Struggle only for you

1.5K 209 69
                                    

Chapter 32

The Last Chapter

KTH

Aku tidak tahu kalau aku salah, tapi aku akan meminta maaf. Aku tidak peduli lagi pada semua pemikiran logisku mengenai hal yang benar dan tidak benar. Kalau untuk saat ini, prioritas utamaku adalah mengemudi dengan kencang lagi setelah sebelumnya aku mengemudi bagai ghost rider saat mencari si lelaki kemayu temannya Sooyoung itu dijajaran club yang bahkan tidak pernah aku kunjungi sebelumnya hanya untuk meminta alamat Sooyoung di Jepang. Sekali lagi, aku melakukan banyak hal menantang yang belum pernah kulakukan, hanya untuknya. Untuk Park Sooyoung yang namanya sudah tertulis ditembaga emas putih melingkar bertahtakan berlian cantik secantik dirinya yang seharusnya sudah aku sematkan dijemari manisnya tadi. Tapi bodohnya aku! Sialnya aku! Aku malah pulang begitu saja setelah mengantarkan Sooyoung ke rooftop apartment nya untuk menaiki pesawat pribadi milik keluarganya Bryan. 

Aku menghentikan laju kemudiku dan parkir disembarang tempat, dan lagi-lagi, aku tidak peduli. Persetan dengan aturan! Persetan dengan semua teoriku! Dan persetan dengan semua proyek ku! Proyek ku kali ini gagal total dan justru bisa membuatku kehilangan satu-satunya perempuan yang bisa membuatku merasakan apa itu kasmaran, apa itu rindu, apa itu terangsang, bergairah, suka disentuh, dan ingin selalu berada didekatnya. Apa itu menyukai, disukai. Apa itu disayangi dan menyayangi serta apa itu cinta. Dicintai dan mencintai. Ya tuhan, tidak bisakah aku mendapat kesempatan sekali lagi?  

Aku melirik sebal pada salah satu penjaga yang menurutku lelet sekali gerakannya dalam memeriksaku. "Bisa tidak kau cepat sedikit? Aku harus segera menemui calon istriku!" Kubuang nafas lelahku dan masih merasa sedikit kesal dengan Bryan yang tidak mau meminjamkan pesawat jet pribadi milik keluarganya padaku. Bukannya aku tidak mau mengeluarkan uangku untuk menaiki pesawat komersial, tapi masalahnya adalah aku sedang dikejar waktu yang bahkan rasanya terus mencekik leherku saat aku bernafas disetiap detiknya.

Si Penjaga itu juga melirik ku lalu tersenyum, sangat menyebalkan. "Maafkan aku sir, tapi aku hanya menjalankan tugasku dengan baik. Mohon bersabarlah ! Masih ada ratusan orang yang harus kuperiksa setelah anda."

Sabar kepalamu?

Cih!

Kalau calon istrinya tiba-tiba minta batal menikah juga aku yakin sekarang si penjaga itu sudah terlihat panik luar biasa melebihiku. Aku berlari memasuki kabin pesawat setelah petugas itu memeriksa tubuhku. Bisakah aku marah sekali lagi pada petugas itu karena telah menyentuh-nyentuh tubuh berhargaku ini? Tubuhku ini hanya untuk Sooyoung, hanya dia yang boleh menyentuhnya. Memikirkan anak itu  membuatku semakin merindukannya padahal aku baru saja bertemu dengannya sekitar empat jam yang lalu.

Aku duduk dikursiku dengan gelisah. Ada banyak pikiran negatif yang terbentang luas dikepalaku. Apa mungkin Sooyoung bisa melakukan hal gila lainnya setelah menonaktifkan ponselnya, lari dan kabur seperti biasanya dan bertingkah tidak bertanggung jawab begini? Bisa saja anak itu mencoba melakukan hal-hal yang lebih buruk dari sekedar kabur bukan? Obat-obatan terlarang, dan yang paling parahnya adalah percobaan bunuh diri. Astaga....

Aku berdiri dari kursiku dengan wajah yang aku sendiri tidak tahu sedang menunjukan ekspresi apa saat ini. Kenapa pesawatnya lama sekali untuk lepas landas sih? Dan kenapa semua orang seakan bergerak lebih lambat dari biasanya seolah sengaja ingin membuatku kalah dari pertarunganku melawan sang waktu? Si Bryan bilang ini adalah pesawat yang akan paling cepat datang ke Jepang, tapi mana buktinya?

"Permisi, bukankah seharusnya kau duduk dengan diam?" Aku menoleh pada seorang lelaki bertubuh tinggi yang baru saja bertanya padaku sambil menepuk pelan bahu kiriku dan sekarang duduk disamping kursiku.

The Married ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang