dua puluh delapan

784 55 0
                                    

Hari ini Azza dan Devan mengadiri acara penikahan teman SMAnya Devan, Sebenarnya Azza tidak ingin ikut, Azza takut jika ia akan bertemu dengan Riska, entahlah jika teringat wajah Riska. Hati Azza masih sakit. Jika teringat kejadian kemarin.
Azza dan Devan kini sudah sampai di gedung Mustika, tempat pernikahan teman Devan, dipintu masuk sudah ada Kahfa yang sedang menunggu pengantin baru.

"Masyaallah, Azza cantik banget hari inii" Puji Kahfa pada Azza.

"Makasihh" Jawab Azza.

"Makanya lo cepet cari istri, biar ngga muji muji istri orang" Azza terkekeh mendengar perkataan suaminya. Tak lama kemudian mereka bertiga memasuki gedung.
Ketika Azza dan Devan hendak duduk. Ada seorang perempuan yang mengampiri Devan dan memegangi tanganya. Azza yang melihat suaminya digandeng perempuan lain ingin sekali marah pada wanita itu. Tapi Azza malu jika harus marah di depan umum. Azza hanya diam dan terus tersenyum.

"lo apa apaan si Ris, lo ngga pernah belajar agama atau gimana? Kita bukan muhrim" Kini Devan melepaskan tangan Riska.

"Itu yang di samping kakak siapa? Adik?" Riska menatap Azza dengan tatapan sinis.

"Ini istri gue, jadi sekarang lo ngga usah deket deket gue" Devan menggengam tangan Azza dengan erat. Ada rasa senang di hati Azza, karna Devan telah mengakui jika Azza istrinya di depan Riska.

"Oh istrinya, Emm tapi kalo diliat liat istrinya ngga cocok sama kakak" Azza yang mendengar perkataan Riska sangat tersinggung.

"Lo jadi orang ngga usah iri kenapa sih, udah tau Devan punya istri masih aja lo gatel" Ucap Kahfa yang berada di belakang Azza dan Devan.

"Lo itu yang ngga tau diri, mana mau Devan sama lo kalo lo masih belum  bisa jaga aurat, lo harus sadar diri dong kalo mau dapetin Devan, tapi sekarang lo udah telat, Devan sudah punya bibidari yang lebih lebih dari lo" Salah satu dari  segerombolan laki laki dan perempuan berkata paada Riska.
Mereka adalah teman Devan SMA. Riska memang sudahh banyak yang tidak suka, selain dia gatel dia juuga sangat sombong. Kini Riska meninggalkan Azza dan Devan dan menatap Azza dengan tatapan sangat sinis. Riska untuk kali ini akan mundur, sebenarnya dia juga memiliki banyak teman laki laki.
Riska juga sering mengikuti club malam. Jadi tak masalah jika dirinya harus menjauh dari Devan.
Kini Azza sangat senang, karna Azza bisa nampak akrab dengan teman SMA Devan. Teman teman Devan juga ada yang membawa istri. Sudah ada 4 orang yang membawa istrinya belum termasuk Devan.

"Lo kapan nyusul Kahf, Ganteng ganteng pasti ada yang mau, lo nya aja yang sok jual mahal" Ucap Syarif teman SMA Devan.

"Belom ada yang pas ni, doain aja semoga cepet nyusul" Ucap Kahfa dengan senyum paksa. Tak terasa sudah 30 menit Azza dan Devan berbicara dengan teman SMAnya.

Ketika Azza hendak menyantap sate tiba tiba saja perut Azza merasa sakit lagi. Ia tidak enak jika harus mengajak Devan pulang. Azza tau pasti Devan masih ingin berbincang-bincang dengan teman lamanya. Tapi Devan yang menyadari jika istrinya hanya terdiam saja dan tidak seceria tadi.

"Kamu kenapa?" Tanya Devan. Azza benar benar tidak tahan dengan nyeri di bagian perutnya.

"Perut Azza sakit lagi kak" Ucap Azza menatap Devan. Azza benar benar tidak enak dengan Devan. Ia hanya merepotkan suaminya.

"Yaudah kita pulang sekarang"

"Ngga usah kak, Azza nggapapa, Azza tau kakak pasti masih mau mengobrol dengan teman teman kaakak" Ucap Azza memasang wajah tersenyum.

"Enggak" Kini Devan berpamitan pada teman temannya dan Segera membawa Azza masuk ke dalam mobil. Di perjalanan Azza masih saja memengangi perutnya.

"Kita ke dokter saja ya" Ucap Devan.

"Ngga usahh kak, Azza nggapapa, kakak ngga usah khawatir ini memang sudah biasa. Maaf ya kak, Azza malah merepotkan kakak" Ucap Azza dengan wajah sedih.

"Ngga seharusnya kamu berbicara seperti itu. Kakak yang harusnya minta maaf karna sudah maksa kamu buat ikut" Ucap Devan. Azza hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban. Tubuh Azza kini menjadi lemas.

********

Devan membawakan secangkir susu panas untuk Azza. Kini Azza membenarkan posisinya menjadii duduk di atas kasur. Azza menyeruput susu buatan Devan.

"Makasih ya kak" Ucap Azza.

"Sekarang Azza tidur, istirahat, kakak mau sholat dhuhur dulu" Devan segera pergi ke masjid untuk sholat. Setelah beberapa menit Devan kembali ke kamar. Dan melihat Azza yang sedang memainkan ponselnya.

"Kok ngga tidur, kan tadi kakak suruh kamu tidur" Ucap devan yangs sedang melepas baju kokonya dan sekarang tidak memakai baju.

"Azza ngga bisa tidur, ngga ngantuk" Ucap Azza. Baru kali ini Azza melihat perut suaminya tanpa pakaian. Devan mendekati Azza di atas kasur. Entahlah Azza merasa deg degan padahal Azza juga sudah terbiasa sekasur dengan Devan. Tapi baru kali ini Devan tidak memakai baju dan mendekati Azza.

"Ih bajunya kakak mana?? Cepet dipakai, nanti masuk angin kena AC" Ucap Azza. Tapi Devan hanya tersenyum. Azza hendak pergi mengambil baju di lemari untuk Devan. Tapi tangan Azza dipegang oleh Devan.

"Kakak udah biasa kayak giini, lebih baik sekarang kita tidur" Ucap Devan dan membaringkan Azza di sampingnya. Azza tidak tau harus berbuat apa. Ia hanya menuruti perkataan Devan. Kini Azza berada didekapan Devan yang tidak memakai baju. Azza sangat nyaman dengan posisinya saat ini. Tubuh Devan sangatlah wangi. Merekapun tidur siang bersama.

*****

Mungkin ini lebih banyak uwuw uwuwannya daripada konfliknya😂

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang