^Happy Reading^
.
.
"Masya Allah, anak bunda kesambet dedemit kamar atas, ya?" Selatan yang lagi menyapu ruang tengah pun menoleh ke asal suara. Bunda tengah berdiri dengan ekspresi takjub seolah melihat kilauan berlian di antara kegelapan.
"Ayah! Sini, Yah! Liat anaknya lagi ngapain." seru bunda memanggil ayah yang lagi sibuk di ruang kerja.
Ayah langsung keluar ruang kerja dengan tergesa-gesa seperti orang yang panik gara-gara rumah kebakaran. "Astagfirullah ... masyaallah ... subhanallah .... alhamdulillah ...." Ayah menggeleng takjub.
Gue serasa jadi setan, batin Selatan kesal.
"Ada apa gerangan anak bunda tiba-tiba rajin tanpa perlu bunda suruh?"
Ini semua karena Utara. Lebih tepatnya karena peraturan ke-6 yang sangat menyiksa, mengharuskan Selatan harus menyapu plus mengepel lantai. Kalau bukan, sekarang Selatan pasti selonjoran di depan TV. Selatan sudah kasih usul buat pasang TV di kamar atas, tapi bunda menolak dengan alasan agar ia bisa sering menghabiskan waktu bersama Utara di ruang keluarga—siapa tahu jadi akur. TV di kamar Selatan sebelumnya juga sampai diputus supaya Utara tidak bisa menonton dari kamar.
"Ata, besok mama ada pesanan dadakan buat kue di toko. Jadi kamu sama Uta aja yang belanja ke supermarket, bunda udah list apa-apa aja yang perlu dibeli."
Selatan, anak satu-satunya bunda, dan Selatan tidak menolak jika bunda minta ditemani ke supermarket, belanja, menyapau halaman depan. Ya, semuanya tunggu disuruh dulu. Namun, kalau belanja sama Utara, Selatan harus berfikir 99 kali untuk mengatakan kata "iya".
"Oke, Bunda!" Itu bukan Selatan yang menyahut, melainkan cewek dengan rambut kuncir kuda yang baru keluar dari kamarnya.
Utara selalu seperti itu dari kecil—dikuncir terus, dan jenis ikat rambutnya pasti selalu sama, yaitu kepala kelinci warna abu-abu yang papanya belikan waktu kecil. Jarang-jarang dia menggerai rambut panjangnya yang bergelombang. Padahal menurut Selatan, Utara lebih cantik saat rambutnya tergerai.
Selatan pasti tidak normal kalau tidak mengakui wajah keturunan Eropa milik Utara itu cantik. Hanya saja, semuanya tertutup oleh api permusuhan mereka, dan kegengsian Selatan untuk mengakuinya.
"Belanja apa, Bun? Biar Uta sama Ata yang beli. Iya, kan, Ata?" tanya Utara dengan kerlingan penuh isyarat yang tidak Selatan pahami apa tujuan dibalik kalimatnya.
"Lolipop atau uang bulanan jadi jaminan," bisik Utara berjinjit.
Kampret! Kampret!
"Gimana Ata? Mau, kan? Mau dooong ...."
Wajah Selatan berubah datar. "Hmm."
"Oke, besok pagi bunda langsung ke toko, ya. Kalian yang belanja."
"Iya, Bunda."
"Uta beliin ayah nugget, ya," pesan Ayah.
"Siap, delapan enam!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]
Teen Fiction[#1-teenfiction 30.11.2020] Tetangga seberang rumah? Musuh dari kecil? Tapi tinggal serumah? Pfffttt!!! 1. Dilarang berisik putar musik kenceng-kenceng 2. Remote tv harus gantian 3. Dilarang pelit sama makanan 4. Utara memasak dan cuci piring 5. Se...