^Selamat Membaca, Tanta Readers!^
.
.
...
etelah empat hari berangkat sekolah bersama Ayah, hari ini akhirnya Utara kembali bersama Selatan. Selatan sudah sehat, tapi belum sepenuhnya pulih. Bunda juga melarangnya untuk sekolah hari ini, tapi karena alasan Selatan memersiapkan olimpiade yang mulai dekat membuat Bunda mengizinkannya
Selatan sudah bilang pada Utara kalau ia akan pulang sedikit lambat karena ingin menyelesaikan satu materi bersama Alana, jadi Utara harus menunggu sedikit lebih lama di halte depan. Tapi, sekarang Utara tidak bisa menunggu lagi, perutnya sangat sakit. Utara terus meremas perutnya yang terasa seperti diaduk-aduk dan ditusuk jarum. Ia terus melihat ke arah gerbang, tapi Selatan tak kunjung datang. Keringat dingin di wajah Utara sudah mulai bercucuran.
Harus berapa lama lagi ia menunggu? Rasanya perutnya semakin melilit.
Utara berlari terbirit-birit sambil membungkuk masuk ke area sekolah. Ia menaiki tangga menuju perpustakaan, tapi ia tak menemukan Selatan di sana. Ia mengumpat kesal. Utara menuruni tangga, menuju ke gazebo. Baru akhirnya ia menemukan Selatan dan cewek menyebalkan baginya itu tengah berbagi tawa.
"Woi! Masih lama nggak?" tanya Utara sambil membungkuk. Wajahnya semakin berkeringat, Utara merintih kesakitan membuat Selatan berdiri dari duduknya menghampiri.
"Lo kenapa?"
"Gue sakit perut. Lo masih lama nggak?" "Masih ada materi lain, Selatan," celetuk Alana.
"Ya udah, gue pulang sendiran aja naik ojek online." Utara baru hendak melangkah, tapi Selatan menahannya.
"Nggak boleh. Entar dibawa kabur sama ojeknya."
"Lebay amat lo, ah. Perut gue sakit banget ini." Utara meremas perutnya. Ia butuh tidur dan minum obat.
"Na, materinya sambung besok aja. Gue harus pulang," ujar Selatan pada Alana yang membuat cewek itu mencebikan bibir saat Selatan tidak melihatnya. "Ayo, Uta." Selatan mengambil buku dan tas sekolahnya.
"Selatan," panggil Alana membuat Selatan dan Utara berhenti. "Gue boleh ikut nebeng nggak? Soalnya sopir gue bilang mobilnya mogok."
Selatan melihat Utara yang semakin merintih dan berkeringat. "Iya, boleh."
"Ayo, Ata cepetan." Utara menarik tangan Selatan dan membiarkan Alana mengekor di belakang mereka menuju parkiran.
"Lo ngapain?" tanya Utara pada Alana yang main serobot duduk di depan.
"Masuklah," jawab Alana.
"Enak aja. Lo numpang. Lo di belakanglah." Utara menarik Alana, kemudian masuk ke mobil bagian depan di samping Selatan.
Alana mengepal geram. "Beraninya dia," gumamnya
Utara yang terus merintih kesakitan membuat Selatan merasa cemas dan terus melirik ke arahnya. "Kenapa sampai sakit perut? Pasti makan pedas," tuding Selatan.
"Iya," jawab Utara pendek.
"Udah tau suka sakit perut, makannya yang pedes-pedes."
"Ya, kan, namanya juga orang suka."
"Ya, tapi kalo berlebihan gini baik, nggak?"
"Iya, Ata, nggak usah ngomel. Sakit telinga gue dengernya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]
Roman pour Adolescents[#1-teenfiction 30.11.2020] Tetangga seberang rumah? Musuh dari kecil? Tapi tinggal serumah? Pfffttt!!! 1. Dilarang berisik putar musik kenceng-kenceng 2. Remote tv harus gantian 3. Dilarang pelit sama makanan 4. Utara memasak dan cuci piring 5. Se...