BAB 39

55.3K 8.7K 753
                                    

^Selamat membaca, Tanta Readers!^

.

.

Siapa yang ketawa?" tanya Selatan dengan wajah horror. Suasana yang tadinya heboh dengan tawa mereka itu langsung senyap saat ada satu suara tawa yang

berbeda dari mereka.

Lintang dengan wajah penuh coretan seperti badut di sebuah film horor karena kalah main UNO juga melongo.

"Anjir, muka Lintang horor!" Selatan menatap Lintang ngeri.

"Lo pada yang melecehkan gue," sahut Lintang seraya menunjuk wajahnya.

"Yeeee ... si dugong! Nggak nafsu gue lecehin lo," sahut El menoyor kepala Lintang.

"Jadi, siapa yang ketawa?" tanya Gugun kembali.

"Jangan-jangan dedemit," kata Bisma. Mengingat kamar Selatan masih di lantai atas dan baru berencana pindah ke bawah besok. Bisa saja, kan? Hantunya usil ikutan tertawa.

"Hihihihihi!"

Kelima remaja itu saling pandang. Satu ... dua ... tiga ....

"AAAAA!!!" Suara bas lima cowok itu menggema. Selatan melempar kartunya asal, Lintang menyimpan kartunya ke dalam saku celana, sementara Gugun, Bisma, dan El tetap membawa kartu UNO-nya. Mereka lari terbirit-birit keluar kamar.

"Bangke!"

"Goblok!"

"Anjir!" "Baka!"

"Astagfirullah." Untuk yang ini Bisma.

Utara yang berdiri di tangga paling bawah–di depan karton delapan peraturan– langsung mendongak ke arah kamar Selatan. Terlihat perkumpulan lima cowok itu bubar dengan wajah piasnya, hanya wajah Lintang yang berbeda karena penuh coretan. Ia mengedikan bahu acuh. Utara kembali melanjutkan melepas karton.

"Dedemitnya yang ketawa!" seru Lintang.

"Itu dedemit juga atau bukan?" Gugun menunjuk ke arah cewek di tangga paling bawah. Kelimanya yang awalnya merasakan aura horor mencekam, kini langsung tertawa melihat ke arah Utara yang sibuk melepas karton peraturan.

"Hahaha, itu bukan dedemit, Gun. Tapi genderuwo, auummm," sahut Selatan membuat auman dan teman-temannya receh-nya tertawa.

"Hati-hati. Genderuwo marah, disambit kita semua," ujar Lintang ikutan.

"Genderuwonya cantik, ya. Kalau gini mah rela aja gue pacaran sama setan," sahut El.

"Kalau ngamuk, gue nggak ikutan." Bisma angkat tangan.

"Nggak apa-apalah. Genderuwo kalo ngamuk itu hiburan," sahut Selatan diiringi tawa.

"Lo pada ngomongin gue, ya," teriak Utara dari bawah sana.

"Eh, apa tadi? Bu Nila mau nikah? Ah, serius aja lo. Hari potek buat para cowok SMA Trisakti kalau dia nikah," kata Gugun langsung mengalihkan topik.

"Mampus," gumam Bisma.

"Eh, genderuwonya ngamuk!" seru Selatan menantang.

Utara lagi-lagi mendongak. "Lo pada bacot tau nggak?!" Utara menunjukkan jari manisnya yang membuat tawa lima cowok itu kembali membahana. Utara semakin mendidih karena dijadikan bahan lelucon Selatan dan teman gilanya.

"Jari manis, guys." Selatan tertawa menunjukan jari manisnya. "Jari tengah, woi!" serunya pada Utara.

"Bacot lo pada!" Utara mempercepat gerakannya melepas perekat karton peraturan itu agar sesegera mungkin keluar dari rumah Selatan.

Utara & Selatan [#DS1 Selatan| END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang