🌠🌠🌠Rinai hujan akhir September masih belum reda kala pagi menjemput.
Awan nimbostratus sisa semalam juga masih menggantung di langit, sehingga membuat sebagian besar siswa belum datang dan memilih untuk bergelut di dalam selimut kamarnya lebih lama.
Ditambah lagi hawa dingin yang menusuk kulit. Mereka seperti berkonspirasi membuat jiwa kemalasan manusia meronta-ronta.
Bahkan proses pendirian panggung untuk SYC besok malam, harus tertunda karena gerimis masih melanda.
Walau begitu, hal tersebut tidak menjadikan Salsa dan Arjun bisa bermalas-malasan.
Keduanya sudah berada di dalam ruang musik sejak setengah tujuh dengan kertas-kertas lirik yang harus mereka hafal.
Beberapa anggota lain sudah datang dan melakukan aktivitasnya masing-masing. Tak terkecuali Zara yang dari tadi memojokkan diri di sudut ruang dengan mata sembap.
Percayalah. Eksistensi gadis itu seperti mengusik Arjun untuk tidak fokus. Dari tadi cowok itu bergerak gelisah sembari memandanginya dari kejauhan.
Dia habis nangis?
"Jun?"
Panggilan dari Salsa membuat cowok itu tersentak dan berpaling.
"Hah? Iya iya?"
Alis Salsa tertukik bingung. "Kamu ngelamun?"
Arjun yang merasa ditanya menggaruk tengkuknya kikuk."Enggak enggak. Cuma keinget hamster gue aja di rumah."
Selanjutnya cowok itu memperbaiki duduknya untuk mendekat. "Tadi lo mau nanya apa?"
Masih dengan raut tidak yakin, Salsa memperlihatkan kertasnya.
"Eum...waktu bagian bridge, yang ngambil suara satu siapa? Aku apa kamu?"
Arjun mendekat dan mengecek kertas itu dengan ekspresi serius.
"Oh...yang ini?"
"Bareng-bareng. Baru baris terakhirnya lo yang ambil suara tinggi, gue yang harmonisasi. Sampai belakang kayak gitu, soalnya itu nada cewek," tuturnya memberitahu.
Saat keduanya asyik bercengkrama membicarakan pembagian part, tiba-tiba datang dua orang gadis dengan jaket soft pink dan hijau lemon masuk ke dalam ruangan.
"Pada latihan ya?" tanya Inez mengumbar senyum kepada adik kelas.
"Miss Daranya mana?" Di sampingnya, Amanda ikut bertanya.
"Belum datang, Kak. Katanya baru datang jam sembilan," jawab anak laki-laki itu memberitahu.
"Yah...belum datang, Man. Gimana dong?"
Dengan ekspresi kecewa, Inez kembali bertanya.
"Vokal utama untuk tahun ini udah dipilih?"
"Udah Kak."
"Hah?! Serius? Siapa?" tanya Inez kaget. Padahal niatnya kemari adalah untuk memilih kandidat tersebut, mengingat dirinya adalah wakil ketua klub musik angkatan tahun ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/236182069-288-k900979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight! | Mark Lee
JugendliteraturUntuk kamu, laki-laki yang mengatakan malam itu jujur, Juga kamu bintang yang terbang di pusat busur, Aku sebagai malam ingin pamit. Terimakasih untuk segalanya. Jaga diri kalian baik-baik.