29| Susu Beruang dan Oreo

80 14 3
                                    


🌠🌠🌠

Lapangan utama SMA Nusantara itu tampak penuh oleh kerumunan siswa yang berbaris sesuai kelas. Di sudut lapangan, terdapat seperangkat drum dan sebuah kostum maskot harimau yang tergeletak di samping anak-anak korlap berkaos hitam.

Bisa di bilang, antusiasme siswa untuk memberikan support pada tim jagoannya kali ini cukup tinggi. Wajah mereka tampak sumringah saat berbincang tentang pertandingan nanti sore. Ada juga yang sibuk mengunggah momen langka ini ke snapgram mereka.

Dari kumpulan massa tersebut, tampak seorang Salsa sedang berdiri canggung dengan ransel biru tuanya. Gadis itu menggigit bibir gugup.

"Nggak usah nervous gitu. Santai aja kali, nikmatin perjalanannya!" bisik Sandra menyenggol.

"Wihh...formasi lengkap nih! Kakak Salsa juga ikut!" sorak Bagas kencang.

"Ya iya dong, kan mau nyemangatin Kakak Marco. Ya nggak, Sal?" goda Arjun sembari mengerling jahil.

"Cielahhh...bucen woy bucen! Pokoknya gue nggak mau ya, lihat adegan Marco kiss bye dari bawah terus ngehampirin Salsa buat ngelus ngelus kepala tai anjing! Gumoh gue!" cerca Bagas dramatis, sementara yang lainnya ikut menyoraki.

"Apalagi peluk-pelukan kayak orang takziyah. Gue gampar juga kalian berdua," lanjutnya hiperbola. "Ini bukan Dora sama Diego anjeng!"

Sandra mencibir.

"Dih! Yang jomblo diam aja kali!" balas Sandra membela. "Ya nggak, Sal? Iri tanda tak mampu."

Seketika wajah Bagas memerah.

"Enak aja lo! Lo sendiri juga jomblo, bego!" tukas cowok itu tak terima yang hanya Sandra balas dengan kendikan tak acuh.

Salsa sendiri memilih untuk diam. Teman-temannya ini seperti ingin membuat dirinya malu dengan berbicara sekeras terompet malaikat israfil.

Kan Salsa jadi pengen senyam-senyum kayak orang gila.

Untung saja, pembina OSIS di depan sana berhasil memecah atensi mereka dengan sorakan keras untuk berangkat.

Seluruh anak berseru kencang, lantas berjalan menuju jejeran bus yang terparkir di depan sekolah.

Pembagian tempat duduk kali ini bebas. Jadi, atas arahan Arjun, seluruh anak 12-2 memilih berkumpul pada bus 4.

"Kopernya kopernya! Ditaruh di bagasi aja!" sorak Bagas paling semangat. Cowok itu terseyot-seyot membawa sebuah tas besar di tangannya.

"Gila, lo mau berangkat haji ya, bawa koper segede itu?" sindir Regina yang kebetulan lewat di belakangnya.

"Lah iya. Kita cuma jadi supporter doang kali, bukan mau ikut regu pembantu ke Somalia. Mabok lo?!" timpal Daren ikut tertawa.

"Sialan lo! Ini isinya makan siang kita tau! Emangnya lo mau, ngegembel di tengah jalan?"

"Heh! Udah udah udah! Buruan naik! Kalian ini bikin jalanan macet!" perintah Arjun kehilangan sabar.

Memilih untuk menurut, akhirnya Salsa segera naik ke dalam dengan Sandra yang mengekor.

"Tengah-tengah aja, ya! Biar bisa lihat DVD player," saran Sandra yang segera dituruti Salsa.

Starlight! | Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang