12| Prasasti Semak

125 35 10
                                    

I'm only seventeen. I don't know anything.

But I know I miss you

-from James to Betty-

🌠🌠🌠

🔉Now Palying:

🎶Love Story-Taylor Swift🎶

🌠🌠🌠

"Mmphh...."

"Marc...mmmph"

Marco semakin memperdalam pagutannya kala Salsa menyebut namanya.

Bibir gadis itu terasa candu baginya. Berbeda sekali dengan bibir para gadis yang pernah ia cium.

Ia yakin, jika bibir ini akan menjadi favoritnya untuk terus dicoba.

Shit.

Bahkan dia tidak bisa berhenti.

Lidahnya asyik menyusuri rongga mulut Salsa. Kepalanya sudah bergerak ke segala arah, menyesapnya dengan kuat layaknya makanan.

Ia membiarkan dirinya sebagai pihak yang mendominasi. Mengungkung Salsa dengan kedua tangan yang tertempel pada dinding. Mencumbuinya tanpa sabar dan semakin liar saat mendengar lenguhan Salsa.

Nalurinya lelakinya semakin meledak. Begitu pula dengan nafasnya yang terengah. Wajahnya sudah berkeringat, namun ia tidak peduli. Ia masih asyik dengan kegiatannya. Ini terlalu nikmat untuk dihentikan.

"Marc...aku nggak...mmph..."

Salsa yang mulai kehabisan nafas mencoba memukul dada Marco. Namun cowok itu tidak menggubris malah memperdalam ciumannya.


Lidahnya menyapu bersih seluruh gigi Salsa.

Salsa benar-benar hilang akal. Bau cologne Marco semakin membuat dirinya mabuk.

Rambut cowok itu jatuh ke dahi, bertabrakan dengan wajahnya yang mulai terengah.

Salsa akui, Marco begitu hebat dalam berciuman. Ia tidak menyangka jika orang ini adalah sahabatnya sendiri.

Pagutan itu baru terlepas setelah Marco kehabisan nafas.

Wajah Salsa kontan memerah. Dengan cepat ia menghirup udara sebanyak-banyaknya. Mencoba mengembalikan kesadarannya yang sempat terenggut.

Matanya membelo, memandang Marco dengan tatapan labil.

Namun sedetik kemudian cowok itu kembali menyerangnya lagi dengan gerakan yang lebih cepat dan ganas.

"Mmmphh...Marc..."

Gila. Ini benar-benar candu. Marco tak bisa berhenti. Hatinya bergelora hebat.

Bibir itu baru terlepas ketika Marco sudah merasa puas. Cowok itu menatap Salsa terengah.

Salsa yang masih membeku dari keterkejutannya, memegang bibirnya pelan.

"Maaf..."

Salsa membelo. Tubuhnya meringsut ke belakang.

Udara malam bahkan terasa panas karena bibir Marco.

Sialnya, kepolosannya itu membuat Marco semakin tidak tahan. Cowok itu kembali menghimpit tubuh Salsa. Mengintimidasinya dengan seringai kecil andalannya.

Starlight! | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang