Can't Be Without You

1.1K 214 50
                                    

Chapter 25

KTH

Aku tahu, aku salah! Aku mengerti, aku telah menjadi lelaki brengsek. Alih-alih menjadi calon suami yang baik, yang hebat dan romantis seperti karakter-karakter dalam novel yang kubaca dan kupelajari akhir-akhir ini, aku malah sebaliknya. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa  gagal. Benar-benar bodoh! Aku telah membuat perempuan yang sudah kupilih dan terlihat tulus padaku merasa kecewa. 

Setelah beberapa detik Sooyoung pergi, aku masih saja diam ditempatku berdiri tanpa bergerak sedikitpun. Seolah ada sebuah paku besar yang tertanam pada kedua kakiku ini. Tapi aku harus bergerak cepat sebelum Sooyoung benar-benar pergikan? Aku harus mencabut paku besar yang memaku kedua kakiku, demi Sooyoung. Jadi dengan sekuat tenaga sambil mencoba meluluhkan ego serta emosiku, aku mulai menggerakan kakiku. Aku melangkah lebar sampai sedikit berlari terburu-buru, membuka pintu utama rumahku dan aku kembali tertegun.

Disana!

Disana, didepan pagar rumahku, aku melihat Park Sooyoung. Park Sooyoung si perempuan yang aku sukai, si calon istriku yang aku sayangi sedang berdiri disamping ibuku. Ibuku? Jadi perempuan sedang merangkul sok akrab Sooyoung itu benar ibuku? Ya tuhan... Kenapa ibuku datang tiba-tiba tanpa memberitahuku?

Aku mengedip-kedipkan kedua mataku salah tingkah saat dua perempuan paling berharga didunia ini pada akhirnya melirik ku, menatapku dengan pandangan aneh yang entah apa hanya mereka yang tahu. Kemudian mereka berdua melangkah serentak mendekatiku. Jantungku! Jantungku seketika ingin berhenti berdetak saja rasanya. Apa pada akhirnya aku akan mati sebelum berhasil menemukan ayah biologis Sooyoung? Apa aku akan mati lebih dulu dari Sooyoung sebelum aku menikahinya? Astaga....!

"Apa yang kau lakukan pada Sooyoung? Kenapa wajahnya terlihat murung?"

Aku masih bernafas saat ini, saat ibuku bertanya tentang Sooyoung dan semakin mendekatiku. Jadi apa mereka sudah saling berkenalan dibelakangku atau bagaimana sih? Kenapa ibuku mengenal Sooyoung? Dan sejak kapan?

Ibuku sepertinya sudah ingin banyak bertanya kembali padaku. Semuanya terlihat dari raut wajah penasarannya yang menatapiku tajam. Benar saja, setelah melihat kebisuanku, pada akhirnya dia kembali bertanya. "Ibu bertanya padamu Taehyung. Kenapa Sooyoung terlihat murung dan sedih? Memangnya kau apakan anak manis ini? Lagipula kenapa kau tidak bilang pada ibu kalau sebenarnya kau sudah punya calon sendiri? Ibukan seharusnya tidak usah repot mencarikan calon lain kalau tahu kau sudah punya calon yang menggemaskan seperti Sooyoung." Ibuku masih menatapiku tajam sambil berkata cepat dalam sekali tarikan nafas seperti seorang rappers sejati. Ingin sekali aku berkata: Ibu kau ini aktris, bukan seorang rapper! Tapi tidak, aku tidak mungkin berkata begitu dan mencari gara-gara pada ibuku yang dalam mode ingin memasukanku kembali kedalam perutnya dan memilih untuk tidak melahirkanku lagi.  

Aku menjilat bibir bawahku sejenak kemudian melirik Sooyoung yang memandangiku dengan tatapan sendu. Ya tuhan, melihatnya sedih begitu membuatku ingin memeluknya sekarang juga. Tapi ibuku sedang disini dan butuh penjelasan dariku. Aku menoleh dan melihat ibuku yang tengah bersidekap dada menungguku berbicara. "Aku..." Aku kembali menjilat bibirku yang terasa kering baru kemudian melanjutkan, "Aku...." Aku menatap wajah ibuku yang sudah tidak sabar menunggu kelanjutan ucapanku.  "Kenapa ibu datang hari ini? Inikan bukan jadwal kita bertemu bu?" Baiklah, aku menyerah! Aku lebih baik bertanya pada ibuku, mendapat omelan sepanjang hidupku daripada harus mengakui kesalahan yang telah ku perbuat pada Sooyoung tadi padanya. Rasanya benar-benar memalukan dan aku tidak sanggup.

Ibuku terlihat kesal lalu ia melayangkan satu pukulan pada lengan atas kananku yang sebenarnya tidak terasa sakit sama sekali dan berefek apapun untuk ku. "Kenapa ibu harus menunggu jadwal bertemu terlebih dahulu kalau ibu sudah sangat rindu padamu sih? Jangan bilang kalau kau juga punya jadwal temu pada Sooyoung seperti kau menjadwali seluruh kegiatan dalam hidupmu itu yah? Astaga... !" Aku melihat ibuku memegangi dahinya sebentar sebelum ia menarik tangan kanan Sooyoung hingga Sooyoung terlihat kaget dan mau tidak mau tubuhnya tertarik serta menempel dekat dengan tubuh ibuku. Kasihan sekali Sooyoung harus menempeli ibu-ibu cerewet seperti ibuku ini ya tuhan.

The Married ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang