14

3K 507 123
                                    

Yang saat ini Juyeon lakukan adalah merenung sembari mengelus punggung milik kucing yang kemarin ia bawa dari rumah orang tuanya untuk menemaninya bersama Hyunjoon dikala Younghoon sedang tidak ada bersama mereka.

Helaan nafas kembali terhembus lewat hidungnya. Entah apa yang saat ini dipikirkannya, bahkan mendengar suara pintu kamar dibuka pun, Juyeon masih dalam lamunannya.

Kucing berwarna oranye itu lantas beranjak menghampiri Younghoon yang saat ini hanya berdiam diri di depan pintu. Pria itu tersenyum melihat ulah kucing kesayangan mereka itu berjalan di sekitar kakinya.

Atensinya teralihkan ke arah punggung Juyeon yang saat ini sedang duduk di atas kasur dengan posisi membelakanginya. "Ju," Panggilnya sendu.

Diluar dugaan, Juyeon menolehkan kepalanya. Kemudian, menatap Younghoon dengan senyuman manis yang terukir di wajah cantiknya.

"Kamu nggak apa, kan?" Tanya Younghoon khawatir. Namun, si bayi besar hanya terkekeh geli sembari memberikan instruksi agar Younghoon duduk di sebelahnya. Maka tanpa berpikir lama lagi, sang suami dengan cepat mengikuti instruksi dari istri kesayangannya tersebut.

"Dia bener, kok. Kamu nggak seharusnya punya istri kayak aku, aku bukan perempuan dan-" Juyeon tersenyum lirih. "-aku juga nggak bisa hamil."

Tangan yang lebih tua menyentuh pundaknya, sementara tangan yang lainnya kini tengah mengelus pelan pipi milik yang lebih muda. Tatapan mereka bertemu dan dari jarak sedekat ini Younghoon bisa melihat pancaran kesedihan di sorot mata istrinya.

"Dapetin kamu itu bukan perkara yang mudah, dek. Selain karena fakta kamu bukan orang yang suka sesama jenis, ngeyakinin orang tua kamu juga jadi tantangan yang sulit banget buat aku." Salah satu ibu jarinya mengelus lembut pipi gembil Juyeon. "Aku udah sayang banget sama kamu sejak pertama kali kita ketemu di butik Ibu kamu, Ju. Sejak hari itu aku berusaha buat nyari tau tentang kamu dan nggak lama setelah itu aku langsung berinisiatif buat ngelamar kamu."

Kepalanya perlahan di tarik oleh Younghoon untuk menyandar di bahu tegapnya. Sementaranya itu, pria tersebut langsung merengkuh erat tubuh istrinya.

"Orang tua kamu beneran sayang sama kamu, dek. Butuh proses yang panjang buat aku untuk dapetin restu dari Ibu sama Ayah, orang tua aku bahkan nggak bisa berbuat apa-apa pas kemaren lamaran aku sempet di tolak mentah-mentah sama Ayah kamu gara-gara beliau masih nggak setuju sama ajuan aku buat meminang kamu jadi istri aku. Aku nggak nyerah sampai disitu. Setelah beberapa minggu aku dateng lagi ke rumah kamu, tanpa sepengetahuan kamu dan Ayah awalnya ragu, tapi beliau lama-kelamaan mulai luluh dan ngizinin aku buat nemuin kamu. Sejak hari itu, kita bisa bertemu lagi semenjak aku ngeliat kamu di butik dulu. Aku bahagia banget, sampai-sampai ngira kalau jadi suami kamu dan Ayah dari Hyunjoon cuman mimpi."

"Tapi, kamu nyata. Semenjak kita resmi menikah beberapa bulan yang lalu, dari situ aku sadar kalau ini udah jadi tanggung jawab aku buat nyari nafkah untuk kamu dan untuk Hyunjoon. Seandainya aku nggak nikah sama kamu, sampai sekarang mungkin aku masih jadi pengangguran tanpa tujuan hidup yang jelas. Berkat kamu, aku mulai belajar buat jalanin perusahaan Papa. Intinya, tanpa kamu aku bukan apa-apa. Untuk apa aku menikah sama orang yang nggak aku cintai demi menjaga reputasiku kalau orang yang selama ini menjadi alesan kenapa aku jadi rindu sama rumah adalah kamu dan Hyunjoon?"

"Soal keturunan, kamu nggak mikirin hal itu dulu. Mama nggak pernah ngeharusin kamu buat ngasih cucu. Hyunjoon udah Mama anggep sebagai cucu beliau sendiri. Jangan pikirin apa kata mereka, aku bakal selalu ada buat jagain kamu disini. Banyak yang menyayangi kamu, termasuk aku."

Younghoon tidak lagi melanjutkan ucapannya setelah mendengar dengkuran halus datang dari mulut Juyeon. Pria itu lantas tertawa singkat. Maka dengan hati-hati ia mencoba untuk merubah posisi Juyeon dan membaringkannya di atas kasur. Ia masih sempat-sempatnya memandangi wajah sang istri sebelum akhirnya beranjak karena teringat akan sesuatu.

.
[Tbc]
.

Aku sempet bingung mau publish ini apa nggak, takut nggak serame kemaren 😭

Maap ini cringe banget, jinjja 😭😭

Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang