tujuh belas

797 57 1
                                    

1 minggu lagi acara akad dan resepsi Azza akan dimulai. Hingga detik ini Azza belum mengetahui nama calon suaminya siapa. Dan Azza tidak mau tahu. Undangan pun sudah di sebar oleh bundanya. Tinggal undangan video online saja yang belum. Itu bagian Azza yang membagikan. Azza sendiripun tidak mau melihat isi videonya seperti apa. Karena dia masih belum siap jika mengetahui nama suaminya.

"Zaa, undangan onlinenya sudah di sebar??" tanya bunda Fira yang melihat sedari tdi Azza hanya melamun di atas meja makan.

"ini bun baru mau disebar". Azza harus menyiapkan mental terlebih dahulu sebelum undangan disebar. Dann setelah Azza menyebarkan undangan. Azza segera mematikan hp dan tidak akan di buka sampai hari H nanti, Azza malu dengan teman temannya, dannn Azza takut jika dirinya akan di hujat. Walaupun Azza sudah diberi nasihat oleh Zahra, tapi rasa malu itu maish tetap ada.

*****

H-3 hari H. Azza membuka matanya perlahan tirai kamarnya sudah dibuka pasti bunda yang membukanya. Azza melihat jam dinding di kamarnya sufah pukul 07.30 pagi. Azza sedang berhalangan jadi dia bisa bangun seenaknya. Azza segera bersih bersih diri (mandi). Selesai mandi Azza menonton film yang ada di laptopnya. Sebentar Azza baru ingat jika tadi pagi Arin baru saja sampai rumah. Azza segera menutup laptopnya dan berlari menuju kamar Arin.

"Ceklekkk" Azza membuka kamar Arin. Arin masih membaringkan dirinya di kasur mungkin dia capek karena tadi subuh baru saja sampai rumah. Tapi Azza sudah kangen sekali dengan adiknya. Azzapun meniduri Arin. Sehingga Arin keberatan dan bangun. Arin bukannya marah tapi nalah senang bisa melihat Azza. Setelah berapa bulan tidak bertemu.

"Ya allah rinn, kamu tambah gendut ajaa, kakak kangen sumpah sama kamu" Azza memeluk erat adiknya yg tambah gembul itu.

"Samaaa kakk, Arin juga kangen banget sama kakak, ngga kerasa ya kakak bentar lagi udah mau nikah" Arin memasang wajah cemberut. Azza melepas pelukannya.

"Ah kakak lagi ngga maau sedih sedihhan, ngga usaj cemberut gitu udah jelek tambah jelekkk hahaha" Azza mengalihkan pembicaraan.

"Kakak pokoknyaa harus cepat cepat punyaa anakkk yaa. Biar Arin punya punya temen mainn, kalo bisa langsung cusss ya kakk hahaha"

"hehh anak kecill, pikirannyaa sudah kesana" Azza dan Arin tertawa bersama. Setelah mereka melepas rindu. Mereka berdua turun kebawah untuk sarapan. Di ruang makan sudah ada Baba dan Bunda. Keluarga kecil baba pun menyantap makanan sambil berbincang bincang.

"oh iyya Za, segera beri Bunda cucu ya besok"

"Breffthhhhh" Azza tersedak makanannya sendiri ia benar benar sangat kaget. Azza masihh berumur 18 tahunn. Dan bundanya sudah ingin memliki cucu.

"Bunn, yang benar saja. Azza kan masih lulus SMA"

"Husss, Apa salahnya? Bentar lagi umurmu juga sudah 19 tahun. Kalau kamu yakin kuat dan bisa pasti Allah pun juga akan bantu kamu. Cuma kadang manusianya saja yang dibikin ribet. Ngga ada yang ngga mungkin di dunia ini. Katanya kamu mau seperti Kayla Nadira yang menikah muda, dan sekarang keinginanmu juga sudah terkabul. Omongan adalah doa Za. Baba dan Arin setuju kan kalau Azza segera mendapat momongan?. Tanya bunda dengan semangat

"SETUJU" Jawab baba dan arin sambil terkekeh geli. Selesai sarapan bersama. Keluarga kecil Baba menontton tv bersama. Yang menonton tv hanya baba, Arin sibuk dengan hpnya sedangkan Azza sedang diberi nasehat untuk anaknya.

" Jadi Za, besok jika kamu sudah Sah menjadi istri kamu harus berbakti kepada suamimu, karna besok kamu milik suamimu, bukan milik bunda dan baba lagi. Seorang perempuan jika sudah menikah itu menjadi milik suaminya. Tetapi jika seorang lelaki yang menikah dia masih tetap milik ibunya. Jika kalian ada masalah diselesiakan dengan pikiran dingin, dan jangan sekali kali kamu menolak kemauan suami Za" Bunda menasshati panjang lebar untuk anaknya. Azza hanya menganguk paham. Dia tidak kuat untuk berkata. Karna kalau dia berbicara yang ada air mata dia jatuh.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang