sebelas

855 62 5
                                    

"Pak Sapri, Azza sama Zahra mau beli buku, pak Sapri tolong anterin ya". Sebelum kembali ke rumah. Azza dan Zahra sudah memutuskan untuk membeli novel yang mereka inginkan. Mereka berdua memiliki hobi yang sama, yaitu sama  sama suka membaca.

Sesampai di toko buku Azza dan Zahra berpencar untuk mencari novvel yang mereka cari, dan mereka akan bertemu di kasir.

"BRUGGG". Azza tidak sengaja menambarak orang di depannya. Karena Azza terlalu sibuk membaca sinopsis novvelnya dan tidak melihat jika di depan juga ada orang.

"Aduh mas maaf mas, saya tidak sengajaa" Azza merasa tidak enak dengan mas masnya karena Azza menginjak kaki mas masnya, sehingga mas masnya merasa kesakitan.

"Aduh mas maaf saya tidak liat jika ada orangg, kakinya sakit ya mas? Mau saya antar ke dokter?" Azza memang terlalu panik saat itu, dia bnar benar merasa tidak enak.

"ohh nggapapa mbakk, santai aja, sakitmya biasa kok, paling sebentar lagi nyerinya sudah hilang" jawab mas mas itu sambil menutupi rasa sakitnya.

"benar mas tidak apa apa?" tanya Azza memastikan.

"iyya mbak nggapapa". Setelah memastikan bahwa kaki masnya tidak apa apa Azza segera membayar novel yang dia beli, dan di kasir sudah ada Zahra yang menunngu Azza dari tadi.

*********

"lhoo Kahff, kaki lo kenapa kok lo elus elus gituu, eh merahh juga ternyata" Devan baru saja dari toilet dan menyusul Kahfa ke toko buku.

"tadi di injek sama mba mba  cantikk, sakit banget, untung cantik, kalo engga udah gue omel omelli habis habiisan" jawab Kahfa yang masih kesakitan di injak Azza tadi.

"dasar lo mata jelalatan" Devan melihat sekeliling toko buku. Devan menangkap sosok dua gadis sedang berjalan menuju parkiran mobil.

"seperti tidak asing seragamnya" Batin Devan

Devan kembali memilih novel untuk Dilla. Sudah berkali kali Dilla meminta Devan untuk dibelikan novel, tapi Devan terlalu sibuk dan hari ini menyempatkan  waktu  untuk ke toko buku.

********

"Aassalamualaikumm para penghuni rumah Babaa". Ucap Azza yang diikuti oleh Zahra. Azza terlihat sangat senang sekali saat memasuki rumah, karna Azza sudah melihat mobil om  Arfan terparkir di depan rumah.

"asyiik ada dede bayiii dirumah"  Batin Azza.

"waalaikumsalaam anak maniss". Tante Linda menghampiri Azza dan Zahra diikuti dibelakangnya ada om Arfan. Azza dan Zahra menyalami tangan om dan tantenya.

"ehh ada Zahra juga, Zahra betah banget ya main sama Azza, padahl Azzakan nakal, apalagi kalau ngomong mulutnya ngga bisa dijaga". Zahra memang sudah akrab dengan beberapa keluarga besarnya Azza, karena Zahra memang sering menginap di rumah Azza. Hampir semua orang suka menjahili si Azza, termasuk tante Linda. Karena muka Azza yang baby face. Jika dia marah pasti akan terlihat lucu dan menggemaskan.

"enggak kok tante, Azza sekarang udah ngga nakal lagii". Azza tersenyum bangga ketika sahabatnya membela Azza.

"Tapi boonggg" Lanjut tante Linda. Semua orang yang berada di rumah tertawa termasuk mba Yuli, ternyata dari tadi mbak Yuli juga mendengar obrolan kitaa😂

"lohh Adeknya mana?? Azza pengenn lihatt, pasti anaknya mirip Azza"

"Maryam lagi diajak jalan jalan sama bunda, babamu" jawab tante Linda

"miripp om lah, bisa bisanya mirip kamu, itukan anak om dan tante, bukan anak kamu" Om Arfan menahan tawa melihat eksperi Azzza yang cemberut. Tante Linda pun langsung mencubit lengan Om Arfan. Azza pun tertawa melihatnya.

"yaudah Azza sama Zahra mau ke kamar dulu ya om, tan"

Mereka berdua pun berjalan ke lantai dua dan memasuki pintu yang bertulisan "Azzaleara Room"  yaap, tentunya itu kamar Azza.

*******

Di malam hari Azza membantu bundanya untuk makan malam nanti, tadinya niat Azza turun ingim melihat Maryam, tapi kata Bunda, Maryamnya sudah tidur jadi tidak bisa di ganggu gugat. Akhirnya di suruh bunda bantuin menyiapkan makan malam. Sedangkan Zahra masih fokus di dalam kamar membaca buku pelajaran untuk US esok.

"sudah sana Za, kamu panggil Zahta suruh turun saja, biar Bunda yang melanjutkan"

"yailah Bun, kan ada hp, bisa di telfon aja"

"yasudah sekarang telfon Zahra suruh makan"

*****

Pukul 23.00  Azza dan Zahra sudah tidak belajar lagi, mereka menyempatkan mengobrol di balkon atas sambil melihat bintang bintang, biasalah anak perempuan pasti curhat curhat

"Zah, kalo misal lo mau dijodohin sama bunda lo, lo terima atau lo tolak?" Azza memulai pembicaraan , Zahra kaget dengan pertanyaan sahabatnya itu, tumben sekali dia membahas tentang jodoh, baru kali ini Azza mengajak ngobrol tentang jodoh. Karena setau Zahraa, Azza tidak mau membahasa tentang nikah nikahan atau jodoh jodohhan, karena menurut Azza itu masih sangat lamaa sekali.

"lo kenapa tiba tiba bahas jodoh, kesambet lo?"  Zahra menatap wajah Azza dengan penasaran

"tinggal jawab aja dulu"

"gue sih percaya aja sama orang tua gue, ngga mungkin pilihan mereka salah, kan kalau ortu udah ngeridhoi insyaallah semuanya lancar, apalagi kalau dijodohin pilihan ortu insyaallah itu emang terbaik buat kita, ya gue sih percaya aaja sama ortu, mungkin bakal gue terima"

"lo mau ngga nikah lulus SMA? Tanya Azza dengan tatapan sinis menatap Zahra

"Whattttt lulus SMA?????, bentar Za gue kaget, okey gue udah ngga kaget, kalau gue pribadi sih belum siap Za, tapi kalau calon gue bisa nerima gue apa adanya mungkin gue mau, yang paling penting kalau calon gue bisa bimbing gue ke jalan yang benar gue insyaallah siap sih Za. TAPIIII, untuk pemikiran detik ini gue belum siappp Zaa"

"Lo bakal mau ngga Zah kalo nikah habis lulus SMA?

"Malu? Kenapa harus maluu? Malu itu kalau pacarann, nikah kan ibadah Zaa, masak ibadah harus malu sih Za? Mending nikah dari pada pacaran, malu tu saama Allah Za, jangan malu sama manusia, manusia mah ngga ada apa apanya nyatanya juga kakak kelas kita juga banyak kan yang nikah selesai lulus SMA? Lo kenapa si Za, lo mau nikaahh apa gimana??"  bukannya menjawab pertanyyan Zahra, Azza malah meninggalkan Zahra di Balkon sendirian. Azza sengaja melarikan diri karna dia tidak mau menjawab pertanyaaan Zahra.



Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang