Chapter 28
Sooyoung menyeka wajah basahnya dengan handuk wajah kemudian ia menatap pantulan wajah cantiknya lewat cermin. Ia tersenyum, pahit. Semua kalimat yang disampaikan ayah kandungnya tadi terdengar begitu masuk akal dan nyata. Dendam serta kemarahannya yang tertanam selama ini bagai hilang, lenyap begitu saja. Apa benar kalau ternyata ibunya lah orang pertama yang menyerah dengan cinta dan kabur meninggalkan ayahnya karena tahu ayahnya itu tidak memiliki apa-apa dan terlalu miskin saat itu? Bukankah dulu yang Sooyoung ketahui adalah ayahnya yang kabur dari ibunya? Ayahnya yang selama ini mengkhianati ibunyakan? Ayah kandungnya lah yang jahatkan? Kenapa ia jadi merasa ragu sekarang?
"Aku bisa mengakui semua kesalahanku. Aku bisa merelakan semua yang telah kugapai dan melepaskannya saat ini asalkan kau mau hidup bersamaku, Sooyoung, bersama ayah. Aku bisa menebus sosok ayah yang selama ini aku tinggalkan dan tidak pernah berikan padamu sekarang asalkan kau mau tinggal dan pulang kerumahku, ke rumah kita. Akan ku jelaskan semuanya pada anak serta istriku dan ku yakin mereka juga pasti mau menerimamu. Ku mohon, maafkan ayahmu ini Sooyoung. Maafkan ayah..."
Lagi-lagi Sooyoung tersenyum, pahit. Pulang? Mengingat kalimat itu membuat perut Sooyoung bergejolak dan mual. Satu-satunya yang Sooyoung inginkan saat ini adalah benar-benar pulang. Pulang pada keluarganya, pada ayahnya. Pada satu-satunya ayah yang ia miliki, Park Hae Jin dan kembali menetap di Jepang. Ia seketika jadi rindu ayahnya yang selama ini telah merawatnya, menyayanginya dan mencintainya dengan tulus. Ia juga jadi merasa bersalah karena diam-diam telah mencari ayah kandungnya bahkan hingga bertemu dan berbicara pada ayah kandungnya. Sooyoung telah mengkhianati ayah sambungnya. Mungkin kalau ayah sambungnya itu sampai tahu, maka ayah sambungnya itupun akan merasa terkhianati, merasa terluka. Sooyoung meraih ponselnya lalu menekan satu-satunya nomor yang selalu ada untuknya, yang bisa menghibur dirinya dan tahu segalanya tentang dirinya, luar maupun dalam. Ia diam sambil terus menatap refleksi wajah cantiknya yang terlihat murung, menunggu panggilan teleponnya terjawab.
"Kau dimana? Bisa jemput aku sekarang?" Sooyoung menggigit bibir bawahnya sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan dari sebrang teleponnya, "Tidak, aku minta pulang lebih awal. Bisakah kau jemput aku saja sekarang? Sepertinya aku sekarat, Bryan, aku sekarat! Aku butuh alkohol, nikotin serta kesenangan lainnya." Sooyoung sempat tersenyum mendengar jawaban yang sebelumnya telah ia yakini kalau orang itu pasti akan memberikan jawaban seperti apa yang diinginkan Sooyoung. "Baiklah, aku menunggumu!"
***
Taehyung masih terus mencoba menghubungi nomor yang tidak pernah juga menjawab atau bahkan membalas pesan yang telah ia kirimkan sejak tiga jam yang lalu. Entah sudah berapa kali ia mencoba menelepon dan bosan mengirimi pesan, tapi anak itu belum juga meresponnya. Ia menghentikan gerakan kakinya yang sedari tadi terus mondar-mandir tidak jelas didepan ruang tv nya. "Ck... Kemana sih sebenarnya dia itu?" Sekali lagi, Taehyung masih ingin dan belum mau menyerah untuk menghubungi perempuan itu.
Apa sih sebenarnya yang sedang dilakukan Sooyoung saat ini?
Apa memang seharusnya tadi Taehyung tidak perlu pulang setelah mengantarkannya? Seharusnya Taehyung menemani anak itu sajakan? Barang kali anak itu sedang gundah gulana karena tiba-tiba bertemu dengan ayah kandungnya yang selama ini telah dicarinyakan?
Kenapa anak itu jadi membuatnya khawatir setengah mati begini?
Taehyung diam, berpikir sejenak kemudian ia langkahkan kakinya untuk meraih kunci mobil lalu berjalan keluar dari dalam rumahnya. Taehyung tidak mau tinggal diam saja dan ia juga tidak bisa terus-terusan menerka-nerka apa saja kemungkinan yang sedang terjadi pada anak itu. Ia harus bergerak dan memastikan sendiri kalau keadaan anak itu baik-baik saja. Yang akan dilakukan Taheyung malam ini adalah mengunjungi rumahnya kembali. Dan kalau memang anak itu tidak ada dirumah, maka satu-satunya tempat yang menjadi tujuan kedua Taehyung keluar dan berkendara dimalam hari ini adalah club yang pernah ia datangi dulu saat Sooyoung mengajak mereka bertemu dan berunding. Dan tentu saja besar harapan Taehyung kalau Sooyoung sedang berada dirumahnya. Ia akan lebih suka mendapati anak itu sedang tidur dirumahnya dibanding harus bertemu di club malam yang berisik serta kurang pencahayaan itu. Taehyung benci suana club!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Married Project
FanfictionKim Taehyung, usia 37 tahun lebih satu minggu. Kaku, Tidak mudah bergaul, Sulit mengungkapkan perasaannya dan tidak suka dunia luar. Kelebihannya adalah otak yang pintar dan wajah yang luar biasa tampan. Untuk urusan percintaan, beri dia nilai nol b...