The PS Project

1.1K 206 56
                                    

Chapter 23

Sooyoung tahu dan mengerti kalau jatuh cinta itu rasanya sangat indah walau kata jatuh seharusnya memiliki arti yang bisa menyakitkan. Hey... Memangnya ada yang mau jatuh? Kalau Sooyoung sih mau, tapi jatuhnya jatuh cinta. Apalagi jatuh cintanya dengan dosen tampan yang punya bokong seksi seperti Kim Taehyung. Hehehe...

"Cukup untuk hari ini. Terima kasih telah hadir dalam kelas saya dan sampai bertemu lusa nanti." 

Sooyoung melebarkan senyumannya pada Taehyung yang kelihatan tidak sengaja meliriknya, tapi tidak membalas senyumannya. Taehyung justru melangkah ringan menuju luar kelas setelah ia menyudahi sesi belajarnya alih-alih mendekati Sooyoung dan menyapa calon istrinya itu. Dan tunggu! Apa Sooyoung sekarang sedang didiami? dicueki dan tidak dianggap? Huft... 

Bahkan lelaki itu pergi tanpa melirik kembali Sooyoung atau melambaikan tangannya pada Sooyoung. Ponsel yang sengaja ia letakan diatas mejapun tidak bergetar atau menyala karena tanda ada sebuah pesan masuk untuknya. Apa salah kalau Sooyoung berharap Taehyung mengiriminya pesan untuk bisa pulang berdua diam-diam atau setidaknya bermesraan didalam ruangannya hanya untuk beberapa menit? Kenapa Sooyoung merasa kalau Taehyung begitu tidak peduli dengannya? Kenapa Taehyung tidak memberikannya sesuatu yang special atau setidaknya tatapan berbeda (tatapan khusus dengan kedua bola mata berhiaskan emoticon love seperti kartun saat memandang Sooyoung). Tapi yang Sooyoung dapatkan hanyalah tatapan seperti seorang dosen pada muridnya. Biasa dan tidak ada yang istimewa! 

Lihat-lihat! Si kaku itu sudah benar-benar hilang dari pandangan Sooyoung tanpa say good bye atau kiss bye. Brengsek, tapi cinta :(

"Pak Kim itu benar-benar lelaki idaman yah? Dia terlihat dingin namun tetap keren dan pintar secara bersamaan. Membuat hatiku gemetar dag dig dug duar saja. Benarkan Sooyoung?" Yerim menolehkan kepalanya pada Sooyoung yang sudah seperti patung dijalanan, hanya diam sambil melamun, memandang kosong pada arah pintu keluar dan sepertinya tidak mendengarkan semua perkataan Yerim yang barusan. Astaga... Jadi sedari tadi Sooyoung tidak mendengar suara merdunya Yerim ini? Ckckckckck... Yerima menaikan sebelah bibirnya kemudian menyenggol perut Sooyoung dengan sikunya pelan.

"Aw...!" Sungguh dramatis! Sooyoung segera memasang wajah pura-pura sekarat sambil memegangi perutnya yang hanya tersenggol pelan. Kemudian ia menatap Yerim menyalang seolah-olah Yerim adalah selingkuhan ayahnya yang perlu dikasih pelajaran. "Kau kenapa sih?"

Yerim sendiri mengedip-ngedipkan kedua bola matanya cepat. Ia sepertinya tidak menyangka dengan respon yang diberikan Sooyoung untuknya kali ini. Yang benar saja? Yerim hanya menyenggol perutnya pelan? Astaga naga.... Cih! Yerim memicingkan kedua matanya, menatap penuh aura curiga pada Sooyoung, "Seharusnya aku yang bertanya padamu. Kau itu KE-NA-PA? Kenapa kau jutek sekali sih? Kau belum makan sejak tiga hari yah makanya bertingkah seperti singa kelaparan?"

"Aku?" Sooyoung menunjuk-nunjuk dirinya sendiri sambil berkedip-kedip lucu, "Memangnya aku kenapa?"

"Mana aku tahu kau kenapa! Yang seharusnya tahu keadaan pada diri seseorang itu dirinya sendiri. Aku tahu kau bodoh, tapi kenapa malah bertanya padaku sih?"

Sooyoung menatap garang Yerim sambil berkacak pinggang, "Memangnya siapa yang suruh kau menyenggol perutku? Bagaimana kalau aku keguguran?"

Yerim membuka mulutnya lebar-lebar. Kalau ia bisa, malah ia ingin menyedot kepala Sooyoung sekarang juga dengan mulut menganganya yang lebar. Kemudian ia memukul bahu kanan Sooyoung, pelan. "Kau jangan asal bicara yah! Memangnya siapa yang menghamilimu?"

"Kau tidak perlu tahu aku dihamili oleh siapa. Nanti kau jatuh pingsan kalau tahu siapa yang menghamiliku." Setelahnya, Sooyoung membereskan seluruh barang miliknya kedalam tas dengan tidak santai kemudian ia lekas pergi meninggalkan Yerim dengan wajah galak.

The Married ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang