^Selamat Membaca, Tanta Readers!^
.
.
...
"Uta mana?" tanya Selatan saat tidak mendapati Utara di meja makan.
Bunda menggeleng. "Nanti Ata bujuk, ya. Dia lagi di kamar, masih nggak mau makan."
Selatan mengangguk dan menduduki kursinya sambil menyantap makan malam yang lagi-lagi tanpa Utara. Kangen kakinya diinjak si Utara.
Setelah menghabiskan makan malam, Selatan melakukan eksperimen di dapur. Bukan cuci piring. Ia kali ini memasak untuk Utara. Mari berikan sebuah piagam penghargaan untuknya. Musuh mana coba yang ada seperti Utara dan Selatan?
Selatan memotong daun seledri, kemudian menaburkannya di atas sup sebagai finishing. Selatan membawakan nampan yang berisikan sup ikan itu untuk Utara. Tidak lupa ia membuatkan susu cokelat hangat kesukaan cewek itu.
Selatan yang biasanya langsung masuk, kali ini ia mengetuk pintu kamar. Ia memutar gagang pintu yang untungnya tidak terkunci. "Uta, makan, yuk."
"Uta, Uta, ayo dong makan. Mumpung masih hangat, nih," bujuk Selatan. "Uta, yuk, makan. Nasinya nangis, nih, nungguin."
"Uta, mata ikannya nangis nih gara-gara dianggurin." Selatan kemudian membuat suaranya seperti kartun Spongebob. "Makan aku Uta."
Utara masih diam. Selatan menghela napas jengah. "Uta, jangan gini terus, dong. Gue ikutan sedih. Kalau lo sedih gini terus, gue bisa gila karena nggak isengin lo lagi."
"Biarin aja lo gila." Akhirnya Utara menyahut. Ya... walaupun tidak dengan apa yang Selatan ekspektasikan sahutannya.
"Get well soon, Uta. Gue tunggu rewel lo balik. Gue kangen berantem sama lo. Cepet pulih, ya. Gue selalu nungguin lo." Selatan meletakkan nampan yang berisikan sup itu di atas nakas. "Makanannya jangan lupa dimakan, entar keburu dingin."
"Hmm."
"Good night," ucap Selatan sebelum akhirnya benar-benar pergi.
Utara menghela napas setelah kepergian Selatan. Ia benar-benar merasa kehilangan gairahnya. Yang ia lakukan hanyalah merenung, melamun, dan terus seperti itu. Terkadang Utara menangis kalau teringat sesuatu tentang Mama.
Satu jam dari kepergian Selatan, Utara mengelus boneka kesayangannya yang selalu mengingatkannya pada momen saat dirinya kecil menangis karena dicium lumba-lumba. Utara bangkit dengan mata yang sembab. Ia berjalan menuju nakas untuk melihat makanan yang Selatan bawakan. Mangkuk yang berisikan sup itu tidak lagi mengepulkan asap. Fokus Utara beralih pada note berwarna biru di antara mangkuk dan gelas susu. Ia mengambil note tersebut, membacanya lamat-lamat.
Jangan lupa dimakan, yaa.
Ini masakan, gue sendiri yang buatin khusus buat lo.
Enak? Pasti. Semoga lo suka, yaa.
Dihabisin, awas aja kalo nggak habis.
Btw, gws yaa. Gue nungguin lo buat debat, gue kangen rebutan remote sama lo, gue juga kangen kaki gue diinjek sama lo.
Orang paling ganteng.
-Ata-
Tanpa sadar dua sudut bibir Utara tertarik ke atas membentuk sebuah lengkungan manis yang sudah hilang seminggu terakhir ini. "Bisa-bisanya dia buat gue senyum." Pipinya terasa menghangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]
Teen Fiction[#1-teenfiction 30.11.2020] Tetangga seberang rumah? Musuh dari kecil? Tapi tinggal serumah? Pfffttt!!! 1. Dilarang berisik putar musik kenceng-kenceng 2. Remote tv harus gantian 3. Dilarang pelit sama makanan 4. Utara memasak dan cuci piring 5. Se...