🔉Now Playing:
🎶Kiss Me-G.Na🎶
OST Playfull Kiss(Mulmed)
🌠🌠🌠
"Tangan malaikat lo mulai pegel nih!"
Salsa mengerjap kecil. Juga merasa tercengang akan kemunculan tiba-tiba orang di hadapannya.
Di saat dirinya masih speechless dan mencoba mencerna keadaan, orang itu langsung menariknya berdiri dan mengusap pipinya yang sedikit basah tanpa peduli jika seluruh mata sedang memandangnya heran.
"Cengeng! Gitu aja nangis," omel cowok itu sembari mencubit hidung Salsa, sehingga membuatnya yang sudah merah jadi semakin merah.
"Jadi merah kayak tomat tuh hidung elo."
"Lo pikir, lo bakal kelihatan cantik gitu kalau nangis? Kelihatan imut? Hah?!"
"Ya iyalah, cantik! Tuh kan, mata gue jadi silau! Jantung gue juga jadi deg-degan."
"Nanti kalau gue nggak tahan, emangnya lo mau tanggung jawab?"
"Enggak kan?"
"Makanya, nggak usah nangis..." Tangan cowok itu masih setia mengusap pelan mata Salsa yang berkedip polos.
Di sisi lain, Inez yang merasa diacuhkan langsung menginterupsi.
"Wait...!"
"Lo itu siapa ya? Ada perlu apa ya ke sini?"
Seperti terusik, cowok itu menoleh jengah ke arah Inez, memandangnya dari atas hingga ke bawah layaknya mesin scanner, lalu tertawa.
"Ah...gue lupa kalau masih ada manusia di sini..." ujarnya menyindir.
".....atau mungkin gue bisa menyebutnya bukan manusia...?"
"Kenalin, gue malaikat pelindungnya dia. Dan gue ke sini mau ngelindungin dia dari orang yang bersikap kasar sama dia."
Penuturan cowok itu sukses membuat semua orang mengernyit bingung, tak terkecuali Inez. Sementara itu, Salsa sendiri langsung menarik seragam orang itu untuk memintanya berhenti.
"Tha....! Stop!"
"Why? Emang gitu kan? Gue kan pelindung lo."
Artha semakin membuat wajah Salsa terbakar. Bagaimana bisa cowok itu muncul tiba-tiba lalu memperkenalkan diri sebagai malaikat pelindungnya seperti ini?
"Udah, jangan nangis lagi. Kata orang, kalau kebanyakan nangis kepalanya bisa mengecil. Lo mau kepala lo mengecil?" ucap Artha dengan tangan masih setia mengusap pipi Salsa yang basah.
Tentu saja itu membuat Inez jadi merasa risih.
"Stop stop stop! Sebenarnya... kalian ini... lagi ngapain sih?! Lo mau bikin dia baper? Please deh, ini ruang musik, dan kita nggak ada waktu buat ngelihat hal cringe kayak gini!"
Artha berjengit bosan. "Kenapa...? Masalah?"
"Lo mau gue baperin juga? Sini, gue baperin!" balas Artha dengan tatapan mengintimidasi yang sukses membuat Inez terdiam tak mampu berbicara.
Gadis berkuncir kuda itu langsung merapatkan bibir malu dengan pipi memanas.
Kalau di lihat-lihat, cowok ini tampan juga.
Tidak ingin semakin terlarut, Salsa langsung menggeret Artha untuk keluar dari ruangan.
Cowok itu benar-benar gila. Dan Salsa tidak sudi rasa malunya dipertaruhkan lebih jauh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight! | Mark Lee
Teen FictionUntuk kamu, laki-laki yang mengatakan malam itu jujur, Juga kamu bintang yang terbang di pusat busur, Aku sebagai malam ingin pamit. Terimakasih untuk segalanya. Jaga diri kalian baik-baik.