BAB 52

59.7K 8.6K 1.6K
                                    

"Selamat Membaca, Tanta Readers!^

.

.

...

Ayah dan Bunda baru pulang ke rumah saat malam. Bunda langsung cemas menemui Selatan yang demam. Bahkan, Bunda dan Utara sampai harus menemani Selatan tidur karena cowok itu masih ketakutan dan mengigau nama Utara berkali-kali. Benar-benar lebay kalau Selatan sakit itu.

Masih pagi, tapi Utara sudah mengantuk karena kurang tidur semalam. Tadi ia juga harus berangkat bersama Ayah karena Selatan sakit. Dan sekarang, langkah kaki Utara terasa ringan saat keluar dari ruang guru, tepatnya menemui Bu Indy. Ia mendapat kabar baik nilai matematikanya meningkat. Berkat Selatan yang mengajarinya tentu.

Teman-teman Utara, Fahri, Ribi, dan Erina sudah lebih dulu pergi ke taman belakang. Sebelum menyusul, ia sempatkan ke kantin. Dan, di meja tengah seperti biasa, Utara melihat Dayang boys yang tanpa Selatan.

Brak!

"Ups! Sorry."

Utara berhenti melangkah saat cewek dari arah sampingnya tiba-tiba menabrak, membuat jus jeruk cewek itu mengotori kemejanya.

"Maaf, gue nggak sengaja," ucap Alana membersihkan kemeja Utara yang kotor.

"Lo sengaja atau nggak sengaja?" tanya Utara kesal mendengar nada suara Alana yang berlagak tidak sengaja, tapi ekspresi judesnya menggambarkan yang sebaliknya.

Alana mengerjap dengan wajahnya yang dibuat polos. "Maaf, Tara. Gue beneran nggak sengaja," ucapnya membuat Utara memutar mata malas. "Lo mau make kemeja gue? Ada kok di loker," tawarnya.

"Nggak. Makasih." Utara akan pergi, tapi Alana buru-buru menahan lengannya cukup keras.

Apaan nih cewek?! Utara menyentak cekalannya kasar.

"Gimana kabar Selatan?"

"Kenapa lo nanya sama gue?"

"Kan lo yang udah nggak sopan angkat telepon gue kemarin."

Utara menahan diri untuk tidak membanting Alana saat wajah cewek itu penuh begitu sinis dan merendahkan. Tangannya mengepal di kedua sisi rok. "Membaik," ujarnya.

"Oh, bagus. Lain kali, jaga sopan santun, ya. Gue pergi dulu. Sorry, baju lo jadi kotor."

Aksi itu menjadi tontonan gratis penghuni kantin. Gugun sampai menghentikan konsernya dan Lintang berhenti berjoget. Utara melewati meja mereka dengan aura horor. Setelah ia membeli makanan, Utara menuju lokernya dan mengganti pakaiannya yang kotor karena Alana.

Fahri yang sedang mencari mangga matang menoleh, Ribi yang bersandar di batang pohon menegak, dan Erina yang membaca buku langsung menutup bukunya saat Utara tiba-tiba menghempaskan pantatnya duduk di rumputan yang menjadi alas andalan mereka saat nongkrong di bawah pohon mangga.

"Beraninya dia sama gue. Untung gue sabar. Belum pernah ngerasain gue gibeng tuh cewek." Utara mencabut kesal rumputan yang menjadi alasnya.

"Kenapa, Ra?" tanya Fahri yang membersihkan getah mangga yang baru dipetik.

"Alana tuh, sok-sokan tau nggak. Pake bilang gue nggak sopan segala."

"Alana? Temen sekelas gue? Kenapa dia?"

Menarik napas panjang, Utara mulai menceritakan kisahnya sampai pada Alana yang menelepon Selatan. "Nabrak gue terus bilang gue nggak sopan. Enak aja tuh cewek."

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang