10| Filosofi Sebuah Konsekuensi

143 33 16
                                    

Kita adalah sajak tua yang usai sebelum memulai.

Sebuah cerpen kuno tanpa prolog atau epilog.


Di mana aku adalah si bodoh penulis yang setia menulis halaman meski cerita sudah usai.

🌠🌠🌠

🔉Now playing:

🎶Bad Things-Machine gun Kelly ft. Camila Cabello🎶


🌠🌠🌠

Melodi Rain on Me dari Lady Gaga ft. Ariana Grande teralun keras dari salah satu toko perlengkapan olahraga yang baru saja dimasuki dua orang gadis berseragam batik.

Untuk pertama kalinya dalam hidup, Salsa mengunjungi tempat berbelanja super besar ini.

Bahkan, mungkin jika Sandra tidak membujuknya untuk membelikan hadiah ulang tahun untuk Marco nanti malam, gadis itu tidak akan mengetahui apa itu mall.

Matanya menyapu ke segala arah, memandang pada jejeran mannequin yang dipasang dibalik kaca etalase.

Rasanya sungguh aneh berjalan di antara keramaian seperti ini.

Namun ia senang karena keanehan itu. Rasanya seperti menjelajah di luar angkasa.

"Bodo! Gue blokir juga lo lama-lama!"

Atensinya teralihkan ketika Sandra yang dari tadi sibuk dengan ponselnya memaki kecil.

"Siapa?"

Yang diajak bicara mendengus kesal sebelum akhirnya memasukkan ponselnya ke dalam saku rok.

"Siapa lagi? Kuntilanak gang sebelah lah!"

Ia kesal karena baru saja Radit mengabarinya jika nanti malam cowok itu akan menjemputnya saat berangkat ke pesta ulang tahun Marco.

Persetan.

Inginnya sih menolak. Namun cowok itu mengancam jika Sandra tidak mau, dia akan nekat mendatangi rumahnya dan menyapa orang tuanya secara langsung.

"Radit?"

Sandra yang mendapat pertanyaan itu segera mengibaskan tangannya di udara, seperti mengisyaratkan Salsa untuk tidak membahas.

"Nggak penting. Mending kita cari kado buat Marco."

"So, nanti malam lo mau ngasih dia apa?"

Ekspresi dongkol yang tadi tercetak di wajah Sandra langsung luntur, digantikan dengan sebuah senyum super lebar yang menyeramkan.

"Entah. Aku juga bingung..." sahut Salsa kehilangan harap. "Kamu tahu sendiri kan, ini pertama kalinya aku datang ke pesta ulang tahunnya."

Sandra terkekeh kecil. Gadis itu mengangguk, lantas merangkul lengan Salsa dengan erat.

"Dan sekaligus akan menjadi pertama kalinya lo bakal ngasihin sesuatu ke cowok itu," tambahnya mengoreksi. "Sesuatu yang berharga buat cowok yang udah lo menangin hatinyaaaa-."

Salsa mendesis. Tangannya mendorong pelan Sandra untuk menjauh.

"Ishhh!!"

Melihat kesempatan di depan mata, Sandra langsung menusuk-nusuk pelan pipi Salsa.

Starlight! | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang