sembilan belas

822 61 0
                                    

Sujud Pertemuan

Bila telah tersurat sebuah takdir

Kubimbing sama rindu yang bersemayam di hatimu

Aku bersujud di atas pertemuan ini

Yang Tuhan menjadi saksi sebuah ikatan

Ijinkan aku mencintaimu

Apapun dirimu adanya

Akan kucoba tetap setia

Begitu pun aku adanya

Cobalah untuk tetap setia

Ijinkan aku mencintaimu

Meski mulanya kau asing bagiku

Dan aku pun aneh di hadapanmu

Tetaplah di sini menjadi pengantin sejatiku

Kita tak pernah sempurna

Ingat-ingatkanlah aku dengan cintaNya.

*******

Zahra memasuki kamar Arin, dan kini ia melihat sahabat dekatnya tengah duduk di depan meja rias, dengan gaun abu abunya. Azza melihat pantulan dari kaca. Ia melihat sahabatnya yang berdiri menatapnya dari belakang. Azza membalikkan tubuhnya dan menatap sahabatnya itu. Tak lama kemudian Azza segera berjalan menuju Zahra dan memeluknya. Setelah mereka berdua melepas rindu dengan berpelukan. Azza dan Zahra kini tengah duuduk di kasur Arin.

"Lo berangkat jam berapa Zah? Kok jam segini udah dateng aja" Azza menatap jam dinding.

"gue udah dateng dari semalem, tapi gue di bawah terus, gue sengaja ngga mau ketemu lo dulu, biar kejutaan, lagian lo juga di hubungi ngga bisa terus, lo kenapa ngga mau buka hp? Lo takut? Lo malu?" Zahra menatap Azza dengan tatapan sinis.

"Kemarin gue masih belum siap sama tanggapan tanggapan orang, apalagi sama temen temen Zah, Coba kalo lo ada di posi...."

"lo ngga tau kan Za, kalo tanggapan temen temen positive semua, dan hampir satu angkatan juga bakal mau dateng di hari special lo, apalagi calon suami lo ganteng Za, jadi lo siap siap aja kalo suami lo di godain sama kita kita nanti" Zahra terkekeh pelan.

"Dari mana kalian tau kalau suami Azza gantengg, ha?"

"bisa bisa nya teman temannya sudah bilang suaminya ganteng, padahal tatap muka saja belum, belum tatap muka saja sudah di bilang ganteng, apalagi kalau sudah ditatapp apa melebihi kata ganteng? Tanpa Azza sadari Azza tersenyum sendiri dengan batinannya itu.

"lo boleh deg deg an Za, tapi lo jangan sampe lupa suami lo siapa" Azza menyergitkan dahi. Zahra belum tau bahwa dirinya belum melihat undangannya sendiri.

"Azza belum tau nama suami Azza sendiri Zah belum siap" Azza menundukkan kepalanya.

"whatt thee... Jadi lo selama ini belum tau nama suami loo Za? Wah parah si lo, suami lo tu Ustadz Zaa, ustadz Devan". Mendengar perkataan Zahra. Detakan jantung Azza sangat tidak normal. Azza membulatkan matanya. Mendengar jika suami Azza adalah ustadz Devan. Tubuh Azza memanas dan menjadi sedikit lemas. Azza menormalkan detak jantungnya kembali.

"lo kalo bercanda ngga usah kayak gitu Zah, ngga lucu sumpah" Azza terkekeh.

"Guee lagi....."

"Derrttttt... Derrtttt" ponsel Zahra bergetar.

"Bentar Za gue angkat telfon dulu" Zahra segera keluar dari kamar Arin dan mengangkat telfon dari Lizza. Ya, Lizza dan teman temannya sudah berada di bawah. Zahra segera menemui mereka. Betapa senangnya mereka bertemu kembali setelah berminggu minggu tidak bertemu, apalagi bertemunya di hari special temannya.

*******

Sudah pukul 07.00 acara penyimaan quran pun dimulai. Kini jantung Azza kembali berdetak tidak normal Azza hanya mondar mandir di dalam kamar. Ia tampak sangat gugup sekali. Azza mengambil ponselnya yang sudah 1 minggu ini tidak ia hidupkan. Tentu saja banyak notif yang masuk. Azza membuka hp bukan karna ingin membalas chat chat dari teman temannya. Melainkan ingin melihat video undangan pernikahannya. Dannn, yaa, tertulis nama calon mempelai putranya adalah Muhammad Devan Daneera. Selaama ini doa Azza sudah dikabulkan oleh sang pencipta, Azza benar benar tidak.menyangka, bahwa yang menjadi teman hidupnya adalah laki laki yang dulu ia kagumi diam diam. Tanpa Azza sadari sebulir air mata jatuh dipipinya. Bunda Fira yang diam diam melihat putrinya dari ambang pintu kemudian duuduk disampingnya.

"Kamu kenapa menangis?" tanya bunda Fira.

"yang akan menikahi Azza adalah orang yang selama ini Azza doakan bun". Bunda mengusap air mata Azza.

"iya, bunda sudah tau dari Zahra, semalam Zahra sudah cerita semua ke bunda, kamu harus banyak banyak bertrima kasih sama Allah karna telah mempersatukan kalian di ikatan halal ini, skenario Allah memang indah dan ngga bisa di duga. Sudah sudah jangan nangis, malu nanti dilihat sama suami idamanmu" Goda Bunda. Azza tersenyum menatap bunda.

"suara suami kamu masyaallah ya Za, bunda saja jatuh cinta sama suami mu" bunda terkekeh menatap Azza yang memasang wajah cemberut.

"maaf bu, pengantinnya mau di rias kapan ya? Ini sudah jam 9" tanya mbak mbak perias itu dengan sopan kepada bunda.

"ohh silahkan mbak bisa sekarang" Azza kembali duuduk di meja rias.

"mbakk jangan tebel tebel ya make upnya, yang natural aja" jelas Azza kepada mbak mbaknya.

"Siap atuh neng, neng aja ngga make up juga udah gelis ih" Azza tersipu malu dibuatnya.

"ah si mbak, namanya juga perempuan kan mbak, pasti cantik"

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang