20

3K 478 100
                                    

Younghoon memijit pelipisnya yang saat ini terasa sakit. Matanya melirik ke arah ponselnya yang layarnya sudah mati. Tiba-tiba ia teringat akan nomor asing yang kemaren ada di kantung belanjaan istrinya.

Ruang kerjanya terasa sangat sepi sekarang. Bukan tanpa alasan sebenarnya, akan tetapi Younghoon memang sengaja untuk meminta agar seluruh karyawannya tidak masuk ke dalam ruangannya jikalau tidak dalam keadaan genting. Younghoon butuh waktu sendiri saat ini.

Berulang kali ia meraih dan meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Meskipun kemarin kertas itu telah ia robek dan dibuangnya ke dalam tempat sampah, nomor tersebut nyatanya ia masukkan ke dalam ponselnya. Jaga-jaga jikalau orang asing itu mendekati istrinya lagi maka Younghoon tidak segan akan mengancamnya.

Suara pintu yang diketuk pelan membuyarkan lamunannya. Younghoon mengangkat sebelah alisnya, alih-alih membukakan pintu, ia terlebih dahulu menunggu orang yang didepan pintu mengeluarkan suara sehingga Younghoon bisa tau akan siapa orang yang tengah menganggu waktunya.

"Hoon, istri lo," Younghoon langsung beranjak dari kursinya, lantas membuka pintu ruang kerjanya dan menampilkan wajah khawatirnya ketika mendengar suara Kevin yang nampak panik entah karena apa.

"Juyeon kenapa?!" Teriak Younghoon yang ikut panik melihat Kevin yang terlalu bertele-tele dalam memberitaukan maksudnya.

"Tetangga lo bilang kalau Juyeon masuk rumah sakit."

.
[Moira]
.

Kedatangan Younghoon disambut dengan isak tangis Hyunjoon yang awalnya tengah duduk dipangku Chanhee, kini berlari menghampirinya dengan suara tangis yang terdengar keras. Younghoon memeluk tubuh anaknya dengan sangat erat. Sembari menenangkannya dengan mengelus lembut punggung milik si kecil yang masih saja menangis.

"Juyeon baik-baik aja, kan?" Tanya Younghoon kepada Chanhee yang sekarang tengah berdiri menghadap ke arahnya. Lelaki itu menggeleng lemah, "Dokter lagi meriksa dia."

"Sebenernya dia kenapa?" Younghoon mulai merasakan kakinya melemas. Melihat Chanhee yang nampak bingung membuat rasa khawatirnya semakin bertambah. Terutama saat Hyunjoon masih belum meredakan tangisannya. Younghoon pikir mungkin Hyunjoon ketakutan melihat Ibunya masuk rumah sakit.

"Gue nggak tau pasti, Kak. Awalnya Juyeon sama Hyunjoon lagi maen ke rumah gue, terus pas gue tinggalin sebentar buat ngeliat Sunwoo yang lagi tidur di kamar, tiba-tiba aja Hyunjoon nangis keras sambil manggil gue. Dan pas gue susulin, ternyata Juyeon udah pingsan."

Younghoon mengangguk mengerti, "Terus Sunwoo lo tinggalin?"

Chanhee terkekeh pelan, "Gue titipin bentar di rumah tetangga sebelah," Jawabnya sembari mengusap tengkuknya gugup.

"Kalau gitu kamu pulang aja duluan, Juyeon biar saya yang jagain." Suruh Younghoon yang saat ini sedang tersenyum ketika sadar kalau Hyunjoon sudah tertidur di atas bahunya. Sepertinya bocah itu kelelahan lantaran terlalu banyak menangis.

Lelaki itu kemudian mengangguk, lantas mengucapkan kata pamit sebelum akhirnya benar-benar beranjak dari lorong rumah sakit.

Younghoon menghela nafas panjang. Terlalu lelah berdiri, Younghoon lantas duduk di kursi tunggu depan ruang rawat istrinya. Tidak bisa dibohongi memang, meskipun wajahnya nampak tenang, namun perasaan khawatir jelas mendominasi benaknya saat ini. Ia sangat takut seandainya nanti dokter keluar dan memberitaukan keadaan Juyeon. Younghoon sungguh tidak bisa menerima seandainya Juyeon sakit karena kelalaiannya yang akhir-akhir ini memang tidak terlalu memperhatikan kesehatan istrinya.

Keluarnya dokter dari ruang rawat istrinya menjadi alasan mengapa Younghoon bangun dari duduknya. Lelaki itu lantas menghampiri sang dokter yang hanya tersenyum memandanginya yang saat ini sedang menggendong Hyunjoon yang sedang tertidur di bahunya.

"Istri saya baik-baik aja kan, dokter?" Tanyanya khawatir.

Dokter tersebut menangguk, diiringi dengan helaan nafas lega dari Younghoon. "Selamat ya, Pak. Istri Anda positif hamil. Usia kandungannya sudah menginjak umur dua minggu."

Younghoon termangu, belum bisa mencerna dengan baik akan ucapan dari dokter yang sedang berdiri didepannya. "Kalau begitu saya permisi." Bahkan ucapan pamit dari dokter tersebut pun tidak membuatnya tersadar.

"Juyeon hamil?" Gumamnya tidak percaya.

Ini bukan mimpi, kan?

.
[Tbc]
.

udah hamil dong!!!

doain ya, semoga ff ini panjang umur. soalnya aku selalu ngetem kalau ngambil topik hamidun cem ini 🤧

Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang