Hari libur bagi Younghoon telah tiba. Pria itu sangat antusias menyambut pagi hari dengan bangun lebih awal dari sang istri yang tengah tertidur disebelahnya-menghadap langsung kepada Younghoon yang masih sempat-sempatnya memperhatikan wajah damai Juyeon yang ia pikir seperti bayi saat sedang tidur seperti ini.
Rutinitas Younghoon cukup monoton di hari libur seperti ini, seperti mandi, namun belum sarapan karena ia ingin menunggu Juyeon dan Hyunjoon bangun terlebih dahulu dan tentu saja menyiram tanaman, hal yang paling favorit sekali untuk dilakukan olehnya untuk refreshing.
Terlalu asyik menyirami tanaman sembari bersenandung, Younghoon baru menyadari jikalau tetangganya sedari tadi memperhatikannya. Sehingga mau tak mau, Younghoon hampir saja terlonjak ketika tanpa sengaja ia menolehkan kepalanya ke depan pagar rumahnya.
"Sejak kapan kamu ada di sana? Ngagetin aja," Kata Younghoon seraya mematikan keran airnya yang masih mengeluarkan air. "Jangan diem disitu, ayo masuk! Kalau kamu mau ketemu Juyeon, nanti saya bangunin."
Chanhee tertawa singkat mendengar ucapan Younghoon, "Nggak usah, kak. Gue nggak sengaja lewat aja tadi. Tumben aja gitu, lo bangun pagi banget kayak gini. Kak Sangyeon aja belum bangun, tuh," Celoteh Chanhee yang kali ini kembali dibuat tertawa melihat wajah canggung Younghoon kepadanya.
"Itu mah kalian-nya aja yang keasyikan sendiri sampai lupa waktu," Sahut Younghoon seraya terkekeh geli. Terutama saat melihat wajah Chanhee yang langsung merona sepenuhnya setelah mendengar ucapannya tadi.
"Sembarangan lo!" Seru Chanhee yang tidak terima ketika Younghoon membahas hal yang tidak senonoh di pagi hari. Terutama itu berhubungan dengannya.
Younghoon tidak lagi menggubris ucapan Chanhee, lelaki itu kembali menyalakan kerannya dan menyirami tanamannya untuk yang kesekian kali. Sehubungan dengan hal itu Chanhee juga izin pamit kepadanya dengan alasan Sunwoo yang mungkin sudah bangun.
"Mas!"
Suara yang berasal dari dalam rumahnya itu mengejutkan Younghoon. Mendengar teriakan istrinya, Younghoon langsung mematikan keran airnya dan berlari menuju kamar mereka. Menemui sang istri yang sepertinya sedang mencari-cari keberadaannya.
Begitu Younghoon telah sampai di kamar mereka, pria itu bisa melihat Juyeon yang tengah duduk di atas dinginnya lantai di pagi hari dan tengah menenggelamkan kepalanya di antara perpotongan tangannya dengan posisi kaki yang menekuk.
"Dek?!" Panik Younghoon yang langsung memeluk erat tubuh istrinya. Juyeon pun melakukan hal serupa dan memeluknya jauh lebih erat. Pria itu langsung menangis keras di bahu sang suami yang saat ini berupaya untuk menenangkannya dengan mengelus kecil surai milik yang lebih muda.
"Kamu kenapa?" Tanya Younghoon dengan wajah khawatirnya. Walaupun ia sendiri tau jika sepertinya alasan utama Juyeon menangis adalah karena Younghoon bangun lebih dulu dibandingkan dirinya.
"Mas kemana aja? Aku takut kamu ninggalin aku," Sahutnya sembari terisak lirih.
Younghoon tersenyum tipis. Mendengar isakan Juyeon yang seakan semakin bertambah parah membuat pria itu lagi-lagi dilanda kekhawatiran. Berulang kali ia menyalahkan dirinya akan penyebab mengapa Juyeon menangis keras seperti ini.
"Aku lagi di depan rumah tadi. Maaf ya, aku nggak ngasih tau kamu," Sesalnya. Younghoon berangsur melepaskan pelukan mereka secara perlahan. Kemudian, menangkup kedua pipi istrinya dan menghapus sisa-sisa air mata yang ada di wajah Juyeon menggunakan ibu jarinya.
"Kamu mimpi buruk, ya?" Tebak Younghoon penasaran.
Dan hal tersebut dijawab oleh anggukan pelan oleh yang lebih muda.
Younghoon lagi-lagi tersenyum-ralat, tertawa kecil. Wajah Juyeon yang memerah dan mata bengkak akibat menangis serta bibir yang turun ke bawah membuat pria itu tidak kuasa untuk menahan agar tidak menciumi wajah imut milik sang istri.
"Gimana mau ninggalin kamu kalau kamu-nya aja kayak gini. Bikin gemes, cantik, baik, lucu. Apapun yang ada di diri kamu itu, mas suka! Apalagi kamu kayak bayi gini, apa yang di diri kamu itu nggak ada di orang lain. Aku selalu bersyukur tau nggak, setelah kemaren kamu nerima lamaran aku. Padahal kita nggak saling kenal. Berada di sini pakai tittle sebagai suami kamu dan Ayah dari Hyunjoon bikin aku ngerasa bangga sama diri aku sendiri. Bangga karena udah bisa dapetin kamu dan bisa bikin kamu cinta sama aku."
Melihat bagaimana cerianya Younghoon saat menceritakan hal itu, bukannya berhenti menangis, Juyeon malah semakin terisak. Lagi-lagi tubuhnya menubruk badan Younghoon yang hampir saja limbung, namun pada akhirnya, ia tetap membalas pelukan Juyeon.
Entah mengapa Younghoon merasa jika Juyeon lebih sensitif hari ini dibandingkan hari-hari sebelumnya.
.
[Tbc]
.Maafkeun ke-cringe-an ini manteman, hiks. Aku nggak biasanya up subuh cem ini.
Moga kalian suka chap ini :(
Anw, kalian sadar nggak kalau ff ini tuh misgendering banget? Soalnya aku lebih suka pake penggunaan kata 'istri' ...

KAMU SEDANG MEMBACA
Moira +Bbangju
FanfictionMas Younghoon sama Dek Juyeon udah nikah, tapi kok makin gemesin, sih? [Kim Younghoon - Lee Juyeon]