tiga puluh dua

741 48 0
                                    

Azza baru saja selesai meeting bisnis dirumahnya. Zahrapun juga ikut hadir karna Azaa butuh bantuan Zahra mengurus bisnisnya ini. 2 bulan lagi ia akan menikah dengan Kahfa, baru saja seminggu yang lalu ia menerima khitbah dari Kahfa. Kini hanya tersisa Zahra dan Dinda saja dirumahnya, anggota yang lain sudah pada pulang terlebih dahulu.

"Zaa, lo disini cantik bangett, terus ini suami lo?" Dinda menunjuk foto pernikahannya yang dipajang di tembok  ruang tamu.

"Ganteng kan suami Azza, jaga tu mata, jangan sampe kamu suka sama suainya Azza, bisa bisa kamu diterkam sama Azza" Ucap Zahra.

"Izz ngawur, enggak sampe diterkam juga kali, paling hanya di keluarkan saja dari tim kami" Ucap Azza sembari memberi teh pada Dinda.

"Ehh jangan lah, mau makan apa aku kalo ngga dapet uang gaji dari Azza, lagian aku cuma bilang ganteng low, bukan berarti suka, hanya menghargai ciptaan tuhan saja" . Zahra dan Azza hanya terkekeh mendengar alasan dari dinda. Bi inah tiba tiba datang membawakan ponsel Azza.

"Neng ini hpnya ketinggalan tadi di dapur" Ucap Bi Inah dan memberikan hpnya pada Azza.

"Eh ya Allah, makasih ya Bi" Azza memang sering meninggalkan hpnya disembarang tempat, dan pasti Bi Inah yang menemukannya.

"Si eneng mah kebiasaan" Ucap Bi Inah.

"Sini Bi dudukk, kita ngobrol ngobrol bareng" Dinda mempersilahkan Bi Inah untuk duduk di sebelahnya.

"Wah kayaknya kita udah ngga seserver lagi mbak, saya udah tua, pasti juga ngga paham apa yang mbak mbak bicarakan" Mendengar perkataan bi Inah "Ngga seserver" membuat Azza dan juga temannya tertawa.

"Bi Inah gaul jugaa" Ucap Zahra.

"Iyya dong, kan di ajari Neng Azza" Bi Inah terkekeh pelan. Azza hanya tertawa mendengar perkataan Bi Innah. Bi Inahpun berpamitan turun ke bawah karna harus menyetrika beberapa baju.

"Za, Zah, gue pamit pulang duluan ya, tugas gue ada yang belom selesai" pamit Dinda.

"Yaudah hati hati, mau diantar sampai gerbang?" Tanya Azza.

"Nggausah Za, kayak apa aja" Ucap Dinda. Kini suasana hening, Zahra dan Azza sibuk dengan ponselnya masing masing. Hari ini Devan tidak di rumah, karna ia sedang mengajar di kampusnya.

"Za, coba buka grup Revel deh" Ucap Zahra

Lizza
Itu pengantin baru bisa ikut ngga, kitaa mau reoni di rumah makan OTI besok Sabtu, sekalian tasyakuran si Zahra mau nikah wkwkw @Azza

Vava
Zaa, plis la lo ikutt, gue kangen sumpah sama lo

Azza
Pengen ikutt, emang siapa aja yang hadir?

Zahra jelek
Iz nggausah gitu, malu gue

Manina
Hampir satu angkatan ikut Zaaa, tapi kita juga barengg sama anak ikhwan, lo harus izin sama suami lo Zaa, janngan lupa wkwk.

Vava
Bawa tadz Devan Zaa, pen liat mukanya sekarang beda ngga setelah sama lo wkkww.

Zahra jelek
Makin ganteng sih, apalagi sekarang udah punya istri yang doyan skincare an, suaminya juga ikut di skincare in dong, udah cakepp tambah cakep wkwkwk.

Lizza
Heh Zah, istigfar lo, bentar lagi mau nikaah, jan puji puji suami orang wkwkwk

Zahra jelek
Astagfirullahh, khilaaf maaf

Azza
Wkwkwk sukur lo Zah dimarahin bu Ustadzah, coba nanti Azza izin dulu sama kak Devan ya, nanti Azza kabari lagi,

******

Devan baru saja sampai rumah ba'da maghrib. Azza yang mendengar suara mobil Devan segera membukakan pintu untuk Devan.

"Assalamualaikum istriku" Sapa Devan dan mengecup kening Azza.

"Waalaikumsalam kak Devan" Azza menyalami tangan suaminya.

"Ngga romantis banget ih manggilnya nama" Ucap Devan. Azza dan Devan kini berjalan menuju kamar.

"Waalaikumsalam sayang" Devan terkekeh mendengar istrinya memanggil sayang. Biasanya Azza tidak mau memanggil Devan dengan sebutan sayang karna ia merasa geli.

"Kakak segera sholat maghrib" Perintah Azza.

"Kakak mau mandi dulu, baru sholat, gerah banget" Azza mengiyakan perkataan Devan. Dan membukakan baju Devan. Sudah menjadi kewajiban  Azza untuk membukakan baju suaminya.

*******

Azza hanya melihat suaminya yang sedang sibuk dengan laptopnya di sofa, ia takut jika ia tak diizinkan oleh suaminya untuk mengikuti reoni SMA, Azza ingin sekali bertemu dengan teman temannya, tapi jika suaminya tidak mengizinkan, Azza tidak bisa membantahnya. Ada kemungkinann besar Azza tidak dibolehi karna ada anak ikhwannya. Sedangkan Devan sudah tau bahwa Azza disukaii oleh teman SMAnya yang bernama Ilham.
Pernah pas itu Ilham menelfon Azza, tapi Azza menyuruh untuk Devan yang mengangkatnya. Padahal Ilham juga sudsh tau kalau Azza sudah menikah, tapi ia masih terus menerus menelfon Azza. Devan yang menyadari jika dirinya sedang ditatap istrinya, Devan segera menutup laptop dan berjalan menuju atas kasur.

"kamu kenapa? Sepertinya ada yang mau dibicarakan" Devan kini memegang tangan Azza.

"Azza mau minta izin kak mau reoni sama teman SMA, di OTI, tapi ada temen Azza yang ikhwan" Kini Azza tertunduk karna ia takut dengan jawaban Devan. Ia pasti akan diam diam menangis jika tidak di izinkan oleh suaminya. Ia sangat rindu teman temannya.

"Kenapa malah menunduk, sekarang lihat kakak" Azza membenarkan posisi untuk berhadapan dengan Devan.

"Kakak kasih izin kamu ikut reoni, kakak percaya sama kamu, kamu ngga bakal aneh aneh kan di sana dengan anak ikhwan, lagipula juga ada Zahra yang menjagamu disana" Azza sangat senang sekali. Suaminya sangatlah peka walaupun kadang cuek.

"Makaasih ya kak, Azza nggabakal ngapa ngapain sama anak ikhwan kok, kan Azza udah punya suami yang ganteng sekali dan sholeh seperti kakak" Puji Azza, kini Azza memeluk suaminya.

"Acaranya kapan?" Tanya Devan

"Besok Sabtu"

"Hari Sabtu kakak libur, kamu akan kakak antar jemput, Sudah ya sekarang tidur sudah jam setengah 11" Azza mengiyakan perkataan suaminya.

"Kakak buka baju ya biar kamu nyenyak tidurnya" Akhir akhir ini Devan menjadi guling bagi Azza.

"Izz nggausah kakk, ntar kakak malah masuk angin, pakai saja bajunya, lagian kakak pakai baju, Azza juga sudah nyaman kok" Ucap Azza.

"Sudahlah,nggapapa kakak sudah kebal, pakai baju saja nyaman apaalagi nggapakai baju kan" Devan terkekeh pelan. Azza mencubit bagian perut Devan.

"Arghh sakittt yangg" Ucap Devan. Devan memang sudah sering memanggil Azza dengan sebutan Yang/Sayang. Azza pun menggelus perut Devan yanng ia cubit tadi. Kini Azza berada di dekapan Devan. Tubuh Devan yang wangi membuat Azza semakin nyaman berada di pelukan Devan.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang