Happy Reading, Tanta Readers ^^
.
.
Ribi: Seriusan?
Fahri: Kayaknya Tara istimewa.
Ribi: Gue kalo nggak ada acaranya Bang Saleh juga datang.
Erina: Rebahan aja.
Ribi: Rebahan mulu tar struk.
Erina: Nggak ada istilah.
Fahri: Lo dateng, Ra? Gue nggak bisa karena nemenin Salsa di rumah sendirian.
Utara: Iya, woi! Penasaran gue cowoknya siapa. Ribi: Kalau beneran Selatan, fix harus war!
Fahri: Kayaknya sih iya. Eh nggak tau juga sih.
Ribi: Erina terawang, dong!
Erina: G
Ribi: OMG, TAPI KAYAKNYA SELATAN, DEH. GUEEE GAK TERIMA!! KALAU SAMA TARA, SIH, OKE-OKE AJA GUE!!
Utara mematikan ponsel dan meletakkan benda itu dengan kasar ke atas meja. Bercerita tentang undangan ulang tahun Alana malah menjadi sesuatu yang menyebalkan. Mereka malah membahas kalau cowoknya adalah Selatan. Namun, kalau benar juga Utara bisa apa? Duduk di pojokan sambil gigit jari.
Beralih dari menatap pigura kecil foto keluarganya, Utara yang tengah duduk di kursi belajar lantas mengeluarkan buku bersampul hijau. Halaman pertama langsung menampakan tulisan yang berisi curhatan hati Utara sore itu.
Tiba-tiba Utara merasa jijik sendiri ketika membaca ulang. Ia langsung merobek lembaran yang berisi curhatannya tentang Selatan. "Apa, sih! kok gue alay gini!" Utara menggumpal kertas itu menjadi bola, dan melemparnya asal.
"Malam Minggu adalah malam patah hati buat gue, dan gue harus bersiap hati mulai sekarang."
Utara mengangkat bahunya. "Gue juga bakal jadian sama Zidan, dan nggak akan kalah dari Ata. Tapi pertanyaannya, apa gue bisa baik-baik aja kalau liat kemesraan mereka?"
"Ah, Selatan sialan, buat kepikiran aja!" kesal, Utara mengacak rambutnya sendiri. Ia kemudian mengambil ponselnya saat benda pipih persegi panjang itu menyala tanda panggilan masuk.
Daffa.
Setelah Selatan menghapus dan memblokir kontak cowok itu, tentu saja
Utara minta balik nomornya.
"Halo?"
"Ra, gue mau cerita," ujarnya di seberang sana, membuat Utara menegakkan duduknya yang semula bersandar.
"Kenapa, Daff?"
"Mama papa gue udah cerai."
Malam itu, Utara mendengarkan Daffa bercerita. Cowok itu terdengar kesepian dan haus akan kasih sayang orangtua. Utara juga mendengar suara isakan berat tertahan di seberang sana saat ia bercerita tentang adiknya, mimpinya bertemu adiknya, juga mamanya yang memutuskan menikah minggu depan, sedang papa yang akan menetap di Amerika bersama istri bulenya.
"Cerita aja, Daff. Walaupun gue ceroboh, nggak pinter, mudah dobodohin, buta masalah cinta, tapi gue bisa menjadi pendengar yang baik buat lo."
"Thanks, Ra."
KAMU SEDANG MEMBACA
Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]
Novela Juvenil[#1-teenfiction 30.11.2020] Tetangga seberang rumah? Musuh dari kecil? Tapi tinggal serumah? Pfffttt!!! 1. Dilarang berisik putar musik kenceng-kenceng 2. Remote tv harus gantian 3. Dilarang pelit sama makanan 4. Utara memasak dan cuci piring 5. Se...