BAB 6

93.6K 13.1K 843
                                    

Happy Reading

.

.

.

Pandangan Utara menerawang ke depan, otaknya terus teringat kata-kata Selatan di sekolah tadi. Utara sampai lupa kalau sekarang dia sedang memotong bawang hingga tidak sengaja pisau itu menggores jari telunjuk kirinya.

Utara meringis, cairan merah segar itu keluar dari jarinya. Utara berlarian menuju wastafel, rasanya perih saat air itu mengenai lukanya.

"Mama mana?"

Pertanyaan itu membuat Utara meloncat terkejut dan karena sosok tubuh Selatan yang jangkung dengan t-shirt hitam membuatnya seperti melihat setan. Tapikan Selatan memang setan.

"Lo! Ngagetin tau, gak?"

"Gue nggak ada niat ngagetin, tapi kalau lo kaget ya Alhamdulillah." Mengusik Utara itu sudah seperti mengonsumsi narkoba bagi Selatan, membuat kecanduan, dan berujung depresi jika tidak mengusik.

"Kenapa lo?" Selatan berjalan mendekat, melihat ke arah wastafel dimana jari telunjuk Utara masih mengeluarkan darah.

"Ceroboh." Selatan menarik tangan Utara, lalu menyuruhnya duduk di sofa ruang keluarga. "Diam sini."

"Mau ngapain lo?" tanya Utara selidik.

"Ck, tenang aja gue gak bakal ngehamilin lo."

Utara melempar Selatan dengan batal sofa yang berbulu-bulu. "Mulut lo jaga!"

"Makanya gak usah cerewet, bocil." Selatan berjalan menuju kotak p3k yang ditempel di dinding dekat aquarium ikan-ikan Utara. Iya, selain lolipop sebagai dunianya, ikan-ikan hias ini sudah seperti anak sendiri. Kalau Utara ikan, maka lain dengan Selatan yang memiliki peliharaan kucing yang bernama Blacky tapi bulunya warna putih.

Selatan kembali, lalu duduk di sebelah Utara sambil membawa rivanol, betadine, dan kain kasa juga kapas kecil.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Utara.

"Gue kan anak Mama juga, jadi ini rumah gue juga."

"Enak aja! Gak ada! Lo nggak ada hubungan darah sama Mama."

"Sama kayak lo ke Bunda, gue punya ikatan batin sama Mama. So, what's Mom mine is mine."

"Mom mam mom mam, gak ada!"

"Siniin lukanya," kata Selatan sudah membasahi kapas dengan rivanol.

"Gue bisa sendiri," sahut Utara mengambil alih kapas di tangan Selatan. Ya, walaupun Selatan punya cita-cita jadi dokter, Utara tidak mau saja dia yang mengobati karena belum terverifikasi, dan belum ada cap badaknya.

Selatan mengamati Utara, lalu tertawa saat cairan rivanol itu meleber ke mana-mana. "Payah amat sih."

Utara mendelik.

"Makanya gak usah sok, siniin." Selatan mengambil alih kapas di tangan Utara, lalu menarik tangan cewek itu.

Selatan membersihkan lukanya dengan hati-hati, lalu meniupnya pelan. Jika fans Selatan di sekolah melihat ini, pasti mereka akan menjerit sampai kayang. Tipe-tipe boyfriend material yang diidamkan.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang