dua puluh enam

819 49 0
                                    

Setelah selesai sholat tahajud, Devan menatap istrinya yang masih terlelap. Devan memang tidak membangunkan Azza, Devan tidak tega karena mata Azza masih terlihat bengkak sebab nangis semalam. Adzan subuh sudah berkumandang. Azza segera membuka mata dan duduk di atas kasur.

"Kakak kenapa liatin Azza terus?" Tanya Azza setelah adzan sudah berhenti.

"Kamu bangun tidur saja masih tetap cantik" Pagi pagi buta gini Azza sudah dibuat malu oleh suaminya

"Tumben banget muji Azza, Eh kakak kenapa ngga bangunin Azza buat sholat Tahajud?" Kini Azza menyerngit kan dahi.

"Kakak ngga tega lihat mata Azza yang sembab seperti itu" Azza yang mendengar jawaban Devan langsung menunduk malu, akhirnya Azza ketahuan jika dirinya kemarin dan semalam menangis. Jika Azza masih mengingat kejadian kemarin sampai sekarang Azza masih tidak terima dengan perbuatan Devan. Tapi Azza berusaha untuk tidak apa apa. Ia tidak ingin mendiamkan suaminya. Devan kini duduk si depan Azza.

"Azza kemarin, lihat kakak pelukan dengan perempuan?" Tanya Devan. Azza hanya menganguk sebagai jawaban. Kini Devan memegang kedua tangan Azza.

"Kenapa semalam Azza tidak minta penjelasan sama kakak? Kenapa malah pura pura tidur?". Kini Azza tidak tahu harus berbuat apa. Azza hanyalah wanita yang cenggeng, sekarang ia kembali menangis.

"Azza jangan salah paham dulu. Dia itu Riska adek kelas Kakak pas di SMA dulu, dulu kakak memang sangat nakal sekali. Kakak suka dengan Riska, dan Riska juga suka sama kakak, kita ngga pacaran hanya dekat saja, dan Riska sudah kakak anggap sebagai sahabat sendiri, tiba di hari kelulusan kakak, Riska datang mengampiri kakak dann dia mencium pipi kakak, selama kita sahabatan kita hanya bermain bersama dan itu juga bareng teman teman yang lainnya, kakak tidak pernah mencium perempuan lain kecuali Mama, dan istriku,  semenjak itu kakak jadi tidak suka dengan dia, kakak menjauh dari dia tapi tetap saja Riska mendekati kakak, dan kemarin Riska tiba tiba saja memeluk kakak, kakak segera pergi dari hadapan Riska, jadii sekarang Azza jangan salah paham dulu ya"   Jelas Devan. Kini Devan meemeluk Azza yang sedang menangis. Kini Azza merasa lebih tenang ketika berpelukan dengan suaminya. Azza melepaskan pelukannya dan Devan mengusap air mata Azza.

"Maafin Azza kak, udah suudzon sama kakak"

"Lain kali kamu harus lebih terbuka sama kakak, jangan dipendam sendiri". Kini Devan memberi senyuman pada Azza.

Kini Azza merasa lega setelah mendengar penjelasan dari Devan.
Sebenarnya semenjak Azza mengetahui bahwa suaminya adalah Devan. Azza sudah berpikirann bahwa ia harus siap jika banyak perempuan yang mendekati suaminya besok. Mulai sekarang Azza akan berusaha untuk memakluminya. Azza percaya bahwa suaminya hanya cinta dan sayang dengan Azza. Tidak ada perempuan lain di hati Devan kecuali Mama, dan adik adiknya, dan pastinya istrinya. Kini mereka berdua melakukan sholat subuh berjamaah.

*******

Azza dan Devan sudah memasukan barang barangnya ke dalam bagasi mobil. Hari ini mereka akan tinggal di rumah Devan sendiri. Diruang keluarga sedang berkumpul karna ada Pakde Salman datang ke rumah.

"Pakde, Devan mau pamit, mau pulang kerumah" Pamit Devan.

"loh padahal Pakde barusan dateng lo" Ucap pakde Salman.

"Maaf pakde, nanti keburu sore jalanan jadi macet, nanti juga mau mampir ke supermarket untuk beli beberapa baham makanan untuk stok dirumah" Jelas Devan.

"Oh yauwes, oiya Dev bentar, kamu ini lagi ada kesibukan apa?" Tanya pakdenya.

"Emmm.. Tidak begitu sibuk, Tugas tugas kuliah tinggal sedikit lagi selesai. Devan juga masih 2 bulan lagi mengajarnya. Paling hanya mengajar anak anak yang mengikuti les dengan saya. Itupun jika ada yang mau les. Kalau tidak ya engga ngajar, ada apa ya pakde?"

"Gini, jadi pakde butuh bantuan kamu untuk mengajar di pondok pakde, karna sekarang guru IPA di sana lagi izin karna anaknya habis meninggal dan pakde kasih izin 1 Bulan, jadi pakde butuh guru sementara menjadi guru IPA". Jelas Pakde.

"Sepertinya Devan bisa bantu, Azza ngapapakan jika kakak mengajar di di ponpes pakde? " Devan meminta izin pada istrinya yang berada di samping kanan Devan.

"Nggapapa kak, Azza malah seneng kakak mau bantu"

"istrimu ini manis sekali Van, kamu beruntung sekali dijodohkan dengan dia'' Ucap pakde Salman. Azza hanya tersemyum.

"Nanti pakde  kirim jadwal kamu mengajarnya, yasudah keburu sore, kalian segera berangkat saja" Devan dan Azza berpamitan pada Pakde dan juga Mama. Kini Azza, Mama Ira dan Devan sudah di depan pintu. Hari iini Dilla ada kerja kelompok dirumah temannya.

"Sering sering ya main sinii" ujar  Mama kepada Azza.

"Insyallah Ma" Azza mencium punggung tangan Mama Ira. Kini Azza dan Devan sudah pergi meninggalkan rumah Mama Ira.




Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang