Part 31 : Hari Pertunangan

29 6 0
                                    

"Apa?! Karry pergi! Kenapa kamu ga cegah?!" geram Albert.

"Aku udah cegah, tapi ia langsung pergi gitu aja." Ujar Lila gugup

"Kita harus bilang apa sama keluarga Jenny dan tamu undangan. Ini acara udah mau mulai" ujar Albert frustasi.

"Aku coba telfonin dia"

15 panggilan tak terjawab. Albert mendesah kasar. Ia berjanji, jika pertunangan ini batal, maka ia akan mengusir Karry dari rumah ini. Tapi sebelum itu ia akan memarahi Karry habis-habisan.

...

"Ayo, sayang" ucap Karry menarik tangan Joyce pelan menuju halaman depan.

"Mama. Kenapa mama pulang ga bilang-bilang?"

Joyce dan Karry terhenti karena Rena baru saja akan masuk ke dalam rumah. Ia sedang menggerek kopernya.

"Iya sebenarnya mama mau buat kejutan buat kamu, hehe"

Seperti tersadar akan penampilan anak muda didepannya. "Kalian mau kemana?"

"Ah itu ma" Joyce bingung harus mengatakan apa. Sejujurnya ia masih belum siap bertemu orangtuanya.

"Aku mau ketemu orangtua aku. Aku udah menemukan mereka dan aku tahu alasan mereka membuang aku. Karena aku buta."

Rena tercengang mendengarnya.

"Kamu udah tahu? Maaf mama ga sempat cerita soal ini. Bukan mama ga mau cerita, Cuma.. mama bingung, mama takut.."

"Udah ma, gapapa. Lagipula aku sekarang udah tahu. Aku buru-buru, ma. Aku izin pergi bentar"

"Iya sayang"

Sebelum pergi, Rena memeluk Joyce sesaat untuk menguatkannya.

...

Karry memarkirkan mobil sportnya dihalaman depan rumahnya. Ia mematikan mesin dan membuka sabuk pengaman. Begitu juga dengan Joyce, ia telah melepas sabuk pengamannya.

Sebelum keluar dari mobil, Karry menggenggam tangan Joyce erat. Ditatapnya mata Joyce teduh.

"Sayang, kamu tenang aja. Apapun yang terjadi, aku akan selalu ada disamping kamu. Aku akan jadi benteng jika masalah itu datang. Kamu ga perlu takut selagi masih ada aku yang selalu ngejagain kamu, ya?" ujar Karry tenang. Ia tersenyum lebar untuk menyemangati Joyce. Ia tahu perasaan Joyce saat ini seperti apa.

Joyce tersenyum manis, ia mengangguk pelan.

"Iya, aku percaya sama kamu sayang"

"Ingat apa yang aku katakan saat dirumah. Kita hanya bermain drama sedikit" Karry mengedipkan sebelah matanya.

Setelah itu mereka berdua keluar dari mobil dan menuju pintu utama. Mereka tidak berjalan berdampingan. Karry berjalan lebih dulu memasuki lobi utama tempat dilaksanakannya acara pertunangannya.

"Karry kemana aja kamu! Kamu buat malu! Semua orang udah pada datang dan nungguin kamu, tapi kamu malah keluyuran. Setelah acara ini selesai, kamu minta maaf sama keluarga Jenny karna udah nunggu lama. Nih" ujar Albert menggeram marah sambil menyerahkan kotak cincin.

Karry hanya menatap datar kotak cincin itu dan mengambilnya. Terbit senyuman licik dibibir tipis Karry. Ditatapnya ke arah kerumunan itu yang dibelakang itu telah duduk gadis cantik nan anggun dengan berbalut dress berwarna peach.
Ia tersenyum tipis sesaat kerah gadis itu sebelum melangkahkan kaki ke panggung yang udah disiapin para pelayan.

Jenny sudah sedari tadi menunggu diatas panggung dengan perasaan gugup karena Karry sedari tadi tidak menampakkan batang hidungnya. Tapi tak lama ia melihat Karry yang berjalan menuju ke arahnya dengan pandangan datar dan dingin dengan tangan yang menggenggam kotak cincin. Ia tak peduli akan tatapan Karry, ia tersenyum lebar. Ini yang ia tunggu-tunggu selama ini. Ia sudah tidak sabar.

Cek..cek..

Terdengar suara mic dari arah panggung, semua mata lantas menoleh ke arah panggung.

"Selamat siang semuanya. Sebelumnya saya mau minta maaf atas ketelatan saya hadir diacara ini. Saya juga mau berterima kasih pada semua tamu undangan yang sudah datang keacara pertunangan saya ini" ujar Karry sambil tersenyum ramah.

Karry menunduk hormat ke semua tamu undangan dan tak lama terdengar tepukan tangan dari para tamu undangan.

"Baiklah karena tuan Karry telah hadir, maka acara pertunangan ini akan dilaksanakan, yaitu pertukaran cincin. Mari kita mulai dari tuan Karry"

Terdengar tepukan meriah lagi dari tamu undangan.

Karry menatap kotak cincin itu, ia membukanya. Ditatapnya cincin itu lama dan dicabutnya cincin itu dari kotak itu. Ia tersenyum miring.

Karry mendekatkan lagi bibirnya di mikrofon.

"Cincin ini akan saya berikan kepada tunangan saya.." jeda Karry sesaat, "Yaitu pacar saya sendiri"

Semua terdiam untuk mendengar lanjutan perkataan Karry. Namun, sayangnya Karry tidak melanjutkan perkataannya melainkan berjalan menuruni tangga dan memecah kerumunan untuk menghampiri gadis yang tengah duduk manis dibelakang kerumunan itu.

Kedua belah pihak keluarga saling pandang dan menatap punggung Karry yang berjalan kedepan. Sedangkan, Jenny terkejut. Ia tahu orang yang dimaksud Karry siapa. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Ia tak sanggup akan apa yang akan terjadi nanti.

Karry kembali ke atas panggung dengan gadis disampingnya yang merangkul lengan kirinya. Semua penghuni ruangan mendadak bingung dan ada beberapa yang berbisik-bisik. Kedua belah pihak keluarga pun menatap bingung ke arah gadis itu, sedangkan Albert menatap tajam ke arah Karry dan Lila juga nenek yang seperti pernah melihat gadis itu.

Jenny menatap mereka tak suka, telinganya memanas bahkan matanya juga terasa panas. Hatinya meledak-ledak menanti akan apa yang terjadi nanti.

"Dia pacar saya sekaligus calon tunangan saya. Namanya.." Karry sengaja menjeda perkataanya. Diliriknya kearah Owen dan Elise dengan senyuman licik.

"Joyce Li"

Bisik-bisik riuh makin terdengar jelas. Aura disekitar ruangan ini mendadak mencekam.

Elise seakan tak mampu lagi menopang kedua kakinya. Owen melotot tak percaya. Nenek yang awalnya terkejut berubah tersenyum simpul. Kedua orangtua Karry terkejut juga.

~

10-11-20

You're Mine {TAMAT} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang