung tersumbatnya menjadi alasan mengapa suaranya menjadi teredam seperti ini. Meskipun sebenarnya Younghoon bisa mendengar dengan sangat jelas akan kalimat terakhir yang diucapkan Juyeon tadi.

Younghoon tidak bisa menahan senyumannya saat ini. Ini kali pertama ia mendengar Juyeon mengakui tentang perasaannya kepada Younghoon. Lamaran sepihak yang dilakukan olehnya beberapa bulan yang lalu membuat Younghoon memaklumi jikalau seandainya Juyeon masih bingung menyikapi perasaannya sendiri.

Tapi kali ini Juyeon mengakuinya sendiri. Younghoon tidak mungkin tidak merasakan perasaan bahagia yang teramat-sangat mengetahui jikalau ternyata Juyeon membalas perasaannya.

Semua masalah yang membebani pikirannya telah terselesaikan secara perlahan. Yang sekarang harus ia lakukan adalah menyelidiki tentang siapa orang yang berani mengusik Juyeon selama ini.

.
[Tbc]
.

Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang