32

5.3K 438 130
                                    

cw // time leaps !

──

Younghoon terpaksa harus meninggalkan kantor lebih awal dari biasanya setelah mendapatkan telepon mendadak dari tetangganya tentang Juyeon kini sedang dirawat di rumah sakit setelah tadi mengeluh jika perutnya terasa sakit.

Mobil berkecepatan tinggi dikemudikan oleh Kevin. Tidak peduli dengan banyak orang yang protes akan laju mobil yang terlalu cepat karena bagi Kevin satu-satunya hal yang ia patuhi saat ini adalah perintah bosnya yang sedang dilanda kepanikan luar biasa karena sebentar lagi akan menjadi Ayah.

Ketika mobil baru saja masuk ke area parkir rumah sakit, Younghoon telah keluar dari mobil mendahului Kevin. Sambil terus berlari kencang mencari lorong yang tertuju langsung ke ruang persalinan, pria itu hampir saja menabrak Chanhee yang baru saja kembali dari toilet.

"Kenapa sih, kak?" Chanhee bertanya dengan sebelah alis yang terangkat. Penampilan Younghoon yang biasanya selalu rapi kini sudah berantakan sepenuhnya. Rambutnya pun terangkat ke atas akibat terlalu kencang berlari.

"Mana Juyeon?!" Sahutnya dengan sebuah teriakan menggema. Masih dengan nafas yang memburu, pria tersebut lantas kembali melanjutkan larinya setelah melihat Chanhee memberi sebuah petunjuk berupa guliran bola matanya yang mengarah langsung ke salah satu ruang persalinan.

Sesampainya di sana, Younghoon langsung memperlihatkan tatapan terkejutnya ketika melihat sosok Kevin kini telah berada tepat disamping ranjang yang Juyeon tempati.

"Kenapa kamu bisa cepet banget sampai ke sini?" Younghoon bertanya bingung. Pria itu langsung jatuh terduduk di atas lantai sesaat sesudah melihat Juyeon memperhatikannya dengan sebuah senyuman manis pada bibirnya yang pucat.

Kevin menggeleng kaku, "Kamarnya deket banget sama tempat parkir. Lo sih, lari duluan." Younghoon baru teringat akan hal itu. Kepanikan yang luar biasa melanda batinnya tadi sehingga lupa jikalau ada jalan pintas yang diberitaukan oleh Chanhee.

Younghoon beranjak menghampiri Juyeon yang masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Perutnya sudah tidak lagi buncit, itu berarti persalinannya sudah selesai dan Younghoon tidak sempat menemani istrinya berjuang melahirkan anak mereka.

"Dek, maafin aku," Ujarnya dengan penuh penyesalan seraya menggenggam erat tangan istrinya yang terpasang infus. Sementara Juyeon hanya menjawab dengan gelengan semata karena ia terlalu lelah untuk sekedar berkata-kata.

Cukup lama bagi mereka untuk merasakan keheningan sekilas. Sebelum akhirnya Younghoon tiba-tiba menyadari sesuatu, "Hyunjoon mana?!" Dan lagi-lagi berteriak untuk mengekspresikan kepanikannya.

"Sama kak Sangyeon, bentar lagi juga nyusul kesini," Sahut Chanhee yang baru saja masuk ke ruang rawat Juyeon.

Sesosok suster muncul dari salah satu ruangan. Membawa seorang bayi ditangannya yang keseluruhan tubuhnya telah diselimuti oleh handuk tipis. "Ini Ayahnya?" Tanya suster tersebut sambil menunjuk Juyeon.

Juyeon mengangguk pelan. Masih dengan senyuman manis yang sedari tadi tidak luntur terpahat diwajahnya. Suster tersebut kemudian menyerahkan bayi tersebut kegendongan Younghoon yang jujur saja masih belum percaya akan apa yang sebenarnya terjadi. Namun, ia tetap menyambut sang bayi ditangannya.

"Selamat ya, bro." Kevin menepuk pundak Younghoon yang tadi sempat menitikkan air mata. Terharu melihat sosok yang saat ini ada ditangannya.

"Mau lo kasih nama dia siapa, kak?" Tanya Chanhee yang sekarang sedang berdiri disamping Juyeon.

Sontak tatapan Younghoon beralih ke arah Juyeon yang juga ikut menatapnya dengan wajah bertanya miliknya. Sedikit merutuk mengapa saat ini istrinya terlihat menggemaskan sekali sebelum akhirnya tersadar akan tujuan utamanya memperhatikan Juyeon. "Aku yang kasih nama, dek?"

"Ya iyalah! Masa Juyeon? Dia ngomong aja nggak sanggup! Lo Ayahnya, ya lo lah yang namain anak lo sendiri!" Sahut Chanhee yang tiba-tiba saja merasa kesal sehabis mendengar pertanyaan Younghoon tadi.

Younghoon mengacuhkan jawaban Chanhee. Pria itu memperhatikan wajah polos sang anak yang sekarang sedang tertidur.

"Youngjae," Gumamnya tanpa sadar. "Gimana kalau Youngjae, dek?" Kali ini Younghoon meminta pendapat dari Juyeon yang lagi-lagi memberi anggukan lemah sambil tersenyum tipis. Younghoon terlihat begitu bahagia saat ini. Oleh sebab itu, Juyeon juga ikut merasakan kebahagiaan Younghoon.

Akhirnya, keluarga kecil mereka telah lengkap.

.
[End]
.

Thanks udah setia membaca, vote n komen 'Moira' sampai ending ! Jangan bosen sama semua ff-ku, ya. Sampai jumpa di ff-ku yang lain, bye bye 👋

Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang