lima

1.1K 110 66
                                    

"Tadzz, udah punya pacar belom? Atau bahkan calon?"

"Ustadz pasti udah ada pacar lah"

"ustadz kenapa bisa ganteng gitu sii??" DLL.

Ucap teman teman Azza, teman teman Azza orangnya memang ceplas ceplos sayangnya pertanyaan mereka tidak di jawab oleh ustadz Devan

"pertanyaan kalian tidak akan saya jawab karna itu tidak penting untuk kalian" jawab devan ketus

"ganteng ganteng tapi galak banget ih" ucap Zahra dengan nada pelan tapi bisa didengar oleh Azza, Azza terkekeh melihat sahabatnya itu

"Tadz mau tanya, sebelum ustadz ngajar disini ustadz kerjanya apa?" Tanya Azza, entahlah Azza memberanikah diri untuk menannyai pekerjaan ustadz, padahal tidak penting juga untuk Azza

"Sampai sekarang saya dosen di UPI"

Semua murid mengangguk paham. Hening. Tidak ada percakapan lagi

"baik, tidak ada pertanyaaan lagi?, kalau begitu lanjut saja ke pelaja..."

"Assalamualaikum, Afwan Tadz hari ini anak-anak pulang lebih awal karena guru guru akan ada acara rapat mendadak" tiba- tiba saja ustadz Fajar masuk kelas dan membaawa kabar baik

"waalaikumussalam, baik tadz". Ustadz Fajar pun meninggalkan kelas dan ustadz Devan menutup pembelajaran hari ini. Tentu anak anak terlihat bagia sekali karena bisa tidur dengan waktu yang cukup lama dan bisa menyuci baju

******

Devan pov

Selesai mengikuti kajian. Devan membuka notif wa yang baru saja masuk

Mama
"assalamualaikum, Devan jangan lupa hari ini kamu ngajar di ponpes darul ilmi" . Astagfirullahh bagaimana Devan bisa melupakan amanah inii, jika harus pulang kerumah untuk ganti pakaian sudah tidak keburu. Tinggal 20 menit lagi ia harus mengajar

"sudahlah tak apa, lagi pula berpakaian seperti ini juga bagus untuk mengajar di ponpes" batin Devan

Aku
"waalaiikumussalam ma, makasih ma sudah ingetin Devan, ini Devan mau ke ponpes". Tak lama kemudian Devan segera menaiki mobilnya untuk ke ponpes.

Sepertinya aku sudah telat, Ya Allah maafkan hamba, dihari pertama dia di kasih amanah untuk  mengajar di ponpes tapi  dia sudah telat.

Didalam mobil, Devan melihat seorang gadis sedang terburu buru menuruni tangga, ya, sesuai dugaan Devan perempuan itu jatuh dan nampak kesakitan memegangi lututnya. Devan merasa sangat khawatir dengan perempuan itu, Devan langsung turun dri mobilnya dan segera ke arah gadis itu

"kamu tidak apa apa?" tanyaku

"kenapa aku khawatir seperti ini padahal aku belum kenal dia siapa? Astagfirullah, niat ku baik hanya ingin membatu bukan yang lain lain"  batin Devan

Gadis itu masih saja menundukkan pandangan,mungkin dia tau kalau perempuan memang harus menjaga pandangannya, atau dia sebenarnya malu? Pikir Devan

"nggapapa" ucap gadis itu dan berlajalan meninggalkan Devan. Entah kenapa Devan tidak puas dengan jawaban gadis itu, ada rasa kesal di hati Devan

"Astagfirullah Devann, tidak sepantasnya kamu seperti ini"

Devan memasuki kelas 12 IPA
"DEGG" Devan menabrak seseorang di depan pintu

"Dia lagii, kenapa dia ada disini, bukannya duduk di bangkuny  malah jadi patung di depan pintu, perempuan aneh, tapi kenapa aku jadi deg deg an gini ketika liat wajahnya"  Batin Devan. Devan berusaha menetralkan detak jantungnya kembali, dia tidak ingin gadis itu tahu bahwa devan sedang Deg degan ketika melihat gadis itu

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang