The Fact

1.2K 226 57
                                    

Chapter 21

Taehyung kira rasa bahagia yang paling membahagiakan dalam hidupnya yang pernah ia rasakan selama ini adalah ketika ia lulus dari kuliahnya dengan predikat Cumlaud atau ketika ia berhasil memenangkan salah satu penghargaan paling bergengsi dikampusnya dulu karena kepintarannya. Tapi sepertinya semua hipotesis Taehyung selama ini mengenai dirinya sendiri adalah sebuah kesalahan. Karena nyatanya, saat ini dan detik ini juga ia mulai merasakan kebahagiaan yang paling membuncah selama tiga puluh tujuh tahun dalam hidupnya hingga rasanya seluruh isi perutnya bergejolak, berteriak dan bersorak ramai ikut merasakan euforia dari kebahagiaan yang amat luar biasa ini.

Taehyung tersenyum disela-sela ciumannnya kemudian ia semakin membebaskan dirinya melakukan hal-hal yang mungkin saja ketika ia sadar nanti ia akan menyesalinya. Tapi peduli setan dengan nanti kalau sekarang Taehyung bisa membuang seluruh pikiran rasionalnya dan lebih memilih bertindak mengikuti arahan dari nalurinya. Jika nantinya ia disuruh memilih dan mengulang waktupun, Taehyung akan tetap melakukan hal ini. Melakukan tindakan yang sungguh sangat bertolak belakang dari dirinya, yang bisa melanggar seluruh peraturan yang ia buat sendiri dalam hidupnya.

Terkadang melanggar peraturan dengan sengaja itu mengasyikan, bukan?

"Pak Kim..." Sooyoung bersuara dengan nafas yang terengah-engah saat Taehyung baru saja melepaskan pagutan ciuman panasnya itu. Sambil menatap ke dalam mata Taehyung yang sudah seperti seeokor singa yang memandang Sooyoung bak mangsanya, Sooyoung tersenyum. "Pak Kim, apa sekarang aku harus menginap dirumah pak Kim?"

Yang Taehyung dengar dari suara Sooyoung barusan adalah Pak Kim, ayo kita lanjutkan sesi ciuman kita hingga pagi. Wah... telinga si dosen kaku itu sepertinya sudah rusak hingga kebagian yang terdalam karena sekarang buktinya Taehyung malah memejamkan kedua matanya kembali kemudian menyerang bibir merona muridnya itu lagi. Kim Taehyung sepertinya sedang kerasukan hantu bergairah seperti doa Sooyoung selama ini. Taehyung bahkan sekarang sudah bergerak untuk merangkak naik lalu menindih tubuh berbaringnya Sooyoung. Satu tangannya kini merayap masuk ke belakang kepala Sooyoung dan memegang sejumput helaian rambut Sooyoung. Sedangkan satu tangannya yang lain memegangi bahu kanan Sooyoung lembut. Bibirnya juga masih menempel, menyium, memagut dan menggoda bibir manis Sooyoung.

Drrttt...

Drrttt...

Drrttt...

Taehyung membuka kedua matanya malas kemudian mau tidak mau menghentikan pergerakan bibirnya yang seharusnya asik menjelajahi setiap gigitan keindahan pada bibir Sooyoung dan terpaksa terhenti begitu saja. Huft... Ia lalu melirik kesal ke arah meja yang diatasnya tergeletak ponselnya yang ia sendiri bahkan sudah lupa kapan ia meletakan ponsel brengseknya itu disana. Taehyung menyatukan kedua alisnya saat layar pada ponsel milknya itu terus menyala dan bergetar tanpa henti. Sooyoung yang merasa kalau pergerakan bibir dosennya itu hanya diam dan tidak membalas pagutannya, mulai ikut membuka kedua matanya dan menghentikan aksi ciuman yang padahal sangat ia handali itu.

"Ada yang menelepon telepon pak Kim!" Sooyoung segera membuka suaranya setelah sebelumnya menggeser posisi kepalanya ke kanan agar bisa sedikit menjauh dari bibir mantap dosennya itu.

Taehyung melirik Sooyoung kemudian melirik ponsel sialannya yang masih saja bergetar lalu melirik Sooyoung lagi. "Itu tidak mungkin Bryan kan?"

Sooyoung mengedipkan kedua matanya cepat dan terlihat polos kemudian menjawab. "Sampai kiamat datangpun aku tidak akan mau membagikan nomor telepon pak Kim yang sangat berharga ini pada si brengsek itu." Setelahnya, dengan susah payah untuk menggerak-gerakan kepalanya agar bisa mengintip id caller dari ponsel Taehyung hingga akhirnya ia bisa membaca nama yang tertera pada layar ponsel yang menyala itu. Sooyoung kemudian segera melebarkan kedua matanya sambil mendorong dada Taehyung kasar. Taehyung bahkan sampai jatuh duduk ke bawah sofa.

The Married ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang