dua puluh

865 60 0
                                    

"SAAHHH" para tamu dan keluarga besar Devan dan Azza mengucap rasa syukur karna akadnya berjalan dengan lancar. Pak penghulupun mendoakan pengantin baru ini dan menyuruh Devan untuk menjemput istrinya yang sudah menunggu di lantai atas.

*****

Jantung Azza berdetak tidak normal ketika mendengar tamu undangan berkata SAHH. Mulai hari ini dia menjalankan hidup barunya bersama orang asing. Ya walaupun dia menikah dengan ustadznya. Tetapi mereka sebelumnya juga belum kenal lebih dekat. Kini Azza sedang menunggu suaminya untuk menjemputnya turun ke bawah.

"argh kenapa ngga bunda saja yang bawa Azza ke bawah"  batin Azza kesal.

Azza mendengar suara langkah kaki mendekat. Ingin rasanya Azza menjauh dari langkah kaki itu tapii, ahh tidak baik jika istri menjauh dari suami.

"Allah, apa itu suara langkah kaki suamiku? Tenangkanlah detak jantung Azza ya allah, Azza ngga mau samapi terdengar suami.

"Assalamualaikum" terdengar suara bariton dari belakang Azza.

"Azza persiapkan hatimu untuk melihat suami, jangan kaget Za"  Azza berusaha menenangkan dirinya. Azza membalikkan tubuhnya untuk menhadapat suaminya. Tapi Azza masih belum menatap suaminya ia hanya menunduk saja.

"Wa waalaikumsalam" jaawab Azza gugup. Azza bingung harus berbuat apaa. Sungguh jika ada Bundanya disamping pasti dia akan bertanya pada bunda. Apa yang harus Azza lakukan sekarang? Apa Azza harus mencium tangan suaminya sekaarang?.

Tangan laki laki itu menaruh jari telunjuknya di dagu Azza agar Azza tidak menunduk lagi. Dan sekarang mereka sedang bertatapan. Azza membulatkan matanya. Dann ternyata benar apa yang dikatakan Zahra.

"Ustadz?" mulut Azza spontan memanggil dengan sebutan ustadz.

"sekarang kita turun, sudah banyak tamu yang menunggu" Azza dan Devan berpegangan tangan selayaknya pengantin yang sedang berbahagia.

"sedingin itukah ustadz Devan sampai sampai istrinya tidak diberi senyuman" Batin Azza kesal. Baru hari pertama pernikahan saja Azza sudah kesal dibuatnya.

********

Lagu maher zain yang berjudul for the rest of my life mengiringi kedua mempelai yang sedang menuruni anak tangga. Teman teman Azza yang melihat pasangan halal ini menjadi ingin cepat cepat menikah.

"Sumpah si Azza cantik bangetttt, aaduhh ustadzku sayang udah ngga bisa di gebett lagii"

"masyaallahh, serasi banget mereka, bakal punya keturunan yang unggul ini mah"

"anjirr udah pegangan tangan ajaa, arhhhh jiwa jombloku bergetar meluhat uwuw uwuw kayak gini"

Tentunya teman teman Azza heboh menyaksikan temannya yang sudah memiliki kekasih halal, apalagi kekasih halalnya seperti ustadz Devan. Azza dan Devan melewati teman teman Azza yang sangat heboh Azza terkeekeh pelan mendengar omongan teman temannya itu.
Kini kedua mempelai sudah berada di atas panggung. Mereka saling bertaatapan satu sama lain. Azza di beri aba aba oleh penghulu untuk mencium punggung tangan Devan, dan devan memberi kecupan di dahi Azza dan memegang pucuk kepala Azza dan mereka berdoa bersama.

*******


Kini hanya tersisa beberapa teman Azza dan devan, keluarga kecil Devan, dan keluarga besar Azza. Azza yang sedari tadi hanya di samping Devan ingin sekali izin untuk menemumi teman temannya. Tapi Azza gengsi untuk izin ke suaminya.

"ustadz Devan kenapa ngga peka banget sih, istrinya dicuekkin dia asik mengobrol dengan temannya, mana tadi pas istrinya di goda sama cowok lainn, masa ngga cemburu ihh, apa sebenarnya ustadz hanya terpaksa menerima perjodohan ini, sabar Za sabaar" Azza memasang wajah yang tidak enak dipandang. Devan yang menyadari itu langsung menarik tanganya dan membawanya ke tempat yang lebih sepi.

"kamu kenapa mukanya ditekuk gitu?" Tanya Devan penasaran.

"di hari pertama nikah saja, dia sudah cemberut gini, gimana kedepannya? Astagfirullah" Devan  beristigfar karna dia menyadari bahwa dia sedang berperasangka buruk pada istrinya.

"nggapapa" pandangan Azza tertuju ke arah gerbang. Azza teringat dengan perkataan suaminya waktu itu kalau diajak omong sama orang ditatap wajah orangnya dan Azza sekarang memberanikan diri untuk menatap suaminya. Dari pada nanti kena omel lagi.

"mulai sekarang kamu jangan menutupi masalah mu dari aku,  karena sskarang kamu punya teman hidup dan itu aku jad...."

"Azza mau ikut ngobrol sama teman Azza boleh" Azza memotong pembicaraan suaminya dan menunjuk ke arah dimaana teman temannya sesang asik berbicara.

"kenapa tidak izin dari tadi?"

"Azza gengsi, takut ngga boleh terus dimarahi" Mulai sekarang sifat kekanak anakkan Azza sudah muncul. Tak apa bermanja dengan suami kan mendapat pahala.

"Selagi itu ngga dosa kenapa ngga boleh? Yaudah sekarang kamu kesana, aku juga mau berbincang dengan temanku" Devan meninggalkan Azza di depan pintu sendiri

"ya Allah sabarkan lah Azza menghadapi suami yang tidak peka, eh sebentar, tadi ustadz bilang kamu aku?". Tanpa Azza sadari Azza berjalan menuju teman temannya sambil tersenyum mendengar ucapan ustadz tadi.

********

"Aduduudud yang lagi bahagia sini sini duduk cantikku sayangku muach muachku" Siapa lagi kalau bukan Vava si anak yang paling heboh seangkatan. Tapi seru banget orangnya, kalau ngga ada dia bakal sepi berasa kayak ada yang kurang. Azza duduk di sebelah kanan Vava.

"Zaa sumpah si kok lo bisa nikah sama ustadz Devan sihh, kok lo ngga ngomongg pas kita masih di pondok kalo ustadz Devan calon suami lo?"  Kini Eliz yang memberi pertanyaan.

"Azza ngga tau, Azza kayak gini ya karna dijodohhin, dan diberitau nya pas sesudah US kemarin, jarak dari hari nerima perjodohan itu sampai pernikahan cuma jarak 2 minggu".

"dahlah Zaa, gue jadi lo bener bener bersyukur banget punya suami kayak ustadz Devan, bakal gue jaga teruus Zaa, betah betah di rumah" Azza dan temna temannya terkekeh geli mendengar ucapan Tika.

"kalian ngga ngerasian jadi aku gimana rasanya punya suami yang sangat cuek"  Batin Azza.

"Eh Zaa, masa tadi si April dengan pdnya bilang gini coba USTADZ GANTENGNYA TOLONG DIKURANGII DONG, ADEK MELEL...."

April membekap mulut Zahra sehingga Zahra tidak bisa melanjutkan lagi

"ohh kompor yaa kamuuu, ngga Za ngga canda doangg, ngga nikung koo santai santai". Azza dan teman temannya tertawa bersama. Azza tidak cemburu jika suaminya dibilang ganteng oleh teman SMAnya ini. Azza tahu betul sifat teman temannya. Azza sangat bersyukur dipertemukan dengan orang orang yang seperti ini. Walaupun bobrok tapi mereka sangat seruuu.




Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang