5 bulan berlalu, Karry sudah tidak pernah mendapat kabar apapun dari Joyce. Ia bingung kenapa Joyce pergi tanpa memberi kabar apapun padanya. Ia tak tahu apa kesalahan yang ia lakukan pada Joyce.
Karry sudah mencari kesana kemari, tapi ia tidak mendapatkan jejak apapun.
Karry telah menutup usahanya, dikarenakan Joyce. Ia tidak konsen saat bekerja, membuatnya menutup sementara cafe nya itu.Kini ia liburan ke Taiwan, ia sekalian juga ingin berkunjung ke tempat Jackson.
“Apa?!”
“Kenapa kau tak bilang dari awal? Aku juga sudah lama tak mendengar kabar kalian dan sekarang kau datang menemui aku dengan membawa kabar buruk itu?”
“Maafkan aku, Jack. Aku memang bukan teman yang baik, aku datang disaat butuh. Aku benar-benar minta maaf. Tapi, untuk kali ini, biarkan aku meminta pertolonganmu. Aku sudah tidak tahu harus mencari Joyce kemana lagi”
“Santai aja, Kar. Aku mengerti. Kau tenang aja, aku pasti akan membantumu” ujar Jackson memegang pundak Karry untuk menenangkannya.
“Tapi.. tentang kecelakaan itu.. kau sudah tahu siapa pelakunya?” lanjutnya
Karry menggeleng pelan. “Aku tidak tahu. Yang aku pikirkan sekarang, dimana keberadaan Joyce? Bahkan tante Rena pun tak memberi petunjuk apapun padaku, ia seakan bersekongkol dengan Joyce untuk pergi tanpa memberi penjelasan padaku. Aku tak tahu kesalahanku apa padanya.”
Karry menghela nafas berat.
“Kau tenang dulu ya. Oh ya, kau tinggal dimana?”
“Hotel Qing Hu. Aku ga punya banyak tabungan karena usahaku juga sudah aku tutup 5 bulan yang lalu”
“Ya udah, kau bisa tinggal di apartemen miliku. Itu apartemen tidak pernah aku tempati, kau bisa menggunakannya”
“Tapi..”
“Ga usah sungkan. Kita ini teman, malah aku sudah menganggapmu seperti kakakku sendiri”
...
“Ini apartemen milikku. Jika kau butuh apa-apa, kau bisa menghubungiku. Aku akan membantumu sebisaku dan ini” Jackson memberikan sebuah kunci mobil pada Karry.
“Untukku?”
“Iya, karna kau ga mungkin jalan kaki kan untuk kemana-mana”
“Kau?”
“Aku sudah suruh supir aku untuk menjemput. Ya udah, aku ga bisa lama. Masih ada urusan soalnya, aku tinggal ya. Ingat hubungi aku jika butuh apa-apa”
Jackson melangkahkan kaki menjauh dari apartemen miliknya.Karry menatap punggung Jackson, ia masih mencerna perkataan Jackson tadi.
“Terima kasih Jackson! Aku berhutang padamu!” teriak Karry saat bayang Jackson sudah memasuki lift diujung lorong ini.
Karry membuka pintu apartemen milik Jackson. Ia menggerek kopernya. Ditelitinya sekeliling ruangan ini. Lumayan besar.
...
Karry merapikan pakaian-pakainnya. Ia meletakkan satu persatu barang-barangnya. Sampai pada sebuah foto yang terbaring didalam kopernya. Ia mengambilnya. Ia duduk ditepi ranjangnya. Ditatapnya foto itu lamat-lamat, sampai tanpa sadar air matanya mengalir dan membasahi kaca bingkai foto itu.
“Kamu dimana? Aku kangen. Kenapa kamu pergi tanpa kabar? Apa salah aku? Aku sayang kamu. Kamu berhasil menguasai pikiran aku. Aku... Aku.. pliss.. kumohon kamu hadir disini sekarang”
Karry mengelus-elus bingkai foto itu dengan lembut....
Dum..
Dum..
Karry menutup pintu apartemennya bersamaan dengan tetangganya yang berada diseberang.
Karry membalikan badannya. Matanya menangkap sosok yang selama ini ia cari, ia rindukan, ia inginkan.
Joyce Li.
Tatapannya dengan gadis itu saling menatap.
Ada keheningan yang menjalar. Jantung yang berdegup tak teratur. Tatapan yang menyiratkan sesuatu. Kaki yang serasa tidak dapat bergerak. Pikiran yang selalu ingin tetap disini. Waktu yang ingin diberhentikan saat ini juga. Tanpa sadar, matanya berlarian kedepan.
Gadis itu, gadis yang mengenakan kursi roda itu, memutuskan tatapannya dan memilih meninggalkan orang yang masih menetap dihatinya.
Setelah sadar, Karry berlari mengejar gadis itu.
“Joyce! Joyce!”
Grap..
Karry berhasil menahan kursi roda itu. Dengan gerakan cepat, Karry mendekap tubuh Joyce erat. Ia tak peduli lingkungannya saat ini.
“Kenapa? Kenapa kamu pergi tanpa memberitahuku? Kenapa kamu meninggalkan aku? Kamu tahu? Aku mencari keberadaanmu dan menunggu kepulanganmu kesisiku”
Joyce melepaskan pelukan Karry paksa. Ia telah memantapkan hatinya untuk tidak lemah. Walau sebenarnya hati dan matanya sudah tidak bersahabat.
“Aku sengaja. Aku mau kita putus! Cari perempuan lain Karry. Aku bukan yang terbaik untukmu. Aku sekarang bukan Joyce yang dulu Kar. Aku cacat! Aku ga sempurna lagi. Kamu akan malu jika masih disampingku. Masa depan kamu masih panjang, kamh bisa menikahi Jenny. Dia juga adikku. Dia juga cinta sama kamu. Aku berharap dia bisa cinta sama kamu seperti aku mencintai kamu”
“Nggak! Joyce kamu ngomong apa?! Setelah sekian lama kita ga bertemu dan sekarang kamu ngomong perkataan buruk itu? Aku ga akan pernah dan mau menikah dengan Jenny! Cinta aku hanya satu, dan itu untuk kamu seorang, ga ada yang lain! Lagi pula aku ga peduli keadaan kamu yang seperti apa. Aku mencintai kamu berdasarkan hatimu bukan fisikmu. Jangan merendahkan dirimu, Joyce. Bagiku, kamu lebih dari segalanya. Ku mohon jangan begini jangan tinggalin aku. Kita sama-sama berjuang. Kita tanam impian kita sama-sama. Kamu ga ingat apa yang pernah kamu sampaikan padaku? Kamu bilang, aku jangan takut atau malu karena kamu akan selalu ada disampingku. Tapi apa sekarang? Mana perkataan kamu yang dulu? Sekarang kita balikan keadaan. Perkataan itu akan aku gunakan. Kamu jangan pernah malu atau takut, karena aku janji akan selalu ada disamping kamu, menemani kamu. Aku janji”
Sedari tadi Joyce hanya mendengar. Hatinya tersentuh mendengar tiap kata yang keluar dari mulut Karry. Ia bingung, ia juga hancur melihat keadaannya saat ini. Apa memang ini jalan yang diberikan Tuhan? Apa memang ia dengan Karry berjodoh sampai harus dipertemukan kembali?
Air matanya mengalir tanpa ia minta.
~
11-11-20
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine {TAMAT} ✓
General FictionINI CERITA PERTAMAKU 🎉 VOTE N COMMENTNYA YA JANGAN LUPA FOLLOW JUGA, TERIMA KASIH :) . . {YOU'RE MINE By Lyn_Joyce} CERITA LENGKAP ✅ . . "Sayang" panggil Karry masih menatap ke langit "Hem" jawab Joyce melirik ke arahnya "Kamu tau kenapa Tuhan menc...