Chapter 14
KTH
Aku tidak datang terlambat bahkan aku datang sepuluh menit lebih awal. Aku tidak bau dan aku tidak terlihat bodoh. Tapi kenapa Jimin memandangiku dengan pandangan seolah-olah aku ini seorang tersangka yang sudah memerkosa gadis berusia tujuh belas tahun, membunuhnya kemudian memutilasinya. Park Jimin terus saja mengintimidasi ku melalui tatapannya sejak ia datang dan memesan makanan dari pelayan lelaki yang tingkahnya menyebalkan serta luar biasa genit.
"Apa kau masih belum menyadari kesalahanmu itu?"
Aku menyatukan alisku kemudian memainkannya naik turun. Kesalahanku katanya? "Memangnya apa? Aku tidak melakukan sesuatu yang melanggar hukum sejak aku kembali ke korea." Memang benar kok. Aku selalu berkendara dengan aman dengan kecepatan normal. Aku tidak membuang sampah disembarang tempat dan aku selalu membayar pajak tepat waktu. Oke, ku akui aku baru satu bulan lebih menetap di sini, tapi aku memang selalu melakukan hal itu secara tepat waktu.
Jimin masih memandangiku seolah aku tersangka yang sebentar lagi akan mendapatkan hukuman mati kemudian ia menunjukan jemari telunjuknya yang pendek ke depan wajahku, "Kau!" Katanya dan melanjutkan, "Kau menghilang tanpa kabar sore hari sebelum malamnya kau ada kencan dengan Ryu Nami. Kau tidak memberikanku kabar sedikitpun dan kau bahkan tidak memberikan nomor telepon brengsek mu itu pada Nami hingga yang terjadi ialah dia terus menghubungiku karena aku adalah kontak yang bisa dihubungi saat iklan itu dipasang. Yang lebih parahnya! Karena kesalahan dan kebodohanmu itu, aku harus meringkuk dan tidur diruang tamu karena Seulgi marah padaku. Seulgi salah faham terhadap Nami yang terus saja menghubungiku dan meminta kepastian padaku. Demi tuhan, aku bahkan tidak pernah bertemu dan mengenal perempuan yang ernama Nami itu. Kenapa si Nami Nami itu meminta kepastian padaku? Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya, se- di-kit-pun!" Setelahnya, Jimin megap-megap bagai ikan kembung yang terdampar ditepian pasir.
Aku hanya menyilangkan kedua tanganku ke depan dada lalu memerhatikannya yang sedang megap-megap lucu karena hey....! Siapa suruh dia berbicara dengan kecepatan diatas normal dalam satu kali tarikan nafas? Jimin kan bukan seorang rapper. Bodoh memang anak itu!
"Kenapa kau diam saja begitu sih? Masih tidak merasa kalau kau punya segunung kesalahan padaku yah?"
Sekarang Jimin melotot marah padaku. Tapi aku sama sekali tidak takut padanya. Keadaannya sekarang malah semakin terlihat lucu. Jimin masih mengatur nafasnya yang tinggal satu dua dengan kedua mata melotot memerah yang kontras dari kulit wajahnya yang pucat. Kalau aku bisa mengandai-andaikan rupa Jimin sekarang, maka akan aku andaikan kalau Jimin tampak seperti sebuah boneka kayu khas Jepang versi lelaki. Mungil dan menggemaskan. Gemas ingin dipukul!
"Baiklah, aku minta maaf."
Jimin mengangkat bokongnya yang semula duduk tenang, ia berdiri sambil menggeprakan meja dengan kedua telapak tangannya, keras. Aku yakin telapak tangannya terasa panas saat ini. "YAK! Kau itu betulan teman makan tanaman yah!"
Aku mengedip-kedipkan kedua mataku saat Jimin berteriak padaku. Bukan karena aku ikut kesal, tapi aku sedang mencoba mengoreksi pribahasa yang baru saja ia katakan. Tidak ada yang namanya teman makan tanaman, yang ada itu pagar makan tanaman. Park Jimin yang sedang kesal maka akan semakin bodoh. "Duduk dan tenanglah dulu."
"Aku tidak akan bisa tenang sebelum aku bisa..." Jimin tiba-tiba menjeda kalimatnya dan menatapku dengan tatapan... Tunggu! Apa arti tatapan yang tersirat dari si bodoh itu? Kenapa juga Jimin sekarang memandangiku begini sih? Menjijikan!
"Apa? Jangan memandangiku begitu! Aku bisa kesal melihatnya!"
Jimin berdecak kuat dan kembali duduk tenang. "Ck... Kau ini lelaki sejati bukan sih? Kenapa kau tidak mengerti maksud tersembunyi yang sedari tadi ingin aku ungkapkan? Aku kan tidak bisa mengatakannya keras-keras kalau ditempat umum begini"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Married Project
FanfictionKim Taehyung, usia 37 tahun lebih satu minggu. Kaku, Tidak mudah bergaul, Sulit mengungkapkan perasaannya dan tidak suka dunia luar. Kelebihannya adalah otak yang pintar dan wajah yang luar biasa tampan. Untuk urusan percintaan, beri dia nilai nol b...