delapan

947 80 45
                                    

Tidak terasa hari begitu cepat berlalu, hanya 8 hari lagi kelas 12 tinggal di pondok ini. Dan hari ini adek kelas dipulangkan. Jadi dipondok hanya ada anak kelas 12, betapa senangnya anak kelas 12

"allahu akbarr allahu akbaarr" adzan maghrib berkumandang, anak kelas 12 segera mengambil air wudhu dan melakukan sholat berjamaah di kamar Asma

Azza dan Maritna duduk berdua di balkon, mereka sedang berhalangan makanya tidak sholat

"eh Za kata ustadzah Dewi besok kita udah mulai dibebassin, katanya besok yang rumahnya dekat boleh pulang tapi pas pagi jam 6 udah harus kembali ke pondok, biar ngga telat US nya" jelas Maritna

"terus, nanti yang rumahnya jauh gimana?" Azza merasa kasihan dengan teman temannya yang tempat tinggalnya jauh dari pondok, pasti mereka iri dengan temannya yang rumahnya dekat, mereka kan juga rindu keluarga, rumah Azza tidak begitu jauh dari pondok hanya memakan waktu 20 menit saja

"plis Za, teman temanmu sudah besar sudah mau kuliah, mereka tidak sepertimu yang fikirannya masih seperti anak kecil, ngapain mereka iri. Toh juga seminggu lagi bakal pulang". Batin Azza

"besok hp kelas 12 yang dititipkan ustadzah akan dibagikan, jadi mereka tidak merasa bosan batasnya besok Ahad sampai Ashar, terus nanti hpnya dikumpulkan lagi, terus dari hari senin sampai Jumat itukan pas masih US, batas main hp cuma dari selesai US sampai ashar juga, terus juga boleh beli makan diluar asal izin dan pulang tepat waktu" jelas Maritna. Azza hanya mengangguk paham. Azza kembali menyelesaikan tulisan di huku diarynya, dan Maritna meninggalkan Azza di balkon sendiri

********

"Attention please, 12th graders are expected to come down immediately in order to begin the morning ceremony" terdengar pengumuman dari speaker kamar, kelas 12 segera berlarian untuk turun kebawah mengikuti apel pagi.

"ngapain si Za Ahad Ahad gini ada apel, ganggu orang tidurr aja" protes Zahra kepada Azza

"ya mana Azza tau, emang Azza guru?" Azza segera menuju lapangan

Beberapa menit kemudian apel sudah selesai. Apel tadi hanya membahas apa yang dikatakan Maritna semalam. Azza sebenarnya bingung, bingung antara ingin pulang atau disini, Azza memutuskan untuk tidak pulang, lagian juga banyak temannya yang rumahnya jauh.

Azza anak pertama dari 2 bersaudara, dia hanya memiliki adik 1 bernama Arin. Arin masih kelas 8, dan dia juga dipondokkan di daerah Semarang Jawa Tengah

"Eh Za, lo pasti pulang kan?" tanya Zahra yang sudah menduga bahwa Azza pasti akan pulang

"Engg...." pembicaraan Azza terputus ketika mendengar namanya dipanggil oleh ustadzah Lily

"Eh Zah, Azza dipanggil ustadzah, Azza kesana dulu ya" Azza segera meninggalkan Zahra. Sebenarnya Azza deg deg an jika di pangg ustadzah ya walaupun sudah berkali kali Azza masuk kamar ustadzah untuk di introgasi, tapi rasa deg deg an masih tetap muncul jika namanya dipanggil ustadzah

"Iya ustadzah ada apa?" Azza sedikit bingung, untuk apa ustadzah memanggil Azza, padahal Azza juga tidak melakukan kesalahan, kabur aja enggak.

"ini ada telfon dari bundamu" ustadzah memberikan ponselnya kepada Azza. Azza pun menerima ponselnya dan segera menyari tempat yang sepi

"halo, assalamualaikum za?" ucap ibunda Azza

"waalaikumsalam bun, kenapa bunda tumben sekali pagi pagi gini sudah telfon Azza"

"Azza nanti sekitar jam 10 an dijemput pak Sapri ya, Azza siap siap dari sekarang, baju bajunya di packing sekarang"

"yah bundaa, Azza niatnya ngga mau pulang, mau dipondok ajaa"  Azza terlihat sangat sedih, padahal Azza ingin menghabiskan waktu dengan teman temannya, karna sebentar lagi mereka akan berpisah.

"besok om Arfan, dan Tante Linda au kerumah, kamu tidak mau melihat dedek bayyi dari om dan tante?"  Bunda Fira yakin pasti Azza bakal mau pulang jika di rumah ada dedek bayi, Azza sangat menyukai dedek bayi atau anak kecil yang belum sekolah

"serius bun?? Asiikkk, oke Azza siap siap sekarangg" . Rasa sedih Azza seketika hilang dan berubah msnjadi senang

"oh ya ajak itu si Zahra pulang kalau dia mau ikut, yaudah bunda tutup telfonya ya sayang, bunda mau siap siap pengajian assalamualaikum" 

"waalaikumsalam"

******

"Gue nyesel sih ngga minta nomer WA ustadz Devan, mana ngga tau nama IG nya apa?" Azza memberhentikan aktifitasnya melipat baju ketika mendengar nama Devan. Dengar namanya saja sudah deg deg an. Dasar Azza. Azza masih menyibukkan diri untuk barang dan pakaian yang bisa ia bawa pulang nantinya. Sedangkan teman temannya sibuk membicarakan ustadz Devan

"lo kenapa si Za kok tadi pas Lizza ngucap nama ustadz Devan lo langsung diem" Azza kaget, ternyata sahabatnya itu dari tadi memperhatikan Azza

"Eciiee, merhatiin Azza sampe segitunya"

"Apasi Za, ngga usah mengakihkan pembicaraan ah, ujur dehsama gue kalo lo sebenernya juga kagum kan sama ustaddz Devan, ya kann" Zahra menyolek dagu Azza, Zahra sedang menggoda Azza.

" pliss lah, jangan bahas ustadz terus kenapa si Zah, males Azza dengernya"

Oh iyya, jadi ustadz Devan hanya mengajar di kelas 12 IPA hanya sekali pertemuan tidak jadi 5 kali pertemuan, karna mendadak ada tugas di Bogor, karena memang pekerjaan utama Ustadz Devan dosen, bukan Ustadz di ponpes Darul ilmi ini

Azza masih heran dengan teman temannya, padahal sudah ada 1 bulan ustadz Devan tidak ada di ponpes tapi masih saja jadi trending topik di pondok ini

"okeyy selesai" Azza segera bangkit dari posisi duduknya, dan ikut nimbrung dengan teman temannya. Azza duduk di sebelah kanan Zahra. Azza hampir lupa sama pesan bunda tadi

"Eh Zah, kata bunda kalo lo mau ikut kerumah ayook". Zahra memang sudah dianggap anK oleh bunda Fira. Dan Azza sudah mengangggap Zahra kakaknya, dan memang sudah biasa Zahra tidur di rumah Azza, karena rumah Zahra berada di kota Semarang, Bandung-Semarang membutuhkan waktu yang cukup lama

"enggak ah, ntar gue ditendangi lo teruus,  sakit semua badan gue"

"kan lo bisa tidur di kamarnya Arin, ngga usah banyak alesan ah, masih ada 1 jam lo masih bisa packing" Azza menarik tangan Zahra untuk segera packing

"Zaa, gue kerumah lo nya besok aja ya, hari ini gue ngga ada baju, bajunya gue loundry semua, baru bisa di ambil besok, gue juga mau jalan jalan sama Lizza, Vava juga hehe" Zahra hanya meringis ke arah Azza, dan Azza membalas senyum lebarr. Azza memang terlihat manis jika senyum, Azza jika senyum lesung pipinya muncul.

"Baiklah"





Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang