Dulu Utara pernah bilang, nanti di acara prom night SMA angkatan mereka, ia akan membawa pasangan yang sangat tampan, bahkan sampai membuat Selatan terdiam karena ketampanan pasangannya. Selatan masih ingat jelas Utara mengatakan itu saat mereka baru masuk SMA.Malam ini, gedung seni teater digabungkan dengan aula untuk prom night. Meja-meja bundar bertaplak merah dengan kursi yang berbalut kain putih tersusun. Di meja penerima tamu masuk, ada panitia yang menyediakan bunga mawar untuk yang hadir dengan pasangan mereka.
Panggung depan sudah ditata sedemikian rupa dengan tirai merah menutupimya. Malam ini akan ada banyak penampilan, dari kelas dua belas, sebelas, dan sepuluh. Malam puncaknya saat pukul sebelas malam nanti, semua orang akan berdansa bersama pasangan mereka, lalu melempar bunga mawar yang diberikan tadi secara bersamaan.
Sudah pukul sembilan malam, ekskul akustik baru saja menyumbangkan sebuah lagu. Semua murid yang hadir merayakan prom night bertepuk tangan dan menunggu penampilan selanjutnya.
Di balik tirai, Selatan sudah berdiri siap. Malam ini adalah malam perpisahan angkatannya. Seharusnya Utara ada di sini bersama pasangannya—dirinya, tapi perempuan itu tidak ada. Bahkan selama satu tahun tanpa Utara, Selatan bukanlah Selatan yang sama. Tatapannya menjadi lebih dingin. Tuxedo dengan dasi kupu-kupu di lehernya membaluti tubuh tegapnya. Rambutnya rapi dengan aroma parfum yang Utara sukai setiap kali Selatan meamakinya.
"Kak, udah siap?" tanya seorang perempuan dengan id card panitia di lehernya. Selatan hanya balas dengan mengangguk.
Ia memejamkan mata, menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Biola sudah ia letakan di pundak kiri. Perlahan tirai merah itu terbuka, lampu sorot mengarah padanya. Ruangan sengaja dibuat gelap, fokus semua murid terarah pada laki-laki di atas panggung. Selatan dengan biolanya.
Tanpa ekspresi, tapi justru itu yang membuat penampilan Selatan tampak semakin elegan dan menawan di mata para hawa. Tatapannya mengedar, menjelajah ke dalam ruangan. Sebelum memulai penampilannya, Selatan sudah mendapatkan banyak tepukan tangan dan suitan menyeru bahkan memuji diirnya.
Setelah beberpa menit ricuh, suasana menjadi sepi, paham akan Selatan yang akan memulai permainan biolanya.
Hening. Selatan memejamkan mata, mengumpulkan segala bentuk perasaannya yang terpendam. Tentang Utara, rindu, sakit, sayang, juga cinta akan ia luapkan pada malam ini. Untuk Utara.
Bow dan senar biola bergesekan. Suara alunan merdu dari biola menghipnotis semua yang berada dalam gedung malam ini. Selatan masih memejamkan matanya, tangan kanannya bergerak menggesekkan bow dan tangan kirinya memainkan kunci. Lagu Love milik Keyshia Cole.
Ia semakin menjiwai memainkan biolanya, hingga pada bait lirik,
Now you're gone, what am I gonna do
So empty
My heart, my soul, can't go on
Go on, without you
My rainy days fade away when you Come around, please tell me baby Why you go so far away?
Why you go?
Air matanya jatuh. Lirik yang sangat pas menggambarkan perasaannya saat ini. Alunan biola itu semakin menghanyutkan pendengarnya, beberapa murid dibuat menangis, melihat, dan mendengarkan penampilan Selatan di depan sana. Oh, love
Never knew what I was missin'
But I knew once we start kissin'
I found, love
KAMU SEDANG MEMBACA
Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]
Ficção Adolescente[#1-teenfiction 30.11.2020] Tetangga seberang rumah? Musuh dari kecil? Tapi tinggal serumah? Pfffttt!!! 1. Dilarang berisik putar musik kenceng-kenceng 2. Remote tv harus gantian 3. Dilarang pelit sama makanan 4. Utara memasak dan cuci piring 5. Se...