Pissed Of You

1.1K 208 54
                                    

Chapter 24

"Kau tidak pergi ke kampus?" Bryan menatap sinis Sooyoung yang entah sejak kapan sudah hadir di apartment nya dan sekarang sedang memeluki tubuhnya yang sedang berbaring sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan memasang wajah seolah-olah minta dihajar atau diberi racun diam-diam dalam campuran kopinya pagi ini.

"Aku malas melihat pak Kim. Aku mau main saja bersamamu." Sooyoung kemudian semakin menempel pada tubuh telanjang dadanya Bryan lalu memejamkan kedua matanya.

Tarik nafas, buang...

Tarik nafas, buang...

Tarik nafas, buang...

Sudah tiga kali! Jadi sekarang saatnya Bryan berteriak kencang layaknya seorang gadis perawan yang sedang berhadapan dengan paman hidung belang yang sedang berniat jahat padanya, "YAK PARK SOOYOUNG MENJAUHLAH DARIKU ATAU KU KIRIM KAU KE MADAGASCAR SEKARANG JUGAAAAAA... YAKKKKK...!"

Sooyoung bangun, duduk diatas ranjang sambil menutupi kedua telinganya dengan kedua tangannya sendiri. Ia sempat berdecak sebelum berkomentar, "Kenapa sih kau pakai teriak begitu? Saat Jong Suk memelukimu hingga kau terlihat sesak nafas saja kau diam saja. Giliran aku yang peluk, langsung berteriak-teriak begini. Cih... Kau harus segera sadar kalau perempuan bisa memberimu kepuasan lebih daripada laki-laki yang suka memanfaatkan kepolosan cintamu itu, Bryan! Sadarlah kau wahai lelaki tampan!"

"Seharusnya aku yang marah karena kau telah membangunkanku pagi-pagi, menerobos masuk ke rumahku dan sekarang mengomentari hidupku hingga menyuruhku sadar. Memangnya kau tidak sadar kalau tingkahmu juga tidak bagus?" Bryan bangun lalu ia duduk dengan punggung bersender pada headboard ranjang mewahnya kemudian ia meraih sebuah remote yang terletak di side table samping ranjangnya lalu menekan salah satu tombol hingga tirai jendelanya yang langsung menghadap pada jalanan serta hiruk pikuk kota Seoul segera terbuka dan sinar cahaya matahari langsung masuk ke dalam kamarnya itu. "Kau juga harus segera sadar dan berhenti menempeli dosenmu itu! Memangnya kau tidak takut dapat hukuman duniawi karena terus menempeli si dosen suci itu?"

"Apa menurutmu lebih baik begitu?" Sooyoung tiba-tiba bertanya dengan wajah serius dan terlihat menyedihkan. "Apa menurutmu aku menyerah saja dan berhenti menempeli pak Kim?" Sooyoung menghempas nafasnya sok lelah lalu menambahkan, "Pasti orang tua itu juga merasa risih yah setiap kali aku berusaha menempelinya, merayunya dan menggodanya? Pantas saja dia tidak menghubungiku setelah aku mabuk dan memakinya. Dia pasti merasa senang karena dua hari ini tidak bertemu dan diganggu olehku. Kenapa nasibku menyedihkan begini yah Bryan?" Sooyoung menatap Bryan dengan jurus tatapan anak anjingnya.

Bryan berkedip-kedip melihat tingkah Sooyoung yang tidak terlihat menyedihkan sama sekali sebenarnya. Kemudian dia teringat sesuatu yang menurutnya sangat penting bagi Sooyoung. Bryan bangun dan duduk bersila tepat dihadapan Sooyoung yang juga tengah duduk bersila lebih dulu, "Tunggu dulu! Bagaimana dengan misimu? Bagaimana dengan dendam mu pada ayah kandung keparatmu itu?"

"Aku bahkan sudah tidak berminat. Aku lebih berminta berduaan dengan pak Kim kalau kau mau tahu."

Bryan menaikan sebelah bibirnya sinis, "Sayangnya aku tidak mau tahu, Park Sooyoung! Tapi kau yakin kau tidak ingin mengenal ayah kandungmu? Kau yakin kau sudah melenyapkan niatmu untuk memaki orang brengsek itu? Setidaknya kau harus memberikannya tatapan tajam super dramatis pada orang brengsek itu! Lelaki biadab seperti ayahmu itu harus diberi pelajaran. Dia harus ingat sedikit akan dosa-dosanya dulu padamu dan ibumu."

Sooyoung memanyun-manyunkan bibirnya sok imut kemudian ia mencondongkan tubuhnya untuk bersender didada telanjang Bryan. Setelah menyenderkan kepalanya, ia berlagak sok sedih sambil berkata, "Kau benar! Jadi intinya aku harus terus mendekati pak Kim bukan?"

The Married ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang