sembilan

911 74 27
                                    

"Assalamualaikum, Bunnn, bunndaa". Azza memasuki rumah dengan membawa koper dan tas berisi barang barang dan pakaian, rumah Azza sepi sekali. Azza hanya melihat mbak Yuli pembantu di rumah Azza . Azza menghampiri mbak Yuli yang sedang memberesi dapur

"assalaamualaikumm mbak Yulii" Azza menepuk pundak mbak Yuli

"ehh enengg waalaaikumsalam, kamu teh kapan sampainya kok mbak ngga tauu"

"barusann kok mbak, bunda sama sama Baba kemana??". Azza melihat sekeliling rumah tidak terlihat batang hidung bunda dan baba

"bunda masih ikut kajian, baba masih kerja. Neng mau dibikin milk tea?" mbak Yuli memang sangat baik sekali, sudah ada 6 tahun mbak Yuli tinggal disini. Sebenarnya bunda sudah tidak membutuhkan pembantu lagi, tapi mbak Yuli masih mau bekerja di rumah bunda, katanya sudah nyaman wkwk.

Yang dimaksud baba itu ayahnya Azza. Azza memang memanggil ayahnya sendri dengan sebutan baba.

Mbak Yuli sebenarnya sudah berumur 38 tahun, beliau sudah menikah tetapi suaminya sudah meninggal dan belum sempat memiliki anak, jadi Azza sudah di anggap anaknya sendiri.

"nggausah mbakk. Azza mau ke kamar aja mau beres beres baju". Azza meninggalkan mbak Yuli dan menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya.

 Azza meninggalkan mbak Yuli dan menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahhh, sudahh lama sekali Azza tidak tidur di kasur empuk inii. Azza membaringkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya.

********

"Azzaa, ayoo bangunn duluu sholat dhuhur ini sudah jam setengah 2 lo, ayo nakk jangan malas malasan" bunda Fira membangunkan Azzaa, tapi tidak ada respon dari Azza. Azza masih tengkurap seperti posisi awal tidur, tidak bergerak sama sekali. Bunda Fira pun menarik tangan Azza agar Azza cepat sadar dari alam mimpinya. Perlahan Azza membuka matanya dan Azza membenarkan posisinya menjadi dudukk.

"bundaaa, Azza kangen bundaa" Azza langsung memeluk bundanya. Azza memang sangat manja. Bunda Fira tersenyum dan membalas pelukan dari anaknya.

"sudahh sudah, Azza sudah telat sholat dhuhur lo, segera ambil air wudhu, selesai sholat bunda tunggu di ruang tamu ya" Azza mengiyakan perkataan bunda. Sebelum ke ruang tamu Azza memasukkan pakaiannya ke lemari terlebih dahulu.

********

Azza sedang asik melihat film di youtube  sampai sampai Azza tidak dengar jika di panggil oleh bundanya untuk makan siang. Bunda Fira menghampiri Azza dengan membawa satu piring nasi kuning dan segelas air putih

"aihhh, Azza ayo jangan main hp terus, besok kamu sudah US, malah hp terus, sampai kamu lupa belum makan siang" bunda masih menatap Azza yang serius dengan ponselnya. Tidak ada respon dari Azza. Bunda Fira tetap menunggu Azza hingga Azza saadar jika bundanya telah disampingnya.

"Ehh bundaa, kok ngga bilang kalo disini" setelah 5 menitan Azza baru sadar jika bundanya sedari tadi menunggu Azza untuk makan. Bunda Fira memang sangat sabar sekali.

"udah ini dimakan dulu nasi kuningnya"

"suapinn dongg bunn, bunda kan baik nan baik hati" Rayu Azza.

"enggak, bunda ngga mau nanti kamu malah jadi kebiasaan minta suapin terus, nanti kalau sudah nikah kamu baru boleh minta suapin ke suamimu" bunda Fira tertawa melihat anaknya yang merubah mimik wajahnya menjadi wajah datar. Jika datar gitu muka Azza terlihat gemass.

"ihh bunda aapaan sih, bilang aja emmang ngga mau suapin Azza, malah nyangkutinnya tentang suami, orang masih lama, baru aja mau lulus SMA" Azza mengambil sepiring nasi kuning yang di pegang oleh bundanya, dan memakannya dengan muka kesal.

"lohh siapa bilang masihh lama, bentar lagi kamu juga bakal nikah Za, bunda sudah ada calon untuk kamu" bunda Fira segera meninggalkan Azza dengan raut muka  bahagianya. Bunda Fira memang suka jahil.

''BUNDAAAAAAA!"  ingin rasanya mengejar bunda taetapi Azza masih sibuk dengan lahapan nasi kuningnya. Azza sangat tidak suka jika membahas tentang perjodohan. Karena menurut Azza seharusnya Azza yang memilih siapa yang akan menjadi suaminya, bukan malah orangtuanya karena yang menjalankan kehidupan nantinya bakal Azza, bukan kedua orang tuanya.

"asik bentar lagi nikah" ucap bundanya membisikan ke telingga Azza. Bunda Fira segera masuk kamar karna bunda tidak mau berkelahi dengan anaknya.

*******

"lohh, bang Devan kapan sampai rumahnya??, kok Dilla ngga tau kalau abang sudah pulang dari Bogor?" Dilla kaget ketika melihat abangnya duduk di depan Tv, setau dilla abangnya masih di Bogor.

"makanya jangan di kamar terus ngga tahu kan kalo abangnya pulang. Oleh olehnya juga sudah di makan Icha, jadi ngga ada oleh oleh untuk kamu" Devan tersenyum sinis menatap Dilla.

"ihh abang kalau ngomong ngga pernah dipikir, mana bisa bayi makan makannan orang dewasa, lagiam Icha jug masih minum ASI bukan makanann dari Abang" Dilla merasa menang bisa mengalahkan Devan, ya mana ada Bayi makan makanan dari Bogor, bayi hanya minum ASI itu cukup apalagi belum ada 1 tahun. Mama ira mengampiri Dilla dan Devan yang sedang berdebat, sambil menggendong Icha yang sedang tidur.

"kalian ini kalau ketemh berantem teruss, kalau lagi pisah vcaal an terus, heran mama saama kalian"

"Maa, sini biar devan gendong si Icha" tangan Devan mengambil Icha dari gendongan Mama Ira

"makannyaa cepet nikah biar punya anak sendiri, udah tua juga masa belum nikah, ngga lakuu yaa hahaha kasihaannn" Dilla segera lari ke atas agar tidak di balas dengan Devan. Devan ingin membalas tapi ada Icha didekapannya

"Awas saja ya kamu dill, besok jika aku sudah nikah, bakal ku panas panasi teruss kamu"

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang