empat

1.3K 105 57
                                    

Azza segera membenarkan kerudung segi empatnya di depan kaca. Sudah 5 menit yang lalu bel tanda masuk sudah bunyi, Azza menuruni anak tangga dengan tergesa gesa. Tiba di anak tannga terakhir Azz Tersandung rok osisnya sehingga lutut Azza terasa nyeri

"Aduhhh, sakit banget gilla" keluh Azza sambil memengangi lututnya. Azza segera bangkit agar tidak ada yang melihat jika dirinya jatuh. Sebenarnya Azza masih sedikit pusing tapi dia sudah jenuh kalau harus beristirahat terus

"Untung udah pada masuk, kalau ramai bisa bisa ditertawakan oleh orang orang huft" batin Azza

"Kamu tidak apa apa?" ucap seorang laki laki dengan suara baritonnya dan berpakaian jubah abu abu. Mendengar suara itu jantung Azza berdegup tidak normal, Azza tidak berani menatap wajah pria itu, Azza sudah terlanjur malu, Azza masih menundukan kepala

"nggapapa" ucap Azza. Azza segera pergi meninggalkan pria itu tetapi langkah Azza terhenti

"lain kali kalau diajak ngomong sama orang liat wajah orang yang sedang bicara, jangan seperti tadi" ucap pria itu. Azza tidak menjawab pria itu. Azza sudah terlanjur malu lebih baik dia segera memasuki kelas, karena Azza juga sudah terlambat. Azza yakin pipi Azza sekarang seperti kepiting rebus

"Ceklekkkk" Azza membuka pintu dan mata Azza tertuju ke meja guru, dan ternyata gurunya belum masukk

Azza merasa tubuh bagian belakang telah ditabrak oleh tubuh seseorang
"Em, wanginya kayak pernah nyium" Batin Azza. Azza segera membalikkan tubuhnya dan melihat siapa yang menabrak dirinya

DEGGG

Untuk kedua kalinya Azza merasa benar benar malu, ingin rasanya Azza pergi dari tempat ini

"maaf saya tidak sengaja, saya ngga liat jika ada orang disini" ucap pria itu dengan muka es nya. Azza hanya membalas dengan senyuman. Azza kembali ke tempat duduknya. Azza mengambil buku untuk menutupi muka merahnya itu

"Masyaallah, ciptaan Allah sungguh sempurna, jadi dia ustadz disini? Sejak kapan? Muda muda gitu udah jadi ustadz pasti banyak yang ngincer dan berebut untuk dapetin hati ustadz" Batin Azza

"Heh zaa, udah sehat kan luu?? Kok senyum senyum sendiri sih?" Azza kaget karena Zahra yang duduk di sebelah Azza menepuk bahu Azza

"apasihh siapa yang senyum senyum?" Azza malah kembali bertanya

"dahlah Za kamu hari ini lagi error" ucap Zahra

Azza diam diam memperhatikan ustadz yang sedang membenarkan meja guru di depan

"baik saya mulai, Assalamualaikun warrohmatullahi wabarakatuh"

"waalaikumussalam warrahmatullahi wabarakatuh" ucap sekalas dengan ssmangat

"tumben banget kelas kali ini siang siang masih hidup, biasanya jyga udah pada loyo, pada molor semua" batin Azza

"untuk pertemuan kali ini mungkin kita perkenalan dulu ya, perkenalkan nama saya Muhammad Devan Daneera kalian bisa memanggil saya dengan sebutan Devan, saya akan mengajar kalian selama 5 kali pertemuan, saya hanya guru sementara disini untuk menganti posisi ustadzah Bela, oh ya maaf ya jika pakaian saya seperti ini, karna tadi 2 jam sebelum kesini saya mengikuti pengajian, dan lupa.membawa baju ganti, mungkin perkenalannya cukup ya?, ada yang perlu ditanyakan?" tanya Ustadz Devan

"nama yang bagus" batin Azza

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang