dua puluh dua

856 59 0
                                    

Selesai sholat subuh berjamaah Azza melakukan kebiasaannya yaitu mandi. Azza sudah biasa mandi sehabis shubuh. Kata Bunda supaya segar, dan tidak mudah sakit. Sedangkan Devan sedang menyelesaikan beberapa tugasnya.

Kini Azza sedang kebingungan di dalam kamar mandi. Ia lupa membawa kerudungnya masuk ke dalam kamar mandi. Azza memang belum melihatkan rambutnya di depan suaminya. Entahlah Azza merasa tidak enak jika Devan melihatmya. Azza juga akan takut jika Devan marah karna rambut Azza berwarna. Azza membuka pintu kamar mandi sedikit untuk mengintip Devan sedang apa, dan ternyataa Devan sedang menatap pintu kamar mandii. Azza ketahuan jika sedang mengintip. Azza segera menutup pintuuu kamar mandii.

"Sumpahh maluu, Azza harus berbuatt apaaa, Devan sudah melihat rambutkuu, mau ditaruh mana mukakuuuu" Azza berbincang sendiri di kamar mandi. Tiba tiba pintu kamar mandi terbuka. Pastilah yang membuka Devan.

"ngga baik lama lama di kamar mandi, kenapa harus malu memperlihatkan rambutmu ke suami sendiri?" Kini Devan berada di ambang pintu. Azza bingung harus menjawab apaa dia benar benar malu dan bingung.

"tidak papa saya maklumi, mungkin karna kamu belum terbiasa terbuka di depan suamimu ini. Karna kamu sangat menjaga aurat mu dari ikhwan, makanya jika dilihat ikhwan kamu merasa tidak enak. Yap benar sekali apa yang dikatakan Devan. Azza tersenyum mendengarnya.

"sudah cepat keluar. Nanti bisa masuk angin" Devan kembali ke sofa untuk melanjutkan tugasnya. Azza pun keluar dari kamar mandi. Ternyata suamimya bisa dibilang peka juga.

"Kak, Azza boleh duuduk di samping kakak?

"Boleh". Azza pun duuduk di samping Devan. Azza memang sengaja ingin duuduk di samping Devan karna ingin memberitahu bahwa rambutnya ia warnai.

"Kak, rambut Azza berwarna lo, kakak jangan marah ya" Azza memberi senyum manisnya kepada Devan. Kini Devan membenarkan posiisinya menghadap Azza. Mereka saling bertatapan.

"kenapa kakak harus marah? Selagi Azza tidak mengumbar ke bukan mahrom? Yang pentingkan Azza hanya memperlihatkan ke yang mahrom kakak tidak akan marah" Entah kenapa Azza merasa sangat senang sekali mengobrol berdua dengan suaminya.

"nanti kakak mau jogging ke alun alun sama baba, Azza mau ikut?" Tanya Devan dengan tatapan masih di depan laptopnya.

" Emang kita mau me rumah kakak kapan?"

"Ke rumah kakak? Kita ke rumah Mama dulu baru ke rumah Kakak, terserah Azza saja mau kapan". Azza membulatkan matanya ia kaget ternyata devan sudah mempunyai rumah sendiri.

"besokk saja ya kak, Azza masih capek, belum juga packing packing"

"Baiklah". Kinii suasana kembali hening. Azza bangkit dari sofa dan membaca novel di atas kasurr. Azza merasa ada getaran di bagian kakinya. Azza ssgera mencari sesuatu yang getar, ternyata ponsel Devan berbunyi. Azza menatap layar hpnya ternyata ada panggilan masuk disana tertulis Kahfa ganteng . Azza segera memberikannya kepada Devan

"Kakk, ini Kahfa telfon" Azza menyodorkan ponselnya.

"Toolong angkat, dan tolong pegangi ponselnya terus tolong di speaker saja" Sepertinya Devan sedang semangat untuk mengerjakan tugasnya. Azzapun menuruti perintah suaminya.

"Assalamualaikumm pengantin baruu, gue udah kangen ni, udah lama ngga ngafee, ngafe bentar boleh lahh" Ucap Kahfa yang to the point jika ingin mengajak ketemuan.

"waalaikumsalam, lo izinin gue dulu ke istri gue"  Azza terkejutt mendengar perkatakan Devan, dia menyebut Azza istrinya?? Entahlah Azza merasa sangat senangg sekali.

"Yang udah nikah ya bedaaa ya, yaudah sini mana Azza?"

"Lo tinggal ngomong aja, Azza di samping gue, daritadi juga gue speaker"

"Wahh parah si lo, enak ya yang udah nempel nempellan, Azzaa boleh ya Devan gue ajak ngafe bentar, ngafe deket rumah kok, cuma berdua doang, ngga ada ceeweknya"

"Iyya nggapapa" Jwab Azza.

"Makasiih Azzaa cantikk, Van lo gue tunggu jam 11 ya, di cafe louwis gue lagi pengen curhat, udah ya gue pengen pipis assalamualaikum"  Kahfa pun mengakhiri telfonnya sebelum mendengar jawaban salam dari Azza dan Devan.

"Ntar Azza ikut kakak aja" Devan yang merasa tidak enak jika meninggalkan istrinya untuk menongkrong. Devan memutuskan untuk mengajak Azza, itung itung sekalian jalan jalan.

"Ngga usah kak, Azza dirumah aja Azza ngga enak kalo ikut, kan Kahfa maunya curhat sama kakak bukan sama Azza juga, kayaknya Azza mau istirahat aja di rumah sama mau nyicil packing packing" jawab Azza. Entahlah Azza merasa jika suamimya kini bukan orang dingin lagi.

"okee, ini tolong kembalikan hp kakak, dan simpan nomor kamu di hp kakak, sandinya 141708, kakak tinggal dulu mau olahraga sama baba" Tidak lama setelah Devan meninggalkan kamar, Azza pun juga meninggalkan kamar untuk turun kebawah menghampiri Bunda dan Arin yang sedang menyirami tanaman, dan mbak Yuli yang sedang membersihkan kaca lemari.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang