tiga puluh tiga

772 54 2
                                    

Hari ini adalah hari yang dinanti nantikan oleh Azza, ia akan bertemu dengan teman SMAnya. Azza akan diantar oleh Devan, berhubung Devan sedang tidak ada jadwal mengajar.
Mobil Devan sudah terparkir di tempat parkir mobil OTI. Devan juga akan ikut turun karena ia akan membeli ayam crispy untuk ia bawa pulang. Azza sedang menunggu Devan yang sedang mengantri untuk membeli ayam. Kini Azza dan Devan menjadi sorotan mata teman teman Azza. Sudah banyak yang datang di acara reoni ini. Devan sudah selesai membeli ayamnya.

"Acara reoninya dimana?" Tanya Devan.

"Itu" Azza menunjuk satu ruangan yang di desain tertutup kaca transparan. Jadi Azza bisa melihat teman temannya dari luar, begitu pula dengan temannya.

"Teman temanmu kenapa melihat ke arah kita dengan tatapan penuh gosip" Ucap Devan yang masih terus menatap ke arah teman teman Azza.

"Entahlah mungkin mereka naksir sama suami Azza" Azza terkekeh pelan.

"Oiyaa, yang namanya Ilham yang mana?" Tanya Devan penasaran.

"Yang pakai hem kotak kotak warna hitam merah" Jawab Azza.

"Oh" jawab Devan ber oh ria.

"Yasudah kamu segera kesana, kakak mau pulang, nanti telfon kakak kalau acara sudah selesai, terus cerita sama kakak kalau ada apa apa" Jelas Devan.

"Siap komandan" Azza mencium tangan Devan, dan Devan mencium kening Azza.
Sebenarnya Azza sedikit malu jika Azza dicium oleh Devan di depan teman-temannya yang jomblo. Tapi tak apalah, Azza mendapat pahala.

********

Azza memasuki ruangan yang sudah ramai dengan teman-teman SMAnya.

"Masyaallaahh, yang udah halal wajahnya ceria banget habis di anter kekasih halal"

"Gue jadi Azza betah si dirumah terus, secara suaminya ganteng bangett"

"Gimana zaa udah isi belumm??"
Dan berbagai pertanyaan dan pujian keluar dari mulut teman Azza yang akhwat. Sedangkan teman Azza yang ikhwan. Malah menggoda Ilham, karena Ilham masih belum bisa move on dari Azza. Ilham masih saja terus berusaha agar ia bisa move on, Ilham juga sekarang sudah tidak begitu mengejar Azza lagi. Azza duduk disamping kanan Lizza dan di samping kiri ada Vava, Zahra duduk di depan Azza. Hari ini adalah hari yang ngga bakal bisa dilupakan bagi Azza. Azza mendapat cerita banyak dari teman temannya. Ada yang cerita tentang tidak lulus SBNPTN lah, DLL. Tak terasa waktu begitu cepat sudah jam 16.00. Sudah setengah hari Azza mengobrol dengan teman SMAnya. Acara sudah selesai hanya tersisa orang orang itu itu saja seperti Zahra, Lizza,Vava,Manina,Shella, dan Tika. Azza menelfon Devan untuk segera menjemputnya karna Azza ingin cepat cepat mandi.
Tak lama kemudian Devan sudah menunggu di depan ruangan.

"Eh Azza pamit dulu ya, udah dijemput soalnya" Pamit Azza pada temannya.

"Ustadz Devannn ganteng banget masyaallah, Allahuakbbarr" Vava benar-benar tidak bisa mengontrol suaranya. Devan yang mendengar ada yang memanggilnya langsung menengok ke sumber suara.

"Astagfirullahh malah lihat ke arahkuu, astagfirullah" Ucap Vava sambil menatap Devan. Azza hanya tertawa melihat ulah temannya ini.

"Astagfirullahh Vavaa sadarr, itu suamii temen looo" Lizza memukul lengan Vava.

"Sakit anjir" Vava mengelus lengannya yg di pukul Lizza.

"Yaudah Azza duluan ya, Assalamualaikum" Ucap Azza, Kini Azza bangkit dari tempat duuduknya dan berjalan menyusul Devan.

"Waalaikumsalam, salam untuk ustadz Devann, sampai ketemu di pernikahan Zahra" Ucap Lizza, dan Vava bersamaan.
Azza terkekeh mendengar ucapan temannya itu. Dan ditatap oleh Devan.

"Kok kamu ngga marah kalau temanmu ada yang suka sama kakak, kamu ngga cemburu?" Tanya Devan dan mencari tangan Azza untuk digandeng.

"Vava emang orangnya gituu, dia emang sebenernya suka sama kakak dari pas kakak ngajar di SMA, ngga mungkinlah Vava mau ngambil suami orang, itu hanya untuk hiburan saja kak" Azza masih terkekeh mengingat ulah Vava tadi. Devan mengangguk paham.

********

"Kakak masih lama ngerjain tugasnya?" Tanya Azza dengan wajah cemberutnya.

"Ini sudah selesai, kenapa?, Kamu sudah ngantuk?" Tanya Devan. Devan segera menyusul Azza yang sudah berada di atas kasur.

"Azza pengen punya dede bayi" Ucap Azza jujur.

"Nanti kalau sudah ada dede bayi Azza nggabakal bisa tidur nempel kakak gini, kan sudah ada bayi di tengah tengah kita" Devan mengelus rambut panjang Azza.

"Nggapapa, Azza pengen punya bayii" Rengek Azza.

"Ya sabarlah, Allah belum ngasih buat kita berarti kita masih belum dikasih kepercayaan sama Allah, buktinya kita sudah ada usaha tapi sampai saat ini juga belum ada hasilnya kan" Ucap Devan sambil melepas bajunya. Kini Azza hanya diam, benar apa yang dikatakan Devan. Mungkin Allah masih belum ngasih kepercayaan sama Azza dan Devan untuk mengurus titipan Allah yang paling indah.

"Mau kita coba sekali lagi?" Tanya Devan pada Azza.
Azza menjawab "iya" dengan sedikit malu. Malam ini menjadi malam yang indah bagi Devan dan Azza. Allah menciptakan manusia untuk berpasang pasangan. Dan saling melengkapi satu sama lain.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang