🌠🌠🌠
"Kita break sebentar. Nanti kita lanjutin lagi."
Instruksi itu seperti memberikan Salsa kesempatan untuk menghirup pasokan oksigen sebanyak-banyaknya. Gadis itu gugup setengah mati.
Sementara Arjun yang ada di sampingnya melirikan pandang pada pintu.
Setelah merasa guru itu pergi, ia tergelak lepas memandang Salsa yang sudah lunglai tak bernyawa.
"Ekspresi lo lucu banget tau nggak? Santai aja kali."
Salsa menggeleng pelan, mencoba menghiraukan ledekan ketua kelasnya yang sekarang beralih duduk di samping piano.
"Kamu bohong ya? Miss Dara nyeremin banget tau," protes Salsa mendecak.
"Iya, matanya emang tajam. Tapi orangnya baik, kok. Emang gitu aja pembawaannya, Kak," timpal seorang adik kelas yang merupakan anggota baking vokal. Namanya Zara.
"Tuh. Si cilok kantin aja nggak takut. Masa lo takut sih?"
Salsa yang mendengar jadi mengerucut sebal. Sedikit mengernyit heran, karena Arjun memanggil Zara dengan nama cilok.
"Ya kan aku orang baru. Masih belum tahu gimana Miss Dara."
"Iya. Maka dari itu, lo perlu adaptasi sedikit. Jadi, mulai sekarang, lo harus mulai berteman sama perubahan," tuturnya berceramah.
"Dih...bahasanya sok banget," celetuk Zara berkomentar, yang segera mendapat lirikan tajam dari Arjun.
Memilih untuk tidak berdebat, kini Arjun beralih pada ponselnya. Cowok bertubuh kecil itu melihat status whatsapp dari beberapa kontak yang ia simpan.
"Sekolah kelihatan sepi banget ya..." ujar Zara menoleh ke arah koridor.
Tidak biasanya lorong utama gedung ini terasa sepi dari orang yang berlalu lalang.
Suasana ruang musik yang hanya diisi oleh tujuh orang itu juga jadi semakin senyap.
"Yang ikut festival folklore emang ini doang ya?" tanya Salsa menuding.
Zara yang diajak bicara segera menoleh, sementara Arjun hanya melirik sekilas memilih untuk mendengarkan.
"Nggak sih, Kak, sebenarnya ada sepuluh anak yang jadi baking vokal. Cowoknya tiga, ceweknya tujuh."
Salsa manggut-manggut paham. "Terus yang lainnya mana? Kok cuma berlima?"
"Pakai nanya lagi. Pada ngelihatin pacar lo main lah. Lo nggak lihat tadi banyak anak yang pergi ke lapangan indoor buat nonton?" potong Arjun menyela.
"Tuh! Lihat statusnya anak kelas. Semua pada nyorotin pacar lo," lanjutnya memperlihatkan.
Zara yang mendengar itu jadi menampakkan raut antusias. Gadis itu membenarkan posisinya lebih dekat ke arah Salsa.
"Eh Kak Kak Kak! Itu beneran ya Kak? Kakak beneran pacaran sama Kak Marco? Serius?!"
"Kepoan banget jadi orang," sindir Arjun risih.
"Kenapa sih?! Aku kan tanyanya ke Kak Salsa." Zara yang disindir jadi mendengus.
Mencoba tidak mempedulikan kakak kelasnya yang menyebalkan itu, Zara kembali berpaling pada Salsa.
![](https://img.wattpad.com/cover/236182069-288-k900979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight! | Mark Lee
Fiksi RemajaUntuk kamu, laki-laki yang mengatakan malam itu jujur, Juga kamu bintang yang terbang di pusat busur, Aku sebagai malam ingin pamit. Terimakasih untuk segalanya. Jaga diri kalian baik-baik.