BAB 8

91.1K 12.7K 1K
                                    

^Happy Reading^

.

.

Utara mengemas barang-barangnya ke dalam koper seolah ingin liburan ke luar negri yang padahal ke rumah Selatan yang berada di seberang rumahnya. Utara sempat berfikir, di kamar mana dia akan tinggal mengingat hanya kamar lantai dua yang kosong. Utara sudah terbiasa tinggal di kamar lantai utama, semoga Bunda Maudy menyiapkan kamar di lantai bawah, Utara tidak mau di lantai dua. Kebiasannya yang suka ke kulkas malam hari juga salah satu faktor Utara malas di lantai dua karena capek naik turun tangga.

Utara menutup koper pakaiannya yang penuh, lalu menariknya untuk ke seberang, ke rumah Selatan. Baru saja Utara menggeser pagar hitam yang sama seperti pagar rumahnya, Maudy langsung berseru ketika melihat kedatangan Utara.

"Uta! Ya ampun, kenapa nggak minta bantuan Ata buat bawa kopernya? Bunda lagi masak jadi gak bisa bantu." Bunda langsung menhampiri Utara, dan mengambil alih koper Utara tapi Utara menolaknya, bisa membawakan sendiri.

"Uta bisa bawa kopernya sendiri kok, Bund," tolak Utara halus.

"Udah makan?"

Utara menggeleng. 

"Kita makan sama-sama, ya. Ayo kita masuk."

Utara menarik kopernya, masuk ke dalam rumah Selatan yang sedikit lebih besar dari rumahnya karena punya dua lantai. Bertepatan Utara masuk ke dalam rumah, Selatan baru saja keluar dari kamarnya dengan handuk yang nangkir di bahu. Rambut basah dan stelan kasual cowok itu menandakan kalau dia habis mandi.

"Wow! Kedatangan tamu." Wajah Selatan sok kaget.

Utara melempar tatapan permusuhan. Mengabaikan kalimat Selatan, Utara beralih bertanya pada Maudy, "Bunda, kamar Uta di mana?"

"Ata kamu pindah ke kamar atas, ya, kasian Uta kalau sendirian di kamar atas," kata Maudy membuat Selatan melotot terkejut. Selatan benar-benar TERKEJUT seolah habis disentrum belut listrik.

Kamar atas? KAMAR ATAS??

OH! KAMAR ATAS!

Kata Ken, sepupunya Selatan yang indigo, kamar atas itu ada dedemitnya yang kadang suka gutil-gutil jahil. Di mata semua orang, lebih-lebih kaum hawa, seorang Selatan Kafin Prasetya adalah laki-laki idaman yang nyaris sempurna. Semuanya dia embat, Tampan? Bu Nila sampai pernah modusin Selatan, Ketua Osis, O2SN karate, Olimpiade sains, kejuaraan karate, alat musik biola, anggota tim basket inti, Selatan benar-benar nyaris sempurna. Tapi di balik itu semua tidak ada yang mengetahui satu fakta yang sangat konyol dari Selatan yang mereka idamkan.

Faktanya adalah Selatan itu takut hantu. Suguhi saja dia film horror, maka dia akan mundur dengan cepat, bukan alon-alon lagi. Horror adalah titik lemah dari seorang Selatan Kafin Prasetya. Dia tidur pun dengan lampu utama di kamar yang menyala. 

"Enak aja! Gak mau!"

Utara tersenyum penuh kemenangan menatap wajah Selatan yang memerah kesal.

"Bunda." Utara beralih melihat ke arah Bunda Maudy dengan wajah yang cemberut.
Bisa banget cari muka di depan Bunda gue, batin Selatan kesal dengan ekspresi yang tidak terima.

"Ata, masa kamu tega nyuruh Uta sendirian di lantai atas." Mengingat semua penghuni rumah mendiami kamar bawah, dan hanya tersisa kamar atas yang kosong membuat Maudy tidak tega kalau menyuruh Utara sendirian di atas, apalagi mengingat kebiasaan Utara yang suka ke kulkas tengah malam, pasti capek naik turun tangga.

"Nggak, ah! Ata nggak mau!"

"Bunda..." Utara semakin menjadi-jadi membujuk Maudy. Dalam hati dia tertawa keras melihat ekspresi tak terima Selatan. Senang rasanya bisa menang walaupun melalui Bunda Maudy.

"Ata..."

"Enggak." Selatan tetap bersikukuh. "Manja amat jadi cewek. Rumah-rumah gue, kamar-kamar gue, yang taun rumah siapa yang numpang siapa, kenapa jadi gue yang minggat."

"Ata... dengerin Bunda," kata Maudy lembut.

"Nggak ah, nggak." Untuk kali ini Selatan menolak keras permintaan Bunda. Dia memilih masuk ke kamarnya dengan suara pintu yang dibanting keras, bukan untuk Bunda, tapi Untuk Utara. Selatan tidak mau mengalah soal kamar, apalagi mengalahnya sama Utara. 

Big no!

"Nanti Bunda ajak ngomong Ata. Dia pasti mau, kok." 

Utara mengangguk.

"Uta duduk dulu ya, Bunda siapin masakan." Maudy mengusap lembut puncak kepala Utara.
Ata, lo bakal kalah kali ini, batin Utara dengan mimik setan.

_____

Hallooo
Selamat malam, pagi, siang, sore, subuh, 
Lagi dan lagi dan tentunya aku mengucapkan terima kasihhh buat kalian yang sudah membaca sampai sini heheheh
Semoga kalian suka yaaa

Oke tunggu teus kelanjutannya karena aku bakal usahain buat up setiap hari
Aku taku kalian pembaca yang baik dan tau caranya menghargai suatu karya
Jangan lupa untuk klik vote di bawah yaaa
Apabila menemukan typo, langsung komen aja hehehe

1 < 3u tan 90 derajat

Sweet Regards

Phinku

"Jangan lupa bersyukur hari ini"

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang