"Kak," Sangyeon yang awalnya sedang untuk memberikan susu kepada Sunwoo yang tengah ia gendong, dikagetkan dengan suara Younghoon yang nampak frustasi entah karena apa. "Gue ngomong sesuatu ama lo, boleh?"
Yang lebih tua mengangguk ragu. Sebuah helaan nafas berat terdengar dari Younghoon. Sedikit bingung ingin bercerita mulai darimana dengan Sangyeon.
"Akhir-akhir ini gue kepikiran masalah Juyeon terus, kak. Gue pikir dia kayaknya nyembunyiin sesuatu dari gue."
"Kok bisa lo seyakin itu?" Sangyeon bertanya sembari mengusap bahu milik tetangganya itu pelan. Berusaha menenangkan Younghoon yang sedang dilanda kebingungannya. "Gue pikir Juyeon itu tipe orang yang bakal jujur sama siapapun, termasuk lo yang berstatus sebagai suami sahnya dia. Emang dia bersikap aneh kayak gimana?"
"Gue nemuin catetan yang isinya nomor asing di plastik belanjaan dia, kak. Gue nyoba buat mikir positif, tapi nggak bisa. Belum lagi dia sering banget bengong pas lagi sama gue atau Hyunjoon. Gue takut dia kebawa pikiran sama masalahnya dan bakal berakibat buruk sama kandungan dia," Ujarnya lemah.
Sangyeon mendengus. Dia sebenarnya tau soal permasalahan ini dari Chanhee. Namun, ia tidak sampai hati menyampaikannya kepada Younghoon ketika mendengar kalimat terakhir yang tadi pria itu ucapkan. Seandainya ia jujur, takutnya akan bermasalah pada rumah tangga mereka. Akan tetapi, ia juga merasa kasihan kepada Younghoon yang sepertinya ikut terbawa pikiran akan masalah sang istri.
"Lo pernah ngomong sama Juyeon tentang masalah ini nggak? Atau mungkin lo pernah iseng gitu chat ke nomor itu?"
Younghoon menggeleng pelan. Membicarakan hal ini membuat kepalanya tambah pusing. Rasa penasaran mendominasi benaknya, ia ingin sekali membahas hal tersebut dengan Juyeon, namun Younghoon takut itu akan berpengaruh terhadap kondisi kehamilannya. Sebisa mungkin ia menahan diri agar tidak membuat Juyeon stress lantaran terlalu banyak pikiran.
"Coba bicarain baik-baik sama Juyeon. Lo jangan kebawa emosi biar dia nggak takut buat ngomong jujur," Usul Sangyeon seraya menepuk kembali pundak Younghoon yang masih berkutat pada pikirannya.
Suara tangisan Sunwoo menjadi akhir dari obrolan mereka. Sangyeon memutuskan untuk beranjak dari teras rumah Younghoon untuk pergi ke rumahnya sendiri dengan alasan ingin menidurkan Sunwoo yang sedang rewel karena terlalu mengantuk dan mungkin merindukan sang Ibu yang masih belum kembali dari belanja.
.
[Moira]
.Younghoon memperhatikan wajah Juyeon yang nampak ketakutan sehabis mendapat jumpscare dari film horror yang mereka tonton. Suasana kamar yang hening dan gelap lantaran hanya mendapat cahaya dari sinar rembulan yang masuk melalui celah jendela dan gorden yang tidak tertutupi kain semakin mendukung rasa takutnya Juyeon. Lelaki itu kian merapatkan tubuhnya dengan Younghoon yang sedang menyandarkan kepalanya di sandaran ranjang sembari menatap Juyeon dan sesekali memperhatikan layar tv besarnya.
"Kalau takut kenapa maksain diri buat nonton?"
Padahal nada yang diucapkan Younghoon terbilang pelan, namun entah mengapa Juyeon justru terlampau kaget akan hal itu.
"Mas mah ngagetin aja!" Gerutunya sebal. Kemudian kembali menyadarkan kepalanya di depan dada Younghoon. Menikmati usapan lembut yang Younghoon lakukan pada surai hitamnya. "Nggak tau, lagi kepengen nonton ini aja."
"Hm, debay yang mau?" Younghoon mendekatkan kepalanya ke perut datar Juyeon. "Debay mau makan apa? Biar papah ambilin ke bawah."
"Kamu jangan kemana-mana, ih!" Juyeon menggembungkan pipinya. Tangannya sedari tadi terus menahan tangan Younghoon agar tetap diam diposisinya. Membuat Younghoon langsung dibuat tertawa melihat ekspresi kesal Juyeon.
"Aku nggak nanya kamu lho, dek."
Juyeon menurunkan kurva dibibirnya, "Hiks," Isaknya tiba-tiba. Mood-nya berubah dengan sangat cepat. Candaan Younghoon tadi sukses membuat lelaki itu hampir saja menangis seandainya suaminya tidak menarik kepalanya mendekat dan langsung memeluknya erat.
"Bayinya mas kok nangis, sih? Mas becanda doang, mana tega aku ninggalin kamu sendirian," Ucapnya berupaya menenangkan Juyeon dengan memberi ciuman kecil pada ubun-ubun kepala milik yang lebih muda.
Niat ingin membicarakan hal yang tadi sempat ia ceritakan dengan Sangyeon pun urung dilakukan. Younghoon tidak mungkin semakin menghancurkan mood Juyeon dengan menanyakan sesuatu yang tidak penting itu. Ia masih punya banyak waktu untuk membicarakannya nanti.
.
[Tbc]
.*Debay = Dedek bayi.
Yang manis-manis dulu kan, ya :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Moira +Bbangju
FanfictionMas Younghoon sama Dek Juyeon udah nikah, tapi kok makin gemesin, sih? [Kim Younghoon - Lee Juyeon]