26

2.5K 364 32
                                    

Younghoon memperhatikan cara makan Juyeon sembari sesekali tersenyum geli. Istrinya tersebut nampak lahap memakan ramen yang tadi ia belikan. Terbukti bagaimana lucunya ia ketika memakannya dengan pipi yang menggembung akibat penuh dengan mie yang belum sepenuhnya habis ia kunyah dan di telan.

Sadar sedang diperhatikan oleh Younghoon yang sekarang sedang duduk didepannya, Juyeon lantas mengangkat mangkuk berisi mie ramen tersebut dari atas meja dan langsung menggeser posisi badannya agar makan menghadap ke arah lain.

"Kebiasaan kalau aku makan diliatin mulu," Gerutu Juyeon sedikit terdengar tidak jelas lantaran mulutnya yang masih penuh dengan mie.

Younghoon tertawa meledek, "Bilangnya aja udah biasa tapi tetep aja malu." Kemudian memilih untuk bangun dari kursinya dan beranjak duduk di kursi yang posisinya berhadapan langsung dengan Juyeon yang sedang menyeruput mie.

Juyeon sempat tersentak kaget. Sebelum ia memutuskan untuk menggeser kembali posisi duduknya, Younghoon telah terlebih dahulu menahan meja yang ada didepannya dengan satu tangan sehingga pergerakan Juyeon langsung terhenti.

"Mas mau liat kamu makan, dek."

"Nggak boleh!" Juyeon memalingkan wajahnya. Menyembunyikan rona merah yang perlahan muncul dari pipi dan telinganya. Meskipun tanpa ia tau hal tersebut sia-sia lantaran dalam jarak sedekat ini bagaimana mungkin Younghoon tidak melihatnya?

"Mas jangan deket-deket, aku mau makan!" Juyeon mendorong dada suaminya dengan menggunakan sebelah tangannya. Dan tanpa perlawanan, Younghoon menurut saja akan suruhan istrinya itu. Sepertinya mood Juyeon yang berubah-ubah tersebut dikarenakan bawaan kehamilannya.

Melihat bagaimana lahapnya Juyeon saat memakan makanan yang tadi dibelikannya membuat Younghoon tersenyum puas. Meskipun tadi ia sempat kesulitan untuk memohon kepada sang pemilik restoran agar menuruti kehendak istrinya yang sedang mengidam lantaran restoran ramen tadi hampir tutup, akan tetapi ia puas dengan ini. Setidaknya perjuangannya tersebut tidak sia-sia.

Younghoon menumpu dagunya menggunakan salah satu pergelangan tangannya yang ia taruh di atas meja. Terkadang tanpa sadar memejamkan matanya beberapa saat kemudian kembali membuka matanya. Sesekali ia menguap lebar dan hal itu sontak membuat perhatian Juyeon yang telah menghabiskan makanannya mulai teralihkan.

"Mas mau tidur?" Juyeon bertanya dengan perasaan tidak enak. Jadwal kerja Younghoon itu terbilang sangat padat, seharusnya ia banyak-banyak beristirahat. Gara-gara Juyeon, pria yang berstatus sebagai suaminya tersebut jadwal tidurnya ikut terganggu. "Maaf ya, aku nyusahin kamu terus," Gumamnya lirih.

"Kamu ngomong apa sih, dek?" Si pria Kim terkekeh pelan. Tidak menyangka Juyeon akan mengatakan hal itu kembali. Padahal Younghoon sama sekali tidak merasakan hal yang demikian. "Aku nggak pernah ngerasa kamu nyusahin aku. Aku ngelakuin ini karena aku sayang kamu, Hyunjoon sama dedek bayi yang lagi ada di perut kamu ini. Selagi aku bisa ngabulin semua permintaan kamu, kenapa nggak coba? Justru aku bakal seneng tiap liat kalian bahagia sama apa yang aku lakuin buat kalian."

Younghoon menyentuh ujung poni Juyeon yang sedikit berantakan. Merapihkannya dengan sebuah senyuman lebar miliknya yang terpahat apik di wajah tampannya. "Jangan pernah bilang kalau kamu itu nyusahin aku. Aku nggak suka dengernya."

Juyeon mengangguk. Seketika terdiam ketika ujung jari suaminya mulai mendarat di atas pipinya. Mengusapnya dengan pelan sembari terus memperhatikannya dengan tatapan teduh miliknya.

Tangan kanannya meraih tangan milik suaminya. Menggenggamnya erat ketika dirasa Younghoon perlahan ikut mengusap punggung tangannya dengan lembut.

"M-mas," Panggil Juyeon pelan dengan suara yang terbilang sangat gugup. Sementara Younghoon hanya berdehem untuk menjawab panggilannya.

"Boleh nggak aku ngomong sesuatu sama kamu?"

.
[Tbc]
.

Moira +BbangjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang