Part 2 : Jackson Yang

110 11 2
                                    

Keesokan harinya. Setelah semua pembelajaran usai, aku berniat untuk tidak pulang ke rumah dulu dan memilih ke rooftop untuk menetralkan pikiranku. Karna selama pembelajaran aku merasa otakku kini sangat penuh dan aku merasa sedikit pusing jadinya.
Bagaimana tidak? Para dosen yang mengajar hari ini memberi kami materi yang begitu banyak. Mereka seakan mengejar materi. Padahal baru awal masuk pelajaran. Karena kemarin hanya pengenalan-pengenalan saja.

Aku tidak berbarengan dengan Gia. Aku menyuruhnya duluan pulang.

Aku menaiki tangga menuju rooftop. Aku dapat melihat bangunan-bangunan tinggi dari sini. Aku menarik nafasku dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya secara perlahan, sebagai ancang-ancang untuk berteriak. Namun, saat aku hendak berteriak, tiba-tiba..

“Jangan berteriak disini” ucap orang itu dengan nada datar dan tidak melirik ke arahku melainkan tetap memandang lurus ke depan.

Aku segera menolehkan kepalaku ke arah sumber suara dan mendapati seorang laki-laki yang berpostur tinggi, kurus, putih, dan tampan yang sedang duduk di kursi panjang yang ada di rooftop ini.

Aku seketika speechless. Aku menundukan wajahku sambil berguman, “Maaf”. Entah dia ada dengar atau tidak.

Yah, ku pikir semua mahasiswa telah pulang. Karena tadi sepanjang perjalananku ke rooftop, aku tidak melihat seorang pun. Lagi pula, aku juga keluar kelas paling terakhir. Eh, tidak tahunya masih ada orang.

Tak lama kemudian laki-laki itu menghampiriku dan sekarang tepat berada di hadapanku.
“Aku tau tempat yang tepat untukmu berteriak” ucap orang itu sambil mengulas senyuman yang tipis dan manis.
Aku mendongakkan kepalaku dan menatapnya heran. Laki-laki itu membulatkan matanya dan terdiam sejenak.

Dia.. Dia kenapa sedikit mirip denganya ~ Batin Jackson

Tak lama kemudian, orang itu menyadari sesuatu.
“Oh ya, namaku Jackson Yang” ucap Jackson sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Aku kemudian melirik tangannya dan membalas salamannya. “Aku Joyce Li” ucapku sambil mengulas senyuman manis pula. Setelah bersalaman, Jackson pun melepaskan salamannya.

“Mau ikut?” tanya Jackson

“Kemana?” tanyaku balik.

“Aku akan mengajakmu ke tempat yang pas untumu berteriak” ucapnya datar. Aku hanya menatapnya tak percaya. Yah, bagaimana bisa aku percaya dengannya, sedangkan aku baru bertemu dan mengenalnya hari ini.

“Percayalah padaku, aku tidak akan apa-apakanmu” ucapnya dengan senyuman manisnya.

“Oh, baiklah” ucapku pelan. Aku berjalan mengikutinya dari belakang.

~

31-08-20

Hari ini aku update 2 part yaa
Semoga suka ;)
Jangan lupa untuk tekan bintangnya dan beri masukan buat ceritaku ya
Terima kasih
Salam hangat dari Joyce❤️

You're Mine {TAMAT} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang