dua puluh sembilan

796 60 0
                                    

Sudah 2 bulan usia pernikahan Devan dan Azza. Mereka sudah seperti pengantin diluar sana tidak ada rasa canggung lagi, dan sudah jarang ditemukan sifat dingin dari Devan. Kini Devan malah manja sekali dengan Azza. Sebelum Azza pergi untuk meeting dengan para resellernya. Azza membuka notif dari Devan.

My hubby
"Za, nanti kalo kamu sempat sebelum meeting mampir dulu ke ruangan kakak ya, kakak mau bicara sesuatu". Setelah membaca dan membalas pesan dari Devan. Azza segera turun dan akan membuatkan roti untuk Devan, itung itung untuk mengganjal perutnya. Setelah itu Azza berpamitan pada Bi Inah.

"Bi, Azza pamit mau meeting" Azza menyalami tangan Bi Inah.

"Hati hati ya Neng" Bi Inah membukakan gerbang tanpa disuruh. Azza segera menaiki mobil innovanya.

Pemberian hadiah ulang tahun dari Devan adalah mobil untuk Azza. Sebenarnya Azza hanya meminta motor. Tapi Devan tidak ingin jika istrinya harus hujan-hujanan dan panas-panassan. Mulai sekarang Azza jika ada meeting ia menyupirnya sendiri. Azza menolak tawaran dari Devan untuk dicarikan supir untuk Azza. Lagipula Azza juga jarang pergi jika tidak ada Devan, kecuali jika ada meeting dan Devan sedang mengajar di kampus, dan pergi dengan Bi Inah membeli kebutuhan pokok dirumah. Sudah itu saja, mobilnya jarang sekali dipakai Azza. Azza sudah bilang ke mang Ujang "Mang, kalo mau pergi jalan jalan sama Bi Inah pakai saja mobil Azza, daripada nganggur dirumah, anggep saja mobil Azza mobil mang Ujang juga, kalaupun Azza lagi ngga dirumah pakai saja mobilnya" Ucap Azza pas itu.

"Neng Azza sama seperti mas Devann ya, Baik sekali" Mang Ujang mengagumi sifat Azza yang lembut dan sangat baik sekali.

******

Kini Azza turun dari mobil dan berjalana menuju ruangan Devan. Ketika Azza hendak membuka pintu, seseorang dari belakang menepuk pundak Azza, Azza segera membalikkan badannya dan melihat siapa yang telah menepuk pundaknya.

"Riskaa" Azza menatap Riska dengan tatapan antusias, Riska sekarang benar benar merubah fashionnya, Riska yang dulu tidak menutup aurat, sekarang ia menutupnya dengan gamis biru dengan kerudung yang senada.

"Aku kesini cuma mau minta maaf atas perbuatan ku yang dulu akuu ben..." Azza memutus pembicaraan Riska dan menggenggam tangan Riska.

"Sebelum kamu meminta maaf, aku juga sudah memaafkan, aku sangat senang melihatmu dengan tampilan yang anggun seperti ini, kamu terlihat sangat anggun" Azza tersenyum menatap Riska.

"Oh iyya ini aku punya sesuatu untukmu dan kak Devan, dateng ya karna kamu akan menjadi tamu specialku" Ucapnya sembari memberikan undangan pernikahan.

"Masyaallah, akhirnya bisa menyusul juga, selamat ya Ris, akan ku sampaikan ke kak Devan kabar bahagia ini" Ucap Azza bersemangat.

"Baiklahh, aku duluan ya bentar lagi ada kelas masuk, Assalamualaikum" Ucap Riska.

"Waalaikumsalam" Azza masih tidak percaya dengan sikap Riska saat ini. Riska benar bebar sangat berbeda. Azza segera memasuki ruangan Devan.

"Assalamualaikum kak" Azza tersenyum melihat Devan yang sedang mengoreksi tugas tugas mahasiswa/i nya.

"Waalaikumsalam eh sudah datang'' Devan langsung memeluk Azza yang baru saja sampai.

"Ih kakak manja sekarang" Azza dan Devan duduk di sofa ruangan Devan.

"Apa salahnya manja sama istri sendiiri?'' Tanyanya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang