tiga

1.4K 124 83
                                    

Hari ini Azza terlihat sangat malas sekolah, ah bukan malas sekolah, melainkan badannya kurang vit, bibirnya terlihat pucat, wajahnya terlihat lesu, dan tentunya tidak ceria seperti biasanya.

"Eh Zaa, lo sakit?, kalo sakit ngga usah sekolah, muka lo pucet banget" ucap Zahra memegangi kening Azza. Dan benar tubuuh Azza panas sekali

"lo udah makan? Gua ambilin makan ya?" tanya Zahra panik

"Azza ngga mood makan, daripada nanti ngga dimakan malah mubadzir" ucap Azza

"udah deh za, lo ngga usah sok kuat, mending kita ke atas aja, ntar gua izinin ke guru, daripada nanti tambah parah" Zahra memaksa Azza untuk ke kamar, karena Azza merasa sudah tidak kuat, akhirnya dia mengikuti perkataan Zahra

Azza berbaring di kasur milik Azza sendiri, dikamar sudah ada ustadzah Lily yang menjaga Azza selama anak anak sekolah, supaya Azza tidak kesepian. Setelah membaringkan tubuh Azza di kasur, Zahra segera kembali ke kelas, karena pelajaran pertama pelajaran ustadz Andi, bisa dibilang guru killer, andai bukan pelajaran guru kiler pasti Zahra akan izin ke guru dengan alasan us, aku izin mau bikinin bubur Azza ya us, Azza sakit kasihan ngga ada yang ngerawat itu alesan Zahra saja supaya dia bisa bolos pelajaran.

Azza merasa bahwa cuacanya dingin sekali, bahkan dia masih terasa dingin walau sudah memakai selimutnya, ustadzah Lily yang melihat kondisi Azza mengigil langsung menghampiri Azza.

" Azza masih kedinginan? Tanya ustadzah. Dibalas dengan anggukan Azza, ustadzah segera mengambil selimut milik temannya

"sudah ini pakai punya Eliz dulu, nanti biar ustadzah yang bilang ke Eliz," ustadzah menyelimuti tubuh Azza dan mengambil kursi plastik untuk duduk di samping ranjang Azza

"Azza tadi pagi sudah makan?" tanya ustadzah Lily. Azza hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya

"Ustadzah bikinkan bubur dan teh ya" ucap ustadzah Lily dan bangkit dari kursinya.

"Ustadzah, Azza ngga suka bubur yang warnanya coklat itu, Azza punya bubur Cerelac di lemari, Azza maunya makan bubur cerelac  aja"

"oh baiklah, ustadzah ambil ya buburnya" ustadzah mengambil satu bungkus bubur Cerelac. Tidak lama setelah itu ustadzah kembali duduk dengan membawa satu mangkuk berisi bubur dan, gelas berisi teh

"Azza, ayo bangun, biar ustadzah suapin aja" Azza segera bangun dari kasurnya dan mengubah posisi menjadi duduk, perlahan lahan bubur Azza habis tak sersisa, setelah makan ustadzah mengambil obat untuk Azza dan menyuruh Azza untuk beristirahat, tenang saja Azza masih ditemi oleh ustadzah Lily di sampingnya

"Us, Azza ngga bisa tidur" rengek Azza

" ustadzah bacakan ayat Qur'an ya?" tanya ustadzah

"boleh boleh us, tapi Azza maunya dibacain surat Ar Rahman ya" ucap Azza dengan sumringah. Yaa, Azza memang sangat menyukai surat Ar Rahman, tak lama setelah ustadzah membacakan surat Ar Rahman mata Azza sudah terlelap.

******

"Allahu akbar Allahu akbarr" adzan dhuhur berkumandang, Azza membuka matanya untuk pergi ke kamar mandi mengambil air wudhu

"ceklekkkk" suara pintu terbuka

"Azzaaa, gimana udah baikann?" tanya teman teman Azza yang sekamar dengan Azza, tak lupa disana juga ada Zahra, sekarang Maritna terlalu fokus untuk mengejar UN, dia belajar belajar terus , alhasil Azza dan Maritna sudah tidak sedekat dulu, tapi mereka baik baik aja, ngga ada musuh musuhhan

" Azza udah baikan kok, habis dhuhur Azza mau sekolah lagi" ucap Azza dengan senyuman

" lo kenapa si Za ngga betah banget di kamar, nanggung banget pelajaran cuma 2 jam doang mending ngga usah, sekarang banyak banyakkin istirahat aja" ucap Renata

" dikamar sepii, Azza ngga suka kalo dikamar sendiri, lagipula Azza udah ngga panas nih pegang jidat Azza," Azza menarik tangan Renata dan menempempelkannya di kening Azza, dan memang badan Azza sudah tidak panas

"yaudah tapi lo sholat dhuhur di kamar aja, ngga usah ke masjid" Ucap Zahra dengan tatapan sinis. Dan Azza mengangguk sebagai jawaban

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang