28| Di Antara Bujur Sangkar

69 13 2
                                    

🌠🌠🌠


"Buset dah, itu pop mie gue anjing!" umpat Jeno kesal. "Balikin nggak?! Gue tinggal mandi sebentar aja udah lo sikat!"

Cowok bertahi lalat itu segera merebut mie cup rasa bakso sapinya dari Andre dengan rasa dongkol.

"Dikit lagi! Dikit lagi, kuahnya-aish...JENO TAI! GUE DOAIN DI KUBURAN LO KENA PITNAH KUBUR," balas Andre menyerapah.

"Apa hubungannya, bego?! Mabok baygon lo?" timpal Faris renyah. Walau begitu, tangannya masih sibuk memindahkan warna rubik yang sebentar lagi selesai.

Memilih tidak menggubris, sekarang Andre merebahkan tubuhnya pada kaki ranjang.

Mereka memang sedang berkumpul di kamar setelah menyelesaikan sesi latihan malam guna perlombaan perempat final besok. Sialnya, ia harus menahan lapar karena 'Jeno jahanam' itu tidak mau membagi makanannya.

"Udah lah...mending lo jalan aja ke indomaret depan. Beli apa kek. Daripada mati kelaparan, terus gentayangan, gak elit banget anjir," saran Faris melirik.

"Emang jam segini masih buka?"

"Ya kalau udah tutup dobrak aja, bawa dongkrak sekalian. Lo seneng yang kayak gitu kan?" saran Marco ikut nimbrung yang sukses membuat Andre mengumpat.

"Bangsat lo! Tai."

"Ya udah, temenin deh lu salah satu!" sergah Andre mulai kesal.

"Gue sibuk, Faris noh!" tunjuk Marco melempar.

"Heh? Gue?!" Faris yang ditunjuk pun langsung terbangun. "Gue juga sibuk gue juga sibuk! Nggak nggak nggak! Jeno noh! Sekalian tuh, kalian ngedate berdua di teras indomaret. Makan pop mie barengan kayak homo," gelaknya kencang.

"Gue udah pw. Ajakin Rega aja lah!" tolak Jeno yang masih sibuk melahap mie kuahnya.

"Gue nggak tahu Rega di mana, bego!"

"Ya udahlah, jalan sendirian aja. Lo itu cowok heh! Kayak cewek aja ditemenin segala," tandas Marco mencibir.

"Ho'oh. Kuntilanak juga bakal gak doyan kali kalau orang yang lewat modelan printilan jepit dora kayak elo," tambah Faris pedas.

Guyonan itu sukses membuat Marco tergelak kencang. "Anjiirr...jepit dora....Parah lo, Ris!"

Karena terlanjur kesal akan teman-teman bangsatnya, dengan wajah bebek, akhirnya Andre menggerutu dan keluar sendirian. "Sialan kalian!"

"AWAS NDRE!! DI POJOKAN TANGGA LANTAI SATU!" Teriak Faris diiringi gelakan yang sangat kencang.

Barulah, beberapa menit selang kepergian Andre, sosok Rega muncul dari pintu dengan hoodie putihnya.

"Nahhh yang dicariin baru dateng!" seru Jeno menunjuk.


Rega mengernyitkan alis.

"Ada apa?" Cowok itu segera melepas hoodie-nya dan berjalan menuju ranjang atas.

"Mau diajakin Andre ngedate di indomaret sama geng mbak kunti," balas Faris asal. Cowok itu kembali sibuk dengan rubik 4×4 nya.

Starlight! | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang